Bab 9

679 161 18
                                    

Typo harap maklum ya 🙃.

NOTE : Jangan cuma dibaca aja ya, tolong hargain Caca yg konsisten nulis buat update tiap hari terus, bisa dong bikin Caca seneng dikit di kasih Vote ataupun Komen biar makin semangat Caca ngeupdate tiap hari.
.
.
.

Tamparan untuk diri sendiri ⬇️😔.

"Seburuk apapun kelakuan kita, jangan pernah tinggalkan sholat karena milyaran manusia yang telah meninggal ingin di hidupkan kembali hanya untuk beribadah kepada Allah"

~Mari_Berhijrah🍒.
.
.
.
.
.
.

Mobil Pak Adi Wijaya pun masuk ke sebuah rumah yang begitu besar. Adista menatap kagum, pertama kalinya dia melihat rumah bak istana kerajaan.

Pak Adi Wijaya pun turun lebih dulu dan di ikuti oleh Sakha.

"Ayo turun!" ajak Bu Sofia.

Adista pun mengangguk, mengikuti Bu Sofia. Bu Sofia membawanya ke dapur, sedangkan Sakha dia tidak tau di bawa kemana.

"Kamu duduk di sini sebentar dulu ya," ucap Bu Sofia pergi mengambil sesuatu.

Beliau pun kembali dengan membawa beberapa minuman dan cemilan.

"Silakan di minum, tidak perlu takut saya hanya ingin bertanya beberapa hal. Nama kamu siapa Nak, terus kamu udah lama bekerja jadi sekretaris Sakha?" tanya Bu Sofia.

"Ibu bisa panggil saya Adista, saya baru bekerja beberapa hari yang lalu aja Bu!" jawab Adista canggung.

"Pantes saya baru liat kamu, karna setau saya Sakha selalu gonta-ganti sekretaris jika tidak sesuai dengan keinginannya,"

Adista hanya mengangguk mengerti.

"Kamu masih kuliah?"

"Masih Bu!"

"Udah semester akhir?"

"Iya udah hampir semester akhir Bu,"

"Umur kamu berapa?"

"21 tahun Bu!"

"Wah! Berarti udah sesuai untuk menikah," ucap Bu Sofia.

Uhuk uhukk!

Adista tersedak air yang di minumnya ketika mendengar kata menikah.

"Eh! Perkataan saya ada yang salah ya?"

"Eng-gak kok Bu!" balas Adista saat batuk nya sudah reda.

"Kalo gitu, apa kamu ada niatan ingin menikah? Atau sedang mencari calon pendamping?" tanya Bu Sofia antusias.

Adista terdiam bingung ingin menjawab apa, sebenarnya dia memang ada niatan menikah tapi kenapa Bu Sofia bertanya seperti itu padanya.

"Mama kenapa nanya kaya gitu sama Adista, dia sekarang pasti kurang nyaman di tanyain kaya gitu," sahut Pak Adi Wijaya yang baru datang mengambil tempat duduk yang berhadapan dengan Bu Sofia.

"Mama kan cuma nanya, siapa tau ajakan rezeki kita dapetin Adista jadi mantu," bisik Bu Sofia pada Pak Adi Wijaya.

Tak lama Sakha pun datang dan mengambil tempat duduk berhadapan dengan Adista.

Adista melirik sekilas pada Sakha, di lihatnya wajah Sakha ada beberapa lebam seperti habis di pukul.

"Papa sama Mama tinggal sebentar, ada yang kami ingin rumuskan dulu," ucap Pak Adi Wijaya pergi meninggalkan Sakha dan Adista.

Antara 2 Imam || TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang