[13] Happy

4K 512 28
                                    

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Di atas sebuah ranjang putih terdapat sesosok gadis cantik yang tengah terlelap dengan pulas.

Entah mimpi apa yang ia selami, tak ada yang tahu--Bahkan sosok lelaki yang tengah duduk di sofa sudut kamar ini sembari memperhatikan sang gadis pun tak tahu.

Dia tidak mengantuk selipun, sudah dua jam sejak dia duduk berdiam diri dikegelapan dan memilih memperhatikan Hinata yang tengah terlelap.

Sasuke sudah memberi pelajaran bagi mereka yang berani menyentuh Hinatanya. Tak ada pengampunan, Sasuke sudah benar-benar gelap mata.

Dia dan anggota Raveelix menyerang Ateez memberi pelajaran utama pada mereka yang terlibat langsung dalam menyentuh Hinata-nya.

Tak peduli anggota Ateez lain yang tak bersalah Sasuke akan tetap memberi mereka pelajaran jika ada yang berani berusaha menghentikan nya.

Sekarang dia sudah membiarkan Sai yang mengurus sisanya. Di Raveelix Sasuke adalah ketua. Sai, Shikamaru, Gaara dan Naruto adalah anggota utama. Namun diantara mereka semua Sai memiliki posisi tertinggi kedua setelah Sasuke, itu lah mengapa Sasuke menaruh kepercayaan kuat pada Sai.

Apa-apa Sasuke akan memberikan perintahnya pada Sai. Dia mempercayai lelaki itu karena Sai memang giat. Sai mungkin pendiam namun dia adalah lelaki yang cerdas.

Sai dan Gaara lah yang sering membantu Sasuke mamasang taktik untuk melawan musuh dan terbukti selama ini Reveelix selalu menang dalam melawan musuh.

Sasuke keluar dari lamunan nya dan memilih terus mengamati Hinata dari tempatnya duduk.

Perasaan marah itu masih terasa dalam diri Sasuke. Dia juga marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Hinata.

Andai saat itu Sai tidak datang menyelamatkan Hinata. Apa yang terjadi pada gadis itu selanjutnya. Sasuke tak bisa membayangkan nya karena amarah langsung menguasai dirinya.

"Hhh"

Sasuke menatap Hinata dan mengernyit melihat gadis itu nampak gusar dalam tidurnya.

Ada apa ? Apa Hinata sedang bermimpi buruk ? Mimpi apa yang ia selami hingga membuatnya terlihat tidak tenang seperti itu.

"Hmh"

Melihat Hinata yang semakin gusar membuat Sasuke beranjak dari duduk nya dan menghampiri ranjang.

Dia mengusap dahi Hinata yang mengelurkan peluh. Ada kerutan di dahi gadis itu menandakan bahwa dia benar benar bermimpi buruk.

"Tidak! Jangan sentuh"

Raut Sasuke berubah kala mendengar racauan Hinata. Seketika lelaki itu tahu apa yang terjadi pada kekasihnya.

"Hinata ? Hei.."

Sasuke sedikit mengguncang bahu Hinata membuat gadis itu langsung tersentak dan bangun dari tidurnya.

"Tenanglah"

Limerence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang