[16] Scary

3.6K 504 53
                                    

Hinata menggigit bibir bawahnya, menatap ragu ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata menggigit bibir bawahnya, menatap ragu ke depan. Kini dia tengah berada di basecamp Raveelix. Hampir semua anggota Raveelix berada disini.

Menyaksikannya yang tengah berdiri kaku dihadapan empat murid perempuan yang menjadi dalang penguncian Hinata di gudang.

Ya, Sasuke berhasil mendapati info tentang mereka dan menangkap keempat siswa yang Hinata tahu merupakan adik kelasnya itu.

Mereka mengunci Hinata dan beralasan bahwa mereka kesal juga cemburu pada Hinata. Mereka bilang karena adanya Hinata, Sasuke menjadi tidak melirik perempuan lain hingga mereka tak memiliki kesempatan untuk dengan bungsu Uchiha itu.

"Kenapa diam Hinata ?"

Hinata melirik Naruto yang bersuara. Tentu saja dia ragu karena Sasuke memerintahkan Hinata agar memberi pelajaran pada keempat siswi yang sudah berlutut ketakutan itu.

Bahkan para anggota Raveelix lain pun bersorak meminta Hinata untuk memberi hukuman pada keempat siswi itu.

Mereka memang bersalah sudah mengunci Hinata di gudang yang minim akan pencahayaan dan begitu sempit. Namun Hinata merasa dia tidak harus melakukan ini. Bukankah itu artinya Hinata sama saja dengan mereka.

Akhirnya dengan keputusan final Hinata langsung berbalik dan menarik Sasuke keluar dari tempat itu.

"Ayo pulang"

Senyum penuh kemenangan terbit di wajah tampan Sasuke. Seperti dugaan nya, Hinata benar-benar tidak menghukum mereka walau keempat siswi itu sudah mengusiknya.

Ah gadisnya ini terlalu baik. Namun sayang Sasuke tidak sebaik Hinata, hati murninya tak tersisa untuk mereka yang berani menyakiti gadisnya.

Maka saat Hinata menariknya keluar basecamp, Sasuke sempat menoleh kebelakang dan bertemu tatap dengan Sai. Mengisyaratkan lelaki itu agar mengurus sisanya.

Sai mengangguk mengerti, lelaki yang sedari tadi hanya bungkam itu perlahan melangkah dan berdiri dihadapan keempat siswi yang berhasil membuat sahabat sekaligus ketua Raveelix marah.

"Hinata mungkin berbaik hati memaafkan kalian, tapi tidak dengan Sasuke, aku dan yang lain"

Ekspresi ketakutan nampak jelas di empat siswi itu, bahkan tiga diantaranya sudah menangis. Mewanti-wanti kemungkinan terburuk hukuman yang menimpa mereka.

Sasuke mungkin dikenal bengis, kejam dan begitu blak-blakan. Tentu semua takut pada Sasuke, namun jangan pernah lupakan seorang Sai, banyak dari mereka yang menyebut Sai merupakan tangan kanan Sasuke.

Lelaki itu begitu tenang, pendiam namun begitu mematikan. Ada beribu kelicikan di otaknya. Jangan pernah meremehkan seorang Sai yang terlihat kalem namun nyatanya penuh dengan racun.

"Nah, sekarang lukai teman kalian"

Keempat siswi itu sontak mendongak, menatap Sai penuh tanda tanya dan tetap tidak menghilangkan raut ketakutan.

Limerence ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang