"Win" Panggil Gulf masuk kekamar anaknya, setelah 3 kali ketukan pintu.
Terlihat Win yang masih dengan piama birunya dengan guling yang ia peluk erat seakan tak diizinkan untuk lepas dari pelukannya. Nafas Win yang teratur, punggung yang naik turun seiring dengan ambilan nafas.
Gulf berjalan mendekati anaknya, jam 04.00 pagi memang tugas Gulf membangunkan anak anaknya dan sesuai urutan yang paling tualah yang pertama ia bangunkan.
Pelan tapi pasti Gulf mendudukan dirinya disisi ujung tempat tidur agar tak membangunkan Win anaknya. Dengan sayang dan kasih dibelailah rambut hitam Win, mungkin hari kemarin Win sangat lelah sampai tak terganggu tidurnya saat Gulf membelai rambutnya.
3 menit berlalu, Win masih setia dengan dunia alam bawah sadarnya alhasil Gulf mengguncang tubuhnya perlahan.
"Win"
"Win"
"Win" panggilan ketiga Gulf menyadarkan Win
Ia membuka perlahan matanya dan mata yang awalanya Gulf kira kering tak merah, salah karena mata Win merah bengkak bahkan sisa air matanya masi berada disana.
Pikiran Gulf kemana mana biasanya Win tak seperti ini, ya Win menangis tapi ia menangis dipelukan Gulf bukan dibantal.
Gulf mengusap pipi Win, bekas air mata terasa ditelapak tangannya "ada masalah apa Win?" Tanya Gulf selembut mungkin
Hati Gulf sama seperti Win, hati yang bagai gelas kaca jika di jatuhkan dilantai tentunya pecah atau retak.
Win mengusap matanya dan berdiri dari tidurnya "tidak Papa" Jawab Win menutup sebisa mungkin
Gulf tak ingin memakasa diberdiri didepan anaknya dan mengecupi kening anaknya "ya sudah, Win mandi ya. Kalau ada apa apa jujur pada Papa na" ucap Gulf meninggalkan Win dan masuk ke kamar Nata membangunkannya.
Diam mungkin hal terbaik saat ini untuk Win, Ia berpikir sudah terlalu banyak ia melibatkan Papanya pada masalahnya dan sekarang "Jadilah tegas Win kau bisa melewati ini"
Win mengambil handuk dan mandi
●
Bright, Win, Pp sudah ada dikelas dengan Win yang memakai pakain serba hitam tak seperti biasa.
"Win" Panggil Bright menekan nekan punggung Win dengan ujung pulpen bagian atasnya
"Ya?" Singkatnya yang Juga bertanya kenapa
"Masih marah?" Tanya Bright tentang kejadian dua hari yang lalu
"Tidak"
Entahlah Pp merasa aura Win yang dingin keluar, dia menatap Bright tajam mengisyaratkan untuk berhenti bertanya.
Bright mengerti dia menundukan kepalanya sabar
"Hai Bright" sosok Clara yang datang tanpa salam langsung memeluk tangan kanan Bright
Dengan kasarnya Bright mendorong Jauh Clara "Ups" Kata yang keluar dari bibir Pp
Seperti tuli Clara tak mendengar ucapan Pp dia berjalan lagi kearah Bright dan
"Pagi anak anak" Guru Puifai datang dengan banyaknya kertas dimap yang ia pegang
"Clara duduk ditempatmu" Suruh Guru Puifai, Clara pun berbalik dan duduk ditempatnya kesal.
"Kita akan mulai pembelajaran ok" Guru Puifai membuka laptopnya dan mulailah pembelajaran dikelas itu.
●
"Alex" panggil seseorang yang seumuran Alex mendatanginya dengan tergesah-gesah
"Ethan?" Alex berbalik menatap temannya Ethan Maxton anak berdarah campuran Thailand Americka
"Nata huh huh" Ethan menyebut nama adik Alex dengan Nafas dengan mengambil Nafas
seketika Alex panik karena nama adiknya disebut "Nata? Kenapa Nata?" Tanya Alex memegang pundak Ethan dan menggoyang kannya
"Disiram air, oleh siapa? tidak tau namanya aku lupa" ucap Ethan
Alex pergi meninggalkan Ethan kekelas adiknya dan memmang Nata sudah berganti yang awal pakaian sekolah sekarang baju putih polos biasa.
"Katakan siapa yang melakukannya?!" Tanya Alex memeluk adiknya
"Tidak Phi" sangkal Nata
"Jujur Nata"
"Nata tadi cuma mau cium anak kelas sebelah" 'Sat!' Umpat Alex mendengar jelasan Nata
"Kenapa?" Tanya Alex melihat wajah adiknya
"Kata Papa, Daddy mencium Papa terus mereka menikah" Ucap polos Nata
"Astaga, itu nanti kalau Nata sudah besar kaya Papa dan Daddy" jelas Alex, karena Nata salah paham
"Terus sekarang bagaimana?" Nata melihat Phinya yang juga berpikir
"Sudah lupakan ya, nanti habis kelas Nata minta maaf oke" Angukan dari kepala Nata setuju
●
Gulf berada disebuah Mall dengan ke5 temannya, hari ini mereka akan membeli bahan makanan dan snack untuk mereka bawah liburan. Sebetulnya mereka bisa membeli disana tapi setelah 1 jam mereka berpikir akhirnya memutuskan beli dari sini.
2 troli sudah diisi penuh dengan snack dan 1 troli untuk bahan makanan.
"Apa yang belum?" Tanya Bass
Kalau dilihat dari catatan hp mereka memamg semua sudah dimasukan, tapi!
"Ada yang kurang" pikir Saint
Apa yang kurang?! Apa?! Apa?!
"Kostum ai sat" Gun teringat dengan kostum yang mereka pakai waktu itu (S1 chapter 8:2)
"Kita berkunjung kerumah Tuan Trai habis ini ok" saran Gun yang dianguki semua
●
"Ayah" teriak Gulf
Brak
Gulf yang langsung memeluk ayahnya sayang, melepas rindu.
Sahabat Gulf juga memeluk Tuan Trai.
Beberapa menit kemudiam terlepaslah pelukan mereka, Tuan Trai yang berkaca kaca karena liat anaknya juga sahabat sahabat anaknya bertumbuh besar bahkan ada yang sudah berkeluarga.
"Ayah kenapa menangis? Uhh cini" Gulf yang suara manjanya memeluk leher ayahnya dan mengusap rambut belakang ayahnya sayang.
"Lama sekali kalian tidak kemari hm? Ayah pikir kalin sudah lupa" Ucap Tuan Trai
"Astaga Paman tentu kami tidak lupa pada Paman. Bagaimana kami bisa lupa pada Paman?!" Ucap Saint dianguki semua
Gulf,Saint,Gun,Turbo,Mild,Bass menghabiskan waktu mereka dengan berbincang bersama Tuan Trai ditemani dengan gelas Susu dan tea.
Tak lupq juga mereka mengambil apa yang mereka lupakan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
23 : 59 [S2]
Fanfictionbaca S1nya dulu ya ini S2 ● Beberapa tahun kemudia Dirumah yang sama tapi suasana yang berbeda, kini baby twins sudah besar begitu juga dengan Win mereka semakin bertambah usia dan semakin dewasa. MewGulf juga begitu walau bertambah umur Gulf masi...