Suara gelak tawa terdengar disalah satu ruangan itu, Queen tengah tertawa dengan sahabatnya satu-satunya Angel Harper, gadis asal london itu adalah satu-satunya orang yang mau berbicara padanya saat semua orang melihatnya layaknya kotoran yang harus dihindari.
"Kau tau Queen, Aku sangat kesepian tau." Gadis itu melengkungkan bibirnya kebawah. Dia tau bagaimana rasanya tidak mempunyai teman. Dia tau bagaimana rasanya dijauhi karna orang ketakutan melihatnya yang dijaga begitu ketat. Sejak kecil dia tidak pernah bergaul dengan dunia luar, sebab ayahnya selalu mengurungnya didalam sangkar emas yang dilindungi oleh orang-orang berbadan tegap.
Dia berlajar Homeschooling sejak masih kecil. Hingga SHS pun ayahnya tidak membiarkannya keluar, dan entah malaikat dari mana ketika dia akan masuk perguruan tinggi Ayahnya memperbolehkannya keluar.
Walaupun semuanya masih terasa sama, dia jauh lebih bahagia saat ini. Bukan karna dia membenci Ayahnya, namun dia juga ingin mandiri, dia juga ingin tau rasanya berbaur dengan orang luar, dia juga ingin pergi keluar bersama sahabatnya.
Dan sekarang walaupun tidak sebebas yang dipikirkannya, dia tetap bahagia dengan keadaannya sekarang. Dia tetap dijaga ketat. Dan sialnya dia juga mendapat sahabat yang senasib dengannya.
Queen adalah sahabatnya yang pertama, dan mungkin juga akan menjadi yang terakhir.
"I'm So Sorry..Kau tau kan bagaimana Tyler, dia mengurungku disini. Padahal sudah berapa kali aku katakan kalau aku baik-baik saja. Tapi tetap saja dia sangat menyebalkan." Gerutunya mengingat perlakuan Tyler padanya. Harusnya dia sadar akan semua perilaku Kakaknya itu tidak akan pernah bisa berubah, Kakaknya itu memang keterlaluan mengurungnya layaknya buronan yang sedang dicari Dua puluh empat jam.
Angel mengangguk mengerti, dia juga dalam kondisi yang seperti itu. "Lalu kapan kau bisa pulang?."
Gadis itu berpikir sebentar lalu melirik Kakinya yang sudah baik-baik saja. "Harusnya aku sudah bisa pulang besok jika Tyler mengizinkan. tapi jika tidak aku rasa aku akan menua disini." Angel terkekeh mendengarnya. itulah kenapa dia begitu bahagia berteman dengan perempuan satu ini. dia benar-benar berbeda dengan manusia lain. jika orang lain akan menyukai waktunya habis di bar atau berbelanja maka berbeda dengan Queen yang lebih menyukai waktunya habis dengan menonton dan membaca.
Dan benar saja memang hari berikutnya Queen diperbolehkan pulang oleh Christ. jam Tujuh malam mereka sampai diMansion, Tyler langsung membopong Queen ke kamar, Gadisnya itu sudah tertidur pulas mungkin itu efek obat terakhir yang diberikan Christ padanya. setelah mengecup kening Gadis mungil itu, dia langsung melarikan dirinya ke kamar mandi, setelah itu baru dia bergabung bersama Queen diranjang, dia memeluk adiknya itu erat. berbagai kemungkinan langsung berlarian diotaknya, dia juga kembali mengingat perkataan Xander beberapa waktu lalu.
"Kau tidak boleh terlalu mengekangnya."
"Dan membiarkannya dalam bahaya? itu maksudmu Huh?!" Emosi Tyler meninggi.
"Bukan begitu maksudku Tyler, siapa yang bisa menjaga Queen dengan baik. aku yakin itu hanya kau. tapi cepat atau lambat Queen juga akan mulai mengerti kalau cintamu padanya bukanlah sekedar cinta untuk adiknya melainkan cinta dari Pria untuk wanitanya."
Tyler memijat pangkal hidungnya, semua jalan yang dia ambil pada akhirnya hasilnya akan tetap sama, Queen akan tetap menjadi milliknya, tapi saat ini semuanya begitu rumit. dia tidak ingin Queen menjadi takut padanya, tapi dia juga tidak akan membiarkan Queen bebas. itu sama saja dengan membahayakan nyawanya, selama ini bahkan dalam penjagaan yang begitu ketat musuhnya tetap saja berusaha menghancurkannya. dia tidak yakin semua akan baik-baik saja setelah dia memberikan kebebasan itu.
Lelah dengan semua pemikirannya, Tyler tidak sadar sudah jatuh ke alam mimpi. keesokan harinya ketika Ia bangun sudah tidak ada Queen lagi disampingnya, Oh dia sangat yakin kalau gadis itu sudah berkelana mengelilingi Mansion. bibirnya tersungging keatas, kali ini masalah apa lagi yang sudah dibuat kesayangannya itu.
Sedangkan gadis yang dipikirkan sedang sibuk memilih pakaian apa yang harus dipakainya untuk kuliah hari ini, dia sudah sangat merindukan kampusnya. juga Dosen killer disana, Oh god rasanya seperti baru pertama kali Ia akan kesana, Angel sudah menelponnya berulang kali untuk memastikan apakah dia akan masuk kampus atau tidak.
"Hari ini pasti akan sangat menyenangkan." Gumannya antusias, lalu kaki jenjangnya perlahan menuruni tangga, langsung saja dia duduk cantik memakan sarapannya, dia bahkan melupakan Pria tampan yang sedari tadi menatapnya. saat dia menoleh sedikit dia berjungkit kaget melihat Tyler yang berdiri dengan tangan didalam kantung celananya.
"OH GOD!!!" Pekiknya, dia bahkan menjatuhkan sendok yang dipegangnya. "Kakak! mengagetkan saja." Tyler duduk tanpa menjawab. dia kembali menatap Queen.
"Kau rapi sekali?" Tanyanya dengan suara rendah. jangan bilang gadis itu akan berangkat kuliah saat ini.
"Aku akan kuliah Kak." Jawab Queen santai sembari menyuap makanannya kembali kemulut tanpa melihat orang yang berbicara dengannya.
"Kau bilang apa Queen?!!"
"Aku bilang aku akan kuliah Kak, aku sudah bisa kuliah hari ini. kakiku sudah baik-baik saja, Lihat!" Tunjuknya pada kakinyaa sambil menggerak-gerakkannya didepan Tyler dengan lincah.
"Kau tidak bisa pergi kemana-mana hari ini." Titahnya
Bibir mungil itu mengerucut kesal. Entah apa lagi sekarang alasannya, kalau seperti ini sama saja dia tetap akan bosan. Ingin melawan tapi aura yang dikeluarkan kakaknya itu sungguh menakutkan. akhirnya Ia hanya bisa diam saja, jika biasanya dia akan membantah, maka kali ini dia hanya nyalinya tidak sebesar itu. tatapan dingin itu belum pernah dikeluarkan oleh Tyler sebelumnya.
"Kau akan bersamaku hari ini." Lanjut Tyler. itu pernyataan mutak yang sepertinya tidak boleh dibantah.
Lima belas kemudian mereka berdua sudah berada didalam mobil menuju kantor, dia harus menghadiri rapat penting yang tidak bisa digantikan. "Bagaimana dengan berkas-berkasnya?" Pertanyaan itu ditujukan pada Zack yang berada didepan lebih tepatnya disamping supir.
"Semuanya sudah siap Sir..para dewan juga sudah berada diruang rapat." Tyler mengangguk, Lalu beralih menatap Queen yang tidak hanya diam saja, mungkin Gadis itu tengah merajuk dan mungkin itu dibutuhkan juga. Tyler terkekeh geli dalam hati. gadisnya ini sangat menggemaskan.
"Kau pergilah keruang rapat terlebih dahulu. aku akan menyusul setelah mengantar Queen."
"Baik sir."
setelah sampai diruangannya Queen langsung duduk di sofa lalu memainkan ponselnya, dia bahkan tidak menatap Tyler yang menatapnya sejak tadi, Menghela nafas dia mendekati sang gadis lalu berjongkok dihadapan hingga Ia bisa melihat wajah cantik itu sepenuhnya.
"Kau marah?." Tanyanya. namun Queen tetap tidak bergeming dia masih memusatkan atensinya pada ponselnya. pertanyaan macam itu? Tentu saja dia marah!
Namun sudahlah dia tidak bisa lama-lama marah Pria tampan didepannya ini. dia lalu menggeleng, membuat alis Tyler terangkat. tidak marah katanya namun tidak mau bicara, seperti bukan Queen jika seperti itu.
"Benar tidak marah?."
"Hmm."
"Kalau begitu cium aku."
Queen menurut dia sedikit menunduk lalu mencium kakaknya itu di pipinya. Namun Tyler menggeleng, "Bukan itu sayang." Tanpa menjelaskan panjang lebar dia langsung menarik tengkuk sang Adik lalu menempelkan bibirnya ke bibir mungil itu, Queen mengangkat kedua tangannya terkejut, tidak mengira dengan serangan itu.
Tyler memasukkan lidahnya dan langsung membelit lidah kenyal yang begitu manis itu, libidonya mendadak naik, jika dia tidak rapat dia tidak akan melepaskan Queen. setelah mencium Queen selama beberapa menit Ia menghentikan aktivitas itu, lalu mengelus pelan Wajah mulus itu. "Aku akan pergi sebentar, tinggallah disini sebentar. jika butuh sesuatu langsung telpon aku. kau mengerti?." Queen hanya bisa mengangguk ditengah keterkejutannya.
Bahkan ketika pintu sudah ditutup kembali, dia masih belum sadar sepenuhnya, Oh god. jantungnya berdetak kencang, dan ini bukan pertama kalinya setelah Tyler Kakaknya gemar menciumnya.
_____
9 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
RomanceTyler Morgan,pria tampan yang memiliki sejuta pesona dengan kekayaan melimpah didalam Hidupnya.Wajah yang bak Dewa Yunani membuat para wanita bertekuk lutut dihadapannya. tapi sayang nya dia sama sekali tidak tertarik dengan semua wanita itu, tidak...