16. Hate But Want.

10.5K 318 25
                                    

Tyler menatap tajam Queen yang sedang mencoba kembali melemparkan barang-barang kepadanya, barusan wanita itu baru saja melemparkan botol shampo yang yang berbentuk kaca hingga mengenai keningnya, darah masih mengalir di wajahnya ketika Queen ingin lagi melempar sesuatu, tapi wanita itu melihat darah diwajah Kakaknya dan membuatnya semakin histeris.

"Pergi! Kubilang pergi!" Teriaknya dengan air mata yang berderai.

"Hentikan Queen! Apa yang terjadi padamu?" Tyler bertanya berpura-pura tidak mengetahui apapun.

Namun Queen masih saja menangis membuat Tyler geram."God Damnit! Ada apa denganmu?!"

Queen menatap kakaknya itu penuh permusuhan, kebencian yang kental tiba-tiba menggerogoti otaknya, dia menyalahkan Kakaknya itu atas apa yang menimpanya.

"Kau penyebab ini semua!"

Tyler tertawa geram, rahangnya mengeras, Queen berhasil memancing emosi sekaligus gairah yang sudah coba ia tahan."Aku bertanya padamu sekali lagi, ada apa denganmu sialan?!"

"Angel, Sahabatku dia tiada karna kau, itu semua karna keegoisanmu!"

Shit.

Tyler berjalan ke samping Queen, Lalu menarik gadis itu hingga menubruk dadanya, ia mengelus lembut pundak wanita dalam dekapannya itu. Ia menghela napas, ini tidak sesuai dengan yang diharapkannya, ia jadi sedikit menyesal menyingkirkan wanita itu.

Harusnya ia buat saja wanita seolah-olah pergi meninggalkan Queen, Hingga Queen sendiri yang akan membenci si Angel itu.

Queen masih menangis dengan mata memerah, ia begitu takut, sangat ketakutan. Dia merasa bahwa mulai sekarang hidupnya akan dihantui oleh rasa bersalah dan benci."Aku mau gila." Gumannya, semakin menekan wajahnya masuk kedekapan Tyler.

"Sssh, Semua akan baik-baik saja." Tyler mengeratkan pelukannya.

"Siapa?" Queen memberanikan diri memandang Tyler dengan sorot mata yang begitu terluka, sebegitu sayangnya dia pada Angel? Tyler membatin.

"Hm?"

"Siapa yang sudah membunuh Angel?" Suaranya penuh permohonan.

Tyler menggeleng kecil, Queen tak kuat lagi untuk berteriak, Tubuhnya sudah melemah."Please.." Lirihnya, lagi-lagi ia meminta pertolongan.

Queen terpejam, menangis sesegukan frustasi saat Tyler akhirnya mengangkatnya menuju ranjang dan meletakkan lembut.

Satu tangannya beralih mengambil suntikan didalam laci lalu menyuntikkan tepat dileher Queen, membuatnya meringis sakit lalu menatap Tyler benci.

"A-apa yang kau lakukan?" Matanya sudah mulai memberat, ia melihat tangan Tyler terjulur menghapus sisa-sisa air mata yang menempel diwajahnya.

"Kau terlalu banyak menangis sayang." Setelah mendengar perkataan itu, matanya menutup sempurna. Sayup-sayup ia mendengar geraman Tyler yang memaki tidak jelas sebelum kesadarannya akhirnya juga hilang.

Dan saat ia membuka matanya menelusuri dimana ia berada, ia sudah berada dikamar Tyler. Ia akan bangkit dari sana saat sesuatu yang melingkar ditangannya menahannya.

Matanya memanas saat melihat kedua tangan dan kakinya terikat hingga ia terlentang, pikirannya kembali kalut kala mengingat nama Angel terlintas dikepalanya."Lepaskan aku." Teriaknya dengan suara keras, tapi ternyata hanya ia sendiri yang bisa mendengarnya.

"Kakak apa yang kau lakukan padaku, lepaskan aku..lepaskan aku komohon."

Dan sudah bermenit-menit kemudian ia kembali menangisi nasibnya karna sudah diperlakukan bagai hewan oleh kakaknya sendiri. Pintu kamar itu akhirnya terbuka, namun bukan Tyler yang datang Joey pelayan yang sering mengurusnya. Wanita itu menatap Nonanya dengan iba, tapi ia sendiri tidak bisa berbuat apapun.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang