14. Tell her the past.

8.9K 324 9
                                    

Untuk beberapa saat Queen hanya terdiam menatap kosong kearah luar. Semalam ia bertanya pada Tyler kapan dia bisa melanjutkan kuliah lagi dan Kakaknya itu menjawab kalau mulai besok ia bisa kembali ke kampus.

Yang berarti dia bisa keluar lagi mulai sekarang, tapi bukannya bahagia dia merasa sedikit tidak enak hati entah karena apa.

Dia mencoba mengenyahkan pikiran itu, dia seperti anak baru yang baru masuk kuliah saja. Menghela nafas panjang dia turun dari ranjang dan mulai bersiap. Dia tidak sabar menemui Angel, sudah hampir sebulan ia tidak mendengar kabar sahabatnya itu.

Saat dia turun, Tyler sudah rapi dan sedang meminum kopinya saat menyadari dirinya datang."Ayo baby duduklah."

Queen memandang aneh Kakaknya, pertama kalinya pria itu mengeluarkan ekspresi saat sedang berbicara. Biasanya dia tidak mempedulikan orang lain saat ia bicara. Itu sebabnya kali ini Queen bingung dengan sikap lembut kakaknya.

"Ada apa dengan wajah itu Queen? Mengapa ekspresimu seperti itu."

Queen menggeleng."Tidak apa Kak, aku hanya bingung kau bersikap begitu lembut. apa kau berhasil memenangkan tender besar."

Tyler tergelak mendengarnya, begitu saja dia sudah sangat bahagia karna kepolosan yang dimiliki gadis kecilnya ini. Apakah selama ini dia tidak sadar kalau selama ini ia memang bersikap lembut apalagi terhadap dirinya. Dia akan menjadi malaikat pelindung sekaligus iblis pemusnah kalau itu mengenai Queen.

"Jadi Kakak benar memenangkan tender besar ya?" Queen kembali menggumankan argumennya. Tyler berdehem lalu menatap Queen dengan penuh cinta, jika dia egois dia ingin sekali mengurung Queen untuk dirinya sendiri. Tidak membiarkan orang lain melihatnya selain dirinya, Tapi itu hal yang mustahil melihat tingkat kekeras kepalaan Queen sudah mencapai akut.

"Aku tidak bisa mengantarmu hari ini Queen, Kendrick yang akan mengantarmu kali ini." Lagi-lagi Queen memandang kakaknya aneh, ia ingin bilang kalau biasanya juga Kendricklah yang mengantarnya.

"Ingat perkataanku Queen, kau tidak bisa pergi kemana-mana setelah mata kuliahmu selesai, langsung pulang, kau mengerti?"

Queen mengangguk lesu dan itu berhasil memancing amrah Tyler."Kau punya mulut untuk menjawab Queen."

Dengan sedikit kesal Queen menjawab dengan ogah-ogahan."Aku mengerti." Ucapnya tajam melotot lucu pada sang Kakak. Tyler menahan bibirnya agar tidak berkedut menahan tawanya.

Saat turun dari mobil Queen seperti merasa deja vu, ini seperti perasaan pertama kali ia menginjakkan kaki disini, Semua orang memperhatikannya dan berbisik-bisik, ada yang menatap kasihan ada yang menatap prihatin ada juga yang menatapnya sinis secara terang-terangan dan kagum secara bersamaan.

Dia yang belum mengerti situasinya pun hany bisa menghela napas panjang lalu masuk kekelasnya. kelas pertamanya mulai lima menit lagi, di kelas pertama ini dia tidak akan berjumpa dengan Angel, jadi dia begitu kesepian saat memasuki kelasnya.

Lagi-lagi tatapan itu mengarah kepadanya, semua orang memandangnya dengan pandangan berbeda, dia bahkan bisa mendengar bisik-bisik mengenai dirinya.

"Ya tuhan, dia ternyata masih memiliki muka yah."

"Aku ingin sekali mencakar wajah sok polosnya itu."

"Dasar jalang, ia pikir dia siapa, hanya karna adik dari pemilik yayasan dia jadi berubah rendahan."

"Apa dia tidak merasa bersalah sama sekali?"

"Aku tidak mau berteman dengan pembawa sial."

"Astagah semoga Angel tenang disana."

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang