15. The truth.

8K 272 15
                                    

Saat Tyler masuk kedalam kamar hal yang pertama ia lihat adalah wajah damai gadis nya yang sedang menyelami mimpi. Tyler berjalan mendekat setelah membuka jas dan sepatunya, ia bahkan belum kemana pun dan langsung ke kamar wanita yang ia cintai ini.

Senyum lembut terlukis di bibirnya saat melihat bekas air mata diwajah wanita pujaannya itu."Aku akan menyingkirkan siapapun yang hendak mengambil perhatianmu dariku Queen."

Dia ingin mengatakan kalau ia sangat benci melihat Queen menangis, Tapi ia juga benci melihat Queen mengabaikannya atau bahkan membantahnya karena orang lain. Itu membuat hatinya sakit, Queen hanya miliknya, yang berarti seluruh perhatian dan kasih sayang Queen semuanya harus diberikan padanya. Sudah cukup ia memberi kelonggaran selama ini. 

Dia mengangkat tangannya mengusap dengan lembut wajah bagai porselen itu, dia memberikan kecupan-kecupan disetiap bagian wajah Queen tanpa terkecuali bibirnya.

Setelah itu dia mengangkat Queen lalu mendudukkan gadisnya itu hingga bersandar pada kepala ranjang tanpa takut pemilik tubuh itu terbangun. Lalu membuka satu-persatu kancing baju sang putri tidur, tanpa terkecuali hingga menyisakan bra berwarna biru dan senada dengan celana dalamnya. 

Setelah itu dia turun lalu berjalan menuju walk in closet mengambil piyama tidur gadis kecilnya. walau sebenarnya matanya sudah menggelap saat melihat keindahan tubuh Queen, tapi itu bukanlah pria yang akan memaafkan kesempatan, Tapi mungkin suatu saat ia akan melakukan cara itu jika diperlukan.

Setelah siap memakaikan piyama tidur untuk Queen dia bergabung bersama gadis itu yang masih dalam keadaan duduk dengan nafas teratur, Tyler mengambil alih tubuh mungil itu lalu mendekapnya dengan erat seolah memberi kehangatan."Kau taukan sayang, aku melakukan itu semua untukmu." Dia mengusap rambut hitam Queen lalu mengecupnya berkali-kali.

Pria itu memang sudah gila, apapun yang ia lakukan ia menganggap semua itu demi kebaikan Queen tanpa tau kalau orang itu sama sekali tidak baik-baik saja.

"Aku sangat kesal saat kau mengabaikanku waktu itu dan berani membantahku. Wanita itu juga, aku sudah memperingatkannya agar tidak terlalu dekat padamu tapi ia mengabaikan ucapanku dan tetap mengambil perhatianmu." Tyler tersenyum kecil mengingat semuanya.

Saat itu Tyler terpaksa harus turun tangan untuk menemui sahabat gadisnya yang sama keras kepalanya dengan ratunya itu, Jika itu Queen dia akan melakukan apa saja. bahkan mengalah pun ia lakukan, tapi karna itu orang lain ia tidak menolerirnya.

Baginya itu sama saja seperti kejahatan yang belum dimaafkan."Maaf Tuan anda menunggu lama." Ucap gadis yang baru saja datang sambil membawa buku di tangannya. Tyler hanya mengangguk lalu menyuruh gadis itu duduk lewat matanya.

"Bagaimana keadaan Queen?"

"Baik." Jawabnya singkat padat dan jelas, Angel mengangguk.

"Langsung saja, aku tidak suka basa-basi. Aku hanya ingin mengatakan kalau kau harus menjauhi Queen, aku ingin mulai besok kau menjauh darinya, jangan berteman lagi dengannya."

Angel menatap sedih sekaligus marah pada Tyler yang sudah mengatakan hal itu. Dia sudah menganggap Queen sebagai adiknya, tapi pria itu bahkan tidak mengerti keinginan adiknya sendiri. Queen sama sepertinya yang selalu dikurung dan diperlukan bagai burung di dalam sangkar. Itu membuatnya frustasi. Itu sebabnya saat dia berteman dengan Queen ia seperti mendapat teman, Sahabat serta adiknya kembali.

"Kenapa kau mengatakan itu Tuan, aku dan Queen adalah sahabat, dan aku juga menganggapnya adikku." Tyler tersenyum sinis, kenapa semua orang suka sekali menganggap gadisnya itu seperti adik mereka. Mulai dari Xander lalu para teman kerja samanya yang melihat foto Queen di mejanya dan sekarang gadis di depannya ini juga seperti itu.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang