25

2.1K 464 96
                                    

"Tunggu dulu!"

Sofia mendorong Mingyu. Dengan gerakan lucu Sofia merosot lagi ke karpet tapi tangannya justru menarik pinggang t-shirt Mingyu dan membawa pemuda itu turun bersamanya.

Mengaduh bersamaan. Menghela napas bingung. Berdesakan antara sofa dan meja. Mingyu tertawa pelan dan bingung. Dia menyangga kepala dengan satu tangan dengan posisi tubuh miring menghadap ke Sofia yang terlentang dan menekuk dua kakinya rapat.

"Huum...menyukai...itu tahapan awal. Ada dua kemungkinan untuk tahapan selanjutnya. Menjadi cinta atau berhenti begitu saja."

Sofia menatap Mingyu yang mengangguk-angguk. Pemuda itu terlihat kesulitan bergerak karena ruang sempit antara meja dan sofa membuat mereka tidak bisa bergerak leluasa. Ditambah dengan situasi canggung yang kembali muncul sesaat setelah sebuah teori keluar dari mulut Sofia.

"Dua orang tidak melakukan ciuman hanya karena mereka saling menyukai."

"Saling...?" Mingyu menatap Sofia dan gadis itu tertegun seperti baru saja menyadari ada sesuatu yang salah dari kalimatnya.

"Maksudku...kau tidak bisa menciumku begitu saja hanya karena kau menyukai aku."

"Oh! Begitu?"

"Huum." Sofia mengangguk angguk.

"Tapi bagaimana kalau kau ternyata menyukainya. Maksudku ciuman itu."

"Heiih. Seperti kau tahu perasaanku saja."

Sofia membuang pandangannya untuk menghindari tatapan Mingyu.

"Eh?"

Sofia menoleh ketika Mingyu yang sudah menumpuk bantal sofa untuk alas kepalanya, merentangkan tangan kanannya untuk menjadi alas kepalanya. Mereka berdua menatap langit-langit yang terlihat tinggi. Berdiam diri dan hanya mengedipkan mata sebagai aktivitas. Menghela napas pelan dan menggerakkan kaki sama pelan.

 Menghela napas pelan dan menggerakkan kaki sama pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau takutkan Sofia?"

"Huum...banyak."

"Banyak?"

"Huum."

"Kau harus mengatakannya padaku agar aku mengerti bukan?"

"Perbedaan. Negara. Kebiasaan. Sifat kita sangat bertolak belakang. Dan...status. Mengelak seperti apapun, itu ada di depan mata dan akan terlihat dan aku sadari. Aku tidak bisa mengabaikan penilaian orang banyak."

"Kau memikirkannya dari sudut pandang yang sangat berat."

"Huum...mau tidak mau. Karena kau dan kehidupanmu akan bermuara pada pemberitaan media massa yang besar. Kalau aku masuk ke dalamnya, maka aku akan menjadi bagian dari semua itu. Aku bukan tidak sanggup menghadapinya. Aku yakin aku cukup kuat."

"Lalu apa yang mengganggumu?"

"Melihatmu kesulitan karena aku, itu akan menjadi neraka untukku."

"Tidak kalau kau menyukaiku."

Hellevator : Terjerat Pesona Sang Pewaris Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang