43

1.8K 415 41
                                    

"Baiklah. Cukup. Dia gila."

Mingyu menyugar rambutnya dan berdiri terpaku menatap bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di pangkuan Sofia.

"Dia mendorong perawat yang membujuknya untuk menyusui anaknya. Dan dia menolak."

Gin mendesah kesal. Nyonya Nara terlihat termenung. Keadaan menjadi muram ketika mereka terpaksa memberikan susu formula untuk anak Jane karena Jane menolak menyusui bayi itu. Wanita itu bahkan marah-marah dan mengamuk.

"Tidak mungkin membawa bayi itu ke rumah."

Terdengar suara Gin ragu.

"Bawa saja. Ayahnya harus melihatnya."

Nyonya Nara berkata pelan dan lembut. Mingyu kembali menyugar rambutnya.

"Aku tidak percaya memiliki adik di usia sekarang. Ini menggelikan sekali."

"Aku akan membantu merawatnya, Bu. Tidak apa-apa kalau aku harus mengambil cuti tahunan. Tapi...bisakah?"

"Terimakasih Sofia. Tetaplah bekerja. Datanglah ketika kau ada waktu luang. Sekolah lebih membutuhkanmu. Aku akan mencari baby sitter."

Sofia mengangguk. Dia menggenggam tangan bayi yang bahkan belum diberi nama itu. Semua mendongak ketika nyonya Nara beranjak diikuti oleh Gin.

"Aku akan mengurus semuanya. Sofia, Mingyu tunggulah sebentar lagi."

Sofia mengangguk dan menatap Mingyu yang bahkan terlihat begitu ketakutan kalau harus memegang bayi di pangkuan Sofia.

Sofia mengangguk dan menatap Mingyu yang bahkan terlihat begitu ketakutan kalau harus memegang bayi di pangkuan Sofia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau mau memberinya nama?"

"Dia punya orangtua, Sofia."

"Kim Mingyu. Dengarkan aku. Kemari. Duduklah."

"Jane saja tidak mau menyusuinya. Bagaimana mungkin dia mau memberi nama pada bayi ini."

Mingyu duduk di samping Sofia dan menatap bayi mungil yang memejamkan mata itu.

"Lihat dia. Apa salahnya? Kita para dewasa yang harus memilah situasi ini. Anak ini tidak memiliki salah apapun hanya karena dia terlahir dari wanita itu."

Mingyu terlihat termenung dan menatap lekat bayi di pangkuan Sofia.

"Dia adikmu kau mau atau tidak. Darahnya sama dengan darahmu. Mau atau tidak dia akan memanggilmu oppa suatu hari nanti."

Mingyu masih termenung membuat Sofia mencebik.

"Kim Mingyu! Yaaa!"

Mingyu menutup mulut Sofia dengan telapak tangannya.

"Jangan mengumpat. Dia akan menirumu nanti."

Sofia terpaku dan menatap Mingyu tak percaya. Namun senyum segera terbit dari bibir Sofia karena dia tahu, dalam diamnya Mingyu mulai menerima kehadiran si kecil yang pulas itu.

Hellevator : Terjerat Pesona Sang Pewaris Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang