Hai hai! Author lagi terinspirasi sama 50 Shades of Grey nih. Tapi tenang aja, disini ga ada yang aneh-aneh kok, bisa dijamin deh! Minta vote-nya juga ya kalo pada tertarik, mudah-mudahan pada suka. Kalau suka nanti dilanjut. Thanks :3
Aku menatap Ibu yang melambai dari depan pagar. Aku menempelkan tangan kananku ke jendela dan juga melambai. Mom bilang padaku, aku tidak usah khawatir. Paman Harris, adiknya akan menjaganya.
Ah ya, namaku Justin Bieber. Aku sedang dalam perjalan dari Kanada, kampung halamanku, ke New York untuk bekerja. Pekerjaan apakah yang membuatku ingin pindah dan meninggalkan Ibu untuk sementara? Pekerjaan yang pastinya akan merubah masa depanku, kuharap. Bukannya semua orang yang bekerja berharap seperti itu?
"Apa yang terjadi dengan pelayan sebelumnya?" tanyaku.
"Maaf Tuan, saya kurang tau," jawab supir itu dengan sopan. Aku mengangguk dan bersender lagi ke kursi mobil Mercedes yang empuk itu.
Sebentar lagi, aku akan naik pesawat untuk pertama kalinya, dan pergi keluar negeri untuk pertama kalinya. Aku iseng-iseng melamar pekerjaan di Anderson's Company dan ternyata aku diterima. Kurasa, gelar sarjana di Victorian University yang membuatku diterima. Tapi... ternyata, aku tidak bekerja dikantornya, melainkan bekerja untuk menjadi pelayan pribadi anak gadis satu-satunya Tuan Anderson, sang pemilik perusahaan besar yang bernama, Violet Carol Anderson.
Aku suka membaca majalah bisnis dan wajahnya tidak asing bagiku. Dia terlihat sangat cantik dikamera dan aku yakin, aslinya juga lebih cantik daripada di foto. Aku excited bertemu dengannya, ya tentu. Aku juga excited untuk mengetahui bagaimana rumah keluarga Anderson yang merupakan salah satu perusahaan tersukses di akhir tahun 2014. Perusahaan ini bergerak dibidang kemanusiaan dan anak-anak, tepatnya mereka membangun sekolah gratis. Bertarung dengan perusahaan-perusahaan serakah lainnya dan memenangkan tanah kosong untuk dibuat sekolah gratis. Pekerjaan yang snagat mulia.
Tanpa sadar, aku menghela nafas lagi, gugup. Gugup naik pesawat, gugup pergi keluar negeri, gugup bertemu Tuan Anderson dan anaknya, gugup tentang kehidupan baruku. Well, mereka bilang, saat pertama selalu spesial, bukan?
"Kau yakin tidak apa-apa aku berpakaian seperti ini?" tanyaku sambil menatap diriku dari dada kebawah.
"Apa yang salah dengan itu, Tuan Bieber? Mari," seorang pelayan wanita yang berumur sekitar 50 tahun-an bernama Martha itu tersenyum manis dan menunjukkan jalannya ke arahku.
Aku berbalik, menatap halaman depan Anderson yang luar biasa luasnya. Puluhan kali luas rumahku. Disekelilingnya banyak terdapat pohon-pohon, semak-semak, dan bunga yang siap tumbuh lagi sebentar lagi. Ah ya, inilah diriku. Terjebak dengan sepatu kets, jaket kaus dan kaus biasa dipadukan dengan jeans abu-abu biasa didepan kediaman Anderson. Kediaman ini luar biasa indah meski langit mulai menjadi jingga dan mulai gelap.
"Justin?" Martha memanggil.
"Ah ya," aku berjalan cepat mengikutinya.
"Selamat datang," Martha tersenyum manis lagi.
Aku menatap ruang tamu Anderson yang luar biasa indah. Warna putih dan cokelat muda mendominasi rumah bergaya antik ini. Tangganya terbuat dari kayu terpoles dan terukir sempurna, meliuk-liuk menuju lantai 2 rumah itu. Di dindingnya banyak foto-foto yang dibingkai dengan figura kayu mahal dan ada meja-meja yang terkesan antik, tapi sangat indah.
"Wow," kata itu meluncur dari mulutku tanpa sengaja. "Maaf, tapi ini indah," kataku jujur.
"Aku tidak bisa melawanmu, kau benar. Rumah ini penuh dengan seni fantastis. Warnanya terpadu dengan baik, furnitur-nya, taplaknya, catnya, lukisannya. Indah bukan?" Martha menghela nafas sambil menatap salah satu lukisan yang menggambarkan Tuan Anderson dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Butler : Lady Violet
Fiksi PenggemarJustin Drew Bieber memutuskan untuk melanjutkan hidup setelah kematian adik kembarnya. Dia melamar pekerjaan Di Anderson's Company, sebuah perusahaan besar di New York City yang membangun sekolah gratis di daerah yang membutuhkan. Namun, bukannya be...