Selamat datang di episode terakhiiirrr <3
~~~~~
Aku memegang kontraknya dan menghela nafas. Sesuai perjanjian, aku datang sendiri ke tempat yang sudha dijanjikan meski dalam radius aman, ada bodyguard yang sudah bersiap membantuku. Dalam kehidupan perusahaan besar ini, terkadang polisi tidak dibutuhkan.
Violet... dia begitu menyukai perusahaan ini. Perusahaan ini seperti hidup matinya dan dia setengah mati belajar, mengesampingkan semua hal, terutama demi sekolah ini dan sekarang, aku akan menghancurkan usahanya.
Pintu gerbang terbuka dan aku mencium bau tembaga karatan dan melihat Violet dipegangi oleh dua orang bermuka jahat. Tidak hanya itu, mereka berjumlah banyak, lebih dari 10 orang.
"Violet!" panggilku.
"Justin," Violet tersenyum melihatku.
Aku bisa melihat darah di kedua sisi bibirnya. Apa yang mereka lakukan ke Violet semalam? Jaket Violet sudah terbuka, bahkan robek dibeberapa tempat dan aku bisa melihat darah juga di kaus putihnya. Ikatan rambutnya sudah berantakan dan wajahnya terlihat lelah sekali.
"Jangan serahkan kontrak itu!" kata Violet.
"Plak!" seorang yang bermuka jauh lebih jahat, berkepala botak menampar Violet. "Diam, Nona Kecil!" katanya lalu menatapku jahat. "Serahkan kontrak itu dan gadismu tidak akan kami sakiti lagi," katanya.
"Kita bermain bersih, setuju?" tanyaku.
"Aku hanya butuh kontraknya. Aku tidak membunuh jika tidak dibutuhkan, Tuan," katanya tenang.
"Berikan Violet. Aku tidak akan bisa lari juga," kataku lalu mendengar suara pintu yang merapat tapi tidak tertutup. "Kalian bisa menembakku sampai mati sebelum aku keluar," kataku.
"Lepaskan dia, menyusahkan," kata orang itu lalu Violet didorong sampai jatuh.
"Kau tidak tau cara memperlakukan wanita, dasar orang gi,"
"Violet, cepat kesini," aku memintanya lalu dia berjalan terseok-seok kearahku. Aku memeluknya erat. "Kancingkan jaketmu, ini dingin," kataku lalu Violet bersembunyi dibelakangku.
"Kau benar-benar akan menyerahkan kontraknya? Aku tidak akan bicara denganmu selama sebulan," Violet merajuk, tidak kusangka dia merajuk disaat seperti ini.
"Tidakkah kau takut dibunuh??" aku mendelik kesal. Dia membuang pandangannya dan aku geleng-geleng kepala.
"Tidakkah dia merepotkanmu?" tanya orang itu sambil menyambut kontrak yang kuserahkan.
"Cepat ambil ini dan kami akan pergi," kataku lalu berjalan kearahnya dan dia mengambil kontraknya lalu memeriksanya. "Itu asli, aku tidak main-main," kataku teguh.
"Kalian boleh pergi," dia tersenyum puas lalu aku menggandeng Violet dan berjalan dengan cepat.
"Kalian Brengsek! Lihat saja nanti apa yang,"
"Violet!" aku menutup mulutnya. "Diam dan tonton saja," kataku.
"Apa maksudmu?" bisiknya sambil berusaha mengimbangi langkahku.
"Aku orang strategi, Nona," kataku lalu mendorong Violet dan melindunginya. Aku memeluknya erat dan terdengar suara tembakan yang menyakitkan telinga.
"AAAAHHH!!!" Violet berteriak kencang dan memelukku erat. "Kita akan mati!!" teriaknya.
Beberapa detik kemudian, tidak terdengar suara lagi. Hanya suara mengaduh dari sekumpulan orang-orang jahat itu. Para Bodyguard keluar dan mengecek keadaan kami.
"Jangan sentuh aku! Lepaskan!" Violet menepis tangan bodyguard yang berusaha memeganginya. "Kau BODOH!" Violet menamparku dan aku memegang pipiku.
"Ada apa denganmu?" aku berjalan mundur.
"Bagaimana kalau kau tertembak??" teriaknya kesal sambil memukul lenganku kencang.
"Terimakasih sudah cukup, Nona! Aku menyelamatkan hidupmu! Berhenti memukulku!" aku menangkap tangannya. "Itu sakit," kataku.
"Bagaimana kalau aku kehilanganmu? Apa alasanmu??" tanya Violet lalu aku terdiam.
"Itu pertanyaan sulit, bukan?" tanyaku lalu tersenyum nakal. "Kau tidur denganku, bangun denganku, makan denganku, bahkan dikantor denganku. Apa yang bisa kau lakukan denganku?" tanyaku
"Diam kau! Aku mau pulang!" kata Violet kesal.
"Nona Anderson, aku merindukanmu," aku menggodanya dan bodyguardnya menahan tawa melihat aku menggoda Violet.
"Diam!" teriak Violet.
"Apa kau marah?" tanyaku lucu.
"Diam!" kata Violet.
"Ayolah... kukira kau akan memberikanku ciuman terimakasih," kataku.
"Aku tidak akan menciummu! Aku benci kau!" teriak Violet kesal.
"Itu dari dalam hati?" tanyaku masih menggoda.
"Dari nuraniku!" kata Violet.
"Nona, tali sepatumu terbuka," kataku memperingatkan.
"Aku tidak peduli!" kata Violet lalu aku menggendongnya. "Turunkan aku!" katanya kesal.
Aku mengecup bibirnya lalu dia diam. "Apa kau akan diam sekarang dan menurutiku, Nona?" bisikku lembut. "Aku tidak bermaksud menggodamu, aku hanya senang kau tidak apa-apa," kataku lembut.
"Aku khawatir dan kau menggodaku, itu tidak adil," kata Violet.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku, Violet," kataku lalu menurunkannya.
Dia mengangguk. "Terimakasih sudah menyelamatkanku," kata Violet pelan.
"Ya, sama sama. Sekarang kita ke rumah sakit," kataku lalu menggandengnya.
"Apa itu harus? Aku tidak mau," kata Violet pelan.
"Kenapa?" tanyaku.
"Aku tidak suka rumah sakit," kata Violet.
"Bertahanlan untuk sekarang, kita harus biarkan dokter mengecek badanmu," kataku.
"Bagaimana kalau aku tidak mau?" tanya Violet menggoda.
"Kau bahkan cantik dengan darah dimana-dimana, Nona. Mari kita hentikan permbicaraan negatif ini. Kalau kau pergi kerumah sakit, aku akan bercinta denganmu sampai kau puas. Apa itu cukup?" tanyaku pelan.
"Ya, itu cukup. Kalau kau terus melakukannya, aku akan suka rumah sakit," kata Violet. Aku tertawa lalu dia menggandengku manja. "Kau menjadikan seks sebagai senjata lagi, Justin," kata Violet.
"Tapi itu selalu berhasil, mengapa mengambil resiko mencoba hal yang tidak berhasil?" aku menatapnya dan dia tertawa geli.
"Aku benar-benar menyukaimu," katanya malu.
"Aku mencintaimu," bisikku lembut dan kami masuk kedalam mobil lalu bergerak perlahan ke rumah sakit.
~~~~~
Nah this is the end. Jadi gimana pendapat temen-temen? Pada suka gak? Sebenernya aku ada seri keduanya. Judulnya The Butler : Fight The Fear. Itu kelanjutan dari Bieber sama Anderson yang udah married. Tapi gimana yaa haha banyak adegan seksualnya. Tapi kalo kalian gak keberatan baca, bisa komen yaa? Aku terima request juga kok! Buat sekarang lagi garap cerita tentang Cameron Dallas juga (yang belum tau search yaa, dia ganteng parah!). Jadi aku minta komennya yaaa supaya aku bisa memperbaiki kualitas ceritaku juga... Love you guys! Ada juga cerita yang lainnya loh. Tokohnya juga Justin :3 Dicek yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Butler : Lady Violet
FanfictionJustin Drew Bieber memutuskan untuk melanjutkan hidup setelah kematian adik kembarnya. Dia melamar pekerjaan Di Anderson's Company, sebuah perusahaan besar di New York City yang membangun sekolah gratis di daerah yang membutuhkan. Namun, bukannya be...