Part 10

1.5K 57 0
                                    

Okay, this is gonna be the last fr a while. Will upload the rest soon!

~~~~~

"Apa Tuan akan menginap di Hotel?" tanyaku.

"Ya, Justin. Malam ini, berjagalah," kata Tuan Anderson.

"Ya Tuan, aku akan tidur di sofa Nona Anderson malam ini," kataku sopan.

"Justin," dia menepuk bahuku. "Kurasa Violet menyukaimu, bukankah begitu?" tanya Tuan Anderson dengan tatapan hangatnya.

"M.. maksudnya?" tanyaku.

"Justin, kau begitu baik. Kau juga sangat pintar. Kau akan paham," Tuan Anderson masuk ke dalam mobilnya lalu aku menutup pintunya.

Aku menatap mobil Tuan Anderson yang pergi menjauh sampai akhirnya hilang dari pandanganku. Aku langsung masuk dan berlari ke kamarku. Aku harus cepat-cepat ganti baju, bersih-bersih dan menjaga Violet lagi. Dia sedang dikamar mandi sekarang.

Setelah selesai, aku berjalan ke kamar Violet dan mengetuk pintu kamar mandnya. "Violet kau disana?" tanyaku.

"Ya, kau mau bergabung?" tanya Violet menggoda.

Aku tidak meresponnya lalu langsung mengecek jendelanya. Sudah terkunci dengan rapat. Aku menatap seluruh isi kamar itu dan menghela nafas. Kuharap malam ini tidak akan menjadi hektik. Tandatangan pewarisan berjalan sempurna, Violet juga tidak gugup.

"Ahhh segarnya! Ayah sudah pergi?" tanya Violet.

"Ya, sudah," aku menatap keluar jendela, memperhatikan hal-hal. Ada beberapa boduguard berjaga juga.

"Ada apa?" tanya Violet lalu menyelip didepanku.

"Tidak apa-apa. Jangan berdiri didekat jendela," aku menariknya lembut.

"Kenapa kau tegang sekali, Tuan?" tanya Violet lembut sambil membelai rambutku.

"Aku tegang, tentu saja," kataku melengos. "Sekarang statusmu sudah pewaris tunggal. Orang-orang akan mengincarmu," kataku.

"Tidakkah kau salah satunya yang mengincarku, Tuan?" Violet menggigit bibirnya.

"Berhenti menggodaku," kataku serius.

"Aku ingin kau, Justin," katanya.

"Ayahmu sudah tau tentang ini, tentang kau dan aku," kataku lalu menggendongnya ke atas tempat tidur dan menekannya.

"Apa dia marah?" tanya Violet.

"Tidak, dia tertawa," kataku.

"Baiklah, itu bagus. Sekarang aku milikmu," kata Violet.

"Diam disitu, Violet," aku menarik tali pengkita jubah mandinya dan dia terdiam.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanyanya.

"Kau bilang, lakukan dengan caraku, kan?" aku mengikat tangannya lalu menariknya ke atas dan mengikatnya lagi ke tiang tempat tidur besarnya.

"Ini bukan seperti yang... ya Tuhan, Justin! Hentikan, kau menakutiku!" kata Violet.

"Kau pikir aku akan menyakitimu?" tanyaku serius. Violet menatapku. Pertahanannya hancur, dia ketakutan tapi aku tidak akan berhenti. "Hapus bayang-bayang ayah tirimu, ini aku. Aku tidak akan menyakitimu, Nona," kataku lembut.

The Butler : Lady VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang