{ Dua Puluh }

501 85 37
                                    

HAPPY READING SOBAT!





















Selang sehari setelah berita tersebut, keesokkan harinya keadaan Adel mulai turun lagi. Gaada lagi buku catatan yang selalu setia disamping gadis itu, tangannya sudah tak kuat untuk sekedar menulis sepatah katapun.

Ruangan tersebut benar benar sunyi, hanya ada Adel dan ayahnya yang sibuk mengelus kepala anak semata wayangnya itu. Dari semalam Adel ga sadarkan diri sampe sekarang. Sekalinya sadar cuman sebentar abis itu ga sadarkan diri lagi.

Iya, secepat itu.

Ayah Adel juga udah tau kondisi anaknya karna dikasih tau Jungkook pas ngecek keadaan Adel tadi pagi. Sunoo masih di sekolah karna masih ada 3 mata pelajaran ulangan terakhir.

"Adel besok ulang tahun ya?"

"Cie udah nambah umur aja"

"Besok kita rayain ya? Ulang tahun pertama Adel dimana ayah juga ikut ngerayain ultah kamu"

Pria itu masih setia mengelus kepala anaknya, "doa ayah cuman satu, besok bukan ulang tahun terakhir kamu"

"Ayah masih mau ngerayain ultah kamu tiap tahunnya, telat ya? Selama ini ayah kemana aja pas kamu ultah dan masih sehat?"

Dia terus meracau tanpa henti, membayangkan Adel tengah mendengar racauannya. Tiap hari, ketika diruangan ini hanya ada dia dan Adel pasti dia akan curhat apapun pada gadis itu. Biasanya Adel bakal dengerin dia sambil sesekali nulis balasan di buku catatannya. Ngasih semangat buat dia, padahal yang butuh semangat kan Adel.

"Dinda, aku tau aku salah. Aku ga jaga anak kita dengan baik. Tapi kasih aku kesempatan. Aku baru aja ngasih kasih sayang sebagai seorang ayah ke dia"

Pas nyebut nama mendiang sang istri, airmatanya langsung turun. Rasa bersalahnya semakin besar dan membesar disetiap harinya. Dia harusnya menjaga berlian yang dititipkan Tuhan dan sang istri dengan baik, tapi dia gagal.

Jadi, berhak kan Istrinya mengambil berliannya lagi setelah tahu bahwa berliannya ga dijaga dengan baik?

Tapi, apa gaada kesempatan untuknya sekalii saja untuk hidup bersama sang putri lebih lama lagi?

Tanpa dia sadari, seseorang tengah menatap pemandangan tersebut dengan tatapan kosong. Ingin sekali dia masuk untuk menjenguk gadis itu tapi sama sekali gaada keberanian.

Tepukan pada pundaknya membuat dirinya menoleh.

"Jenguk dia kalo lo emang mau liat"

"Gue ga berani bang"

"ga berani kenapa? Lagipula niat lo kan cuman jenguk bukan ngabisin dia" jawab Beomgyu membuat Taehyun menghela napasnya.

Beomgyu tau, adiknya ini belum move on dengan perasaannya pada Adel.

Tau kan rasanya suka sama orang diam diam? Bahkan orang itu udah jadi milik orang lain? Kalian pasti pernah kan?

Hehe.

Beomgyu mengelus pundak Taehyun pelan guna memberi adiknya itu sedikit semangat. "Liat dia selagi ada. Gue nunggu dimobil nanti biar gue yang bilang mama sama papa. Lo masuk aja sana, toh gaada Sunoo kan di dalam?"

Abis ngomong gitu Beomgyu pergi, meninggalkan Taehyun yang masih ragu buat masuk. Hingga suara knop pintu dibuka membuat pemuda itu sedikit tersentak.

"Eh kamu siapa? Temannya Adel?"

Taehyun mengangguk terus senyum. "Iya pak, boleh saya jenguk Adel?"

Ayah Adel langsung tersenyum hangat. "Boleh kok, masuk aja. Sekalian tolong jagain ya? Saya mau ke kantin dulu"

𝕊𝕋𝔸ℝ𝕊 | 𝕂𝕀𝕄 𝕊𝕌ℕ𝕆𝕆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang