Chapter 20 : Eksekusi
Bahasan 17+ hati-hati.
Ya Allah, apa yang di eksekusi?
...
Sudah siap baca part ini?
Sebelumnya hidupkan data seluler kamu lalu tekan bintangnya, komen juga supaya aku semangat.
Sini, kasih awan buat semua karakter ☁️
Oke, makasih.
Happy Reading ✨
Em, tunggu :)
Teman-teman terganggu gak kalo aku balesin komennya? Jariku gak nahan buat bales, soalnya mood semua komennya 🤣✌🏻
Maaf ya, kalo seandainya ganggu 🙏🏻
•••
"Bukan posesif, cuma kesel aja."
•Arunika Ziereline Dya•
•••"Inget pulang?" semprot Aru melihat Abin baru masuk lewat pintu.
Cowok yang masih berseragam sekolah itu menyuguhkan gigi ratanya. "Kangen ya?"
"Lo pikir aja Bin! Gue belum makan malem gara-gara gak ada apa-apa di kulkas," kesal Aru.
"Ya Allah... Untung gak mati lo." Abin memasang muka melas lalu melabuhkan tangannya ke wajah seperti habis berdoa.
Aru diam tanpa merespon.
"Yuk ke cafe," ajak Abin mengandeng Aru. Keduanya masih menunjukkan ekspersi yang sama. Abin yang cengengesan dan Aru yang kesal.
"Ke cafe sama orang yang bentukannya berandalan gini?" sarkas Aru tanpa di olah. Tidak ingat apa yang terjadi kalau Abin sudah kelewat emosi.
Abin berdecak mengacak rambut berantakannya. "Ck... Gapapa lah, biar gini tetap ganteng kan?"
Aru yang malam ini menggunakan piyama merah maroon melepas paksa gandengan Abin, lalu beranjak pergi dari sana dengan muka masam bercampur kesal.
"Tumben banget. Lagi anu kali ya?" Menatap punggung Aru heran. Biasanya gadis itu tidak pernah sewot begini ke Abin, apalagi cuma soal makanan. Kan bisa beli sendiri.
"Ya udah, gue mandi terus kita cari makan bareng!" pekik Abin agar didengar Aru yang sudah masuk kamar. Selanjutnya ia langsung mandi dan bersiap-siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
Teen FictionBagaimana rasanya menikah saat SMA, terlebih dengan dia yang punya diri kedua? Cuplikan : "Kita buat sejarah baru, ujian akhir sambil bawa bayi kembar tiga, mau?" kata Abin memandang intens wajah Aru, istrinya. Abin itu humoris bahkan receh di kep...