Chapter 38 : Ayo Selesaikan!
...
Hai Kwinizen 👋🏻
Apa kabar?
Baik, kan?
Kolom keakraban:
Coba tebak berapa umurku, wkwk....
🍁🍁🍁
Ditebak ya.
🍁🍁🍁Sudah siap baca part ini?
Komen yang banyak ya 🤩 vote juga...
Kasih awan juga buat semua karakter ☁️
•Pembaca semangat, penulis lebih semangat lagi 🔥•
Oke, makasih.
Happy Reading ✨
•••
"Menyelesaikan bukan tentang menyudahi dan menyudahi tentu tidak secara gamblang menyelesaikan semuanya."
•BINAR STORY•
Mau di sekolah, mau di lapangan, atau mau di hutan sekalipun Pak Boy tetap berkeliling untuk memastikan ketertiban semua murid Prada Maja. Seperti saat ini, akibat hobi berkeliling yang tertanam di jiwa Pak Boy, mojoknya Abin dan Aru pagi ini ketahuan, deh. Itu mengakibatkan keduanya mendapat kata-kata indah yang menyejukkan telinga dari guru BK tersohor Se-Prada Maja. Iya, mereka diomeli."Gabung sama teman-teman kalian, atau—"
Sebelum kalimat itu selesai dilontarkan Pak Boy, ada baiknya kalau dua remaja itu kabur. Bukan lepas tanggung jawab, tapi ya mau bagaimana lagi? Daripada kena ceramah yang lebih panjang di tengah hutan begini, lebih baik pergi. Guru itu hanya geleng-geleng kepala melihat Aru yang notabenenya murid teladan sudah berani melakukan hal demikian.
"Mau kemana? Baris di samping gue, bisa kan?" Lagi-lagi Abin menahan Aru agar tetap disisinya.
Fyi, Aru belum mengatakan apa-apa soal pernyataan dan pertanyaan cinta yang Abin ucapkan tadi. Jadi bisa dibilang Aru masih menggantungnya, terlepas dari kekesalannya dengan sikap cowok tinggi itu. Kalau dipikir-pikir, selama ini memang Abin kurang tegas sama si Molan. Ya, kan?
"Gak bisa!" Tepisan kasar mengiringi ucapan dari Aru barusan.
Gadis dengan rok A-line skirt cokelat tua itu memilih mengambil barisan yang jauh dari Abin. Walau sudah jauh, Abin tetap memperhatikan gadis itu terus. Ia tidak ingin ucapan Sultan kemarin menjadi kenyataan—ucapan tentang Sultan yang ingin merebut Aru dari Abin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
Teen FictionBagaimana rasanya menikah saat SMA, terlebih dengan dia yang punya diri kedua? Cuplikan : "Kita buat sejarah baru, ujian akhir sambil bawa bayi kembar tiga, mau?" kata Abin memandang intens wajah Aru, istrinya. Abin itu humoris bahkan receh di kep...