|54| Aku-Kamu

29.7K 3.7K 1.5K
                                    

Chapter 54 : Aku-Kamu

.....

Pencet bintang dulu gih ❤️

Komennya juga, bisa seperti kemarin 1k+++

Spill inisial doi berani gak? Kalo berani, coba 😂

Ex: B V

...

Kasih awan disini ☁️

Oke, makasih.

Happy Reading ✨

••••

"Kata sapaan sebenarnya tidak selalu menunjukkan besarnya cinta yang ada, namun terkadang kata sapaan itu mampu menambah frekuensi cinta itu sendiri."

•BINAR STORY•

...

Malam tadi Abin dan Aru bisa tidur nyenyak di kamar yang nyaman dan tentunya tanpa suara sapi yang mengusik telinga. Tepat saat adzan subuh berkumandang, lelaki yang tidur memakai kaos abu-abu lengan panjang itu langsung bergegas bangun dan menyegerakan ibadah wajibnya. Abin belum tega membangunkan Aru, makanya ia sholat sendirian.

Bersamaan dengan Abin yang tengah duduk Tahiyat Akhir (gerakan sholat), Aru membuka matanya dan berusaha duduk dengan tenaga seadanya. Wanita itu memandang suaminya yang sudah banyak berubah ke arah yang lebih baik. Abin juga sudah jarang kumat dan sekarang sedang berusaha meninggalkan minuman keras serta mengurangi rokok dalam keseharian.

"Sayang, kamu udah bangun boboknya?" Abin berdiri, melipat sajadah dan melepas peci lalu menghampiri sang istri.

"Kamu?" heran Aru. Biasanya cowok itu selalu memakai kata lo-gue, tapi sekarang kok tidak lagi.

"Iya, Sayang. Aku mau kita pake aku-kamu, biar cintanya nambah," bicara Abin. Kedua tangannya ia kerahkan untuk merapikan helaian rambut Aru yang sedikit berantakan.

Aru menelan ludahnya susah payah. "Iya, Bin."

"K-kamu kenapa gak bangunin aku, Bin? Aku kan juga mau sholat." Wanita itu menatap mata suaminya yang tampak bersinar subuh ini. Agak sulit baginya menggunakan kata aku-kamu yang masih terdengar asing ditelinga.

"Aku gak tega bangunin kamu, ntar dedek bayinya nangis." Abin mengelus perut Aru yang jelas-jelas belum ada bayinya.

"Heh, Abin, mana mungkin perut gue ada bayinya," sergak Aru seraya menjauhkan tangan Abin dari perutnya.

"Hey, Ruru sayang, kamu gak boleh ya pake lo-gue lagi! Aku gak suka!"

"Ya maaf, aku kan kesel juga gara-gara kamu. Kamu sih ada-ada aja."

"Hm, ya udah deh, sekarang kamu mandi." Abin tersenyum lebar, menyelipkan satu helai rambut ke belakang telinga wanitanya. "Atau mau aku mandiin lagi?" lontar cowok yang sama. Mengingat sedikit momen saat dirinya memandikan Aru di sungai subuh lalu.

Mendengar itu, Aru langsung berdiri. Namun sial, rasa sakitnya masih terasa sampai sekarang. Itu menyebabkan dirinya oleng dan jatuh membentur lantai cukup keras.

Sebagai suami yang sigap, Abin langsung bergegas. "Sayang, kamu gapapa kan?"

"Ish, Bin, mana bisa gak papa sih, ini sakit banget," desis Aru.

Setelah perkataan istrinya itu, Abin menepuk lantai seolah bicara dan memarahinya. "Sekali lagi lo jatuhin istri gue, gue tuja lo!" Mengepalkan tangan, mengarah ke lantai yang notabenenya benda mati. Ada-ada saja suami satu ini.

BINAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang