PART 186

550 46 9
                                    

"Aku? Menghamili Luhan? Kenapa dia bilang hal yang nggak mungkin aku percaya?"

Sungguh, Chanyeol tidak menyangka terhadap hal ini. Untungnya Baekhyun tidak sebodoh itu untuk memercayai ucapan konyol Luhan.

"Aku pun kaget tiba-tiba dia chat begitu."

"Ya Tuhan, itu mustahil. Tapi syukurlah kamu nggak percaya."

"Justru aku yang khawatir kamu percaya. Kamu, kan, sering dibodohi sama dia." Baekhyun tertawa mengejek.

"Itu nggak masuk akal, Baekhyun. Tunggu, dia nggak mungkin merencanakan sesuatu, kan?"

"Tentu merencanakanlah, yaitu berencana menjadikan kamu suaminya." Baekhyun tertawa lagi. "Dia yang bilang sendiri."

"Sumpah, aku bodoh banget ya kalau sampai percaya."

"Kocak, kan?"

"Kenapa ada-ada aja, sih? Mau bikin drama tapi nggak riset dulu."

"Tapi tunggu, kapan terakhir kamu ena-ena sama dia?" tanya Baekhyun memastikan. Pertanyaannya sungguh blak-blakan.

Membicarakan ini dengan Baekhyun tentu saja tidak akan nyaman, terlebih Chanyeol sebenarnya ingin memberikan hadiah ulang tahun yang sempat tertunda. Namun, ia tidak menyangka ada pembahasan konyol seperti ini. Luhan memang menyusahkan.

"Udah lama banget. Kamu percaya sama aku, kan?" Ya, Chanyeol merasa itu sudah sangat lama. Bahkan, satu bulan sebelum Luhan ke Amerika pun Chanyeol tidak pernah melakukannya lagi. Jadwal Luhan memang sibuk, ditambah lagi sebelum ke Amerika Luhan mengaku sedang datang bulan. Mungkin kalau dihitung-hitung, Chanyeol tidak pernah bercinta dengan Luhan hampir empat bulan. Jelas hal gila kalau Luhan mengaku Chanyeol yang menghamili.

"Kamu meragukan aku? Aku nggak sebodoh itu, Chanyeol."

Chanyeol tersenyum, lalu mengelus-elus punggung tangan Baekhyun. "Aku bersyukur hal-hal seperti ini nggak menggoyahkan hubungan kita."

Ya, hubungan mereka sudah sampai di titik bahagia. Bahkan, kedua orangtua mereka sama-sama tahu dan setuju. Tinggal mencari waktu yang tepat untuk pertemuan resmi antara dua keluarga.

"Aku juga udah rekam obrolanku sama si Ular itu," tambah Baekhyun. "Bukti kalau itu anak Sehun. Dia ngaku sendiri loh, sampai-sampai aku nahan diri buat nggak ngetawain kebodohan dia."

"Bagus, Sayang. Kamu selalu pintar."

"Jujur ya, aku makin nggak tahan buat upload. Selama ini, sekuat tenaga aku tahan karena ingat Chelsea yang pasti lagi happy banget film pertamanya sukses."

"Ya udah, upload aja."

Jawaban Chanyeol tentu membuat Baekhyun terkejut. "Kamu serius?"

"Kita udah sabar banget bisa menahan semuanya sampai hari ini. Dan apa yang Luhan bilang tentang kehamilannya itu udah keterlaluan banget. Daripada nanti dia makin mengada-ada dengan cara bilang ke orang lain kalau akulah yang mengamilinya ... lebih baik kita cegah dari sekarang. Makin runyam kalau semua jadi salah paham. Kita harus memutus benang masalahnya sebelum menyebar kemana-mana."

"Tapi Chelsea?"

"Dia hari ini berangkat ke Paris buat liburan sekaligus hadiah kesuksesan filmnya. Biar aku yang telepon Yoora, supaya dia memastikan Chelsea nggak akan tahu berita kacaunya tokoh utama di film ini yang tentu akan berpengaruh sama filmnya. Karena jujur aja, dia salah satu fans Luhan. Lagian dia masih terlalu kecil buat tahu skandal gila ini."

"Oke, nanti sepulang dari sini aku bakal upload. Siap-siap ya, kamu mungkin ikut terseret karena menaungi dua 'tambang emas' itu."

"Kenapa nggak sekarang? Asal kamu tahu, aku juga udah mempersiapkan semuanya di kantor dan memastikan hanya Luhan dan Sehun yang terkena imbasnya. Aku bahkan berencana menendang dua sialan itu dari sana. Kamu kira aku akan tetap menaungi mereka? No!"

"Ponselku ada di tas, dan tasnya ada di mobil kamu yang satunya."

"Baiklah, sepertinya Tuhan memberikan kita kesempatan untuk berduaan dulu."

"Maksudnya apa, nih?" tanya Baekhyun kemudian.

"Kamu belum jawab pertanyaanku."

"Pertanyaan yang mana? Yang jelas dong, Chanyeol." Baekhyun sengaja berpura-pura polos.

"Kamu bersedia pacaran sama aku? Please, jangan bilang aku masih terikat sama wanita lain. Semuanya seratus persen berakhir."

Baekhyun tersenyum. "Hmm, gimana ya?" Ia pura-pura berpikir.

"Aku mau kamu bilang iya."

"Ya, kita pacaran sekarang," jawab Baekhyun akhirnya.

"Serius?" Chanyeol agak terkejut, saking tidak menyangkanya jawaban yang sangat ditunggu-tunggunya baru saja keluar dari mulut Baekhyun.

"Terserah, kamu maunya serius atau bercanda."

"Serius dong." Kali ini Chanyeol mempererat genggamannya pada jemari Baekhyun. "Syukurlah. Aku senang, itu artinya selangkah lagi."

"Selangkah lagi buat?"

"Tinggal menyakinkan kamu buat bersedia menjadi istriku," ucap Chanyeol. "Aku nggak mau jadi bujangan tua," sambungnya bercanda.

Sungguh, Baekhyun langsung salah tingkah seketika. Chanyeol benar-benar mengatakannya tanpa keraguan sedikit pun.

Dengan posisi duduk yang menyerong satu sama lain. Chanyeol membuka sabuk pengamannya lalu menyentuh pipi bersemu Baekhyun, membuat Baekhyun deg-degan tidak karuan. Ini sudah kesekian kalianya mereka berhadapan, tapi kenapa Baekhyun tetap gugup?

Detik berikutnya, Chanyeol lalu mendekati telinga Baekhyun untuk berbisik, "I love you...."

Alih-alih menjawab, Baekhyun lebih memilih menoleh sehingga wajah mereka berhadapan sangat dekat, hanya berjarak beberapa senti saja.

"Apa lihat-lihat?" tanya Baekhyun kemudian.

"Kenapa jawabnya itu? Harusnya I love you too."

"Suka-suka aku—"

Cup!

Chanyeol memotong ucapan Baekhyun dengan kecupan singkat pada bibir wanita itu. Selam beberapa saat, ia menunggu bagaimana rekasi Baekhyun. Apakah keterkejutannya berubah menjadi marah?

Namun, ternyata Baekhyun malah tersenyum. Hal itu tidak disia-siakan Chanyeol karena tanpa ragu, pria itu segera membuka sabuk pengaman Baekhyun, lalu kembali mengecup bibir manisnya dengan lembut dan pelan, membiarkan mereka sama-sama menikmati perasaan yang menggebu di hati masing-masing.

Baekhyun bahkan sudah memejamkan matanya sambil mengalungkan tangannya di leher pria itu. Berbeda dengan Chanyeol yang tak mau melepaskan tanggannya dari pipi Baekhyun.

Tin ... tin ... tin!

Bunyi klakson mobil spontan membuat Baekhyun dan Chanyeol langsung melepaskan satu sama lain. Mereka pun menjadi salah tingkah. Posisi sepi begini, mungkin orang berpikir mereka sedang berbuat mesum. Mereka pun memperhatikan mobil sialan yang sudah berjalan menjauh.

"Sayang, kamu pasti lapar karena belum makan." Sungguh, Baekhyun mengatakannya dengan spontan, saking salah tingkahnya gara-gara mobil pengganggu tadi.

Mata Chanyeol sontak membelalak. "Apa kamu bilang? Ulangi, ulangi."

"Eh? Ayo cari tempat makan, aku juga lapar. Aku nggak mau balik lagi ke acara Tao."

"Bukan yang itu. Kamu tadi bilang sesuatu, aku nggak mungkin salah dengar."

"Sa-sayang?"

"Iya, yang itu. Aku suka dengarnya, kamu boleh sering-sering bilang begitu. Aku suka." Chanyeol sungguh bersemangat.

"Aku sayang kambing...." Baekhyun sengaja mengatakan itu.

"Enggak apa-apa. Aku emang kambing, kok." Chanyeol makin bersemangat.

"Astaga. Apa aku baru saja menerima pria gila menjadi pacarku?" gumam Baekhyun pelan.

Chanyeol mendengar, tapi ia tidak peduli. Baginya, yang terpenting hati Baekhyun sudah didapatkannya. Ia jadi ingin cepat-cepat menyelesaikan semua masalah yang mungkin berpotensi menjadi penghalang hubungan mereka. Rasanya, Chanyeol ingin secepatnya hidup tenang. Dicintai dan mencintai Baekhyun.

KALA CINTA MENGGODA / CHANBAEK GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang