PART 190

319 45 6
                                    

"Apa yang kamu rencanakan untuk selanjutnya, Baek?"

Baekhyun tertawa sepuasnya, sedangkan Chanyeol tersenyum sambil memperhatikan ekspresi wanita di hadapannya yang tampak sangat bahagia.

"Kamu punya rencana?" ulang Chanyeol.

"Rencana selanjutnya? Buat apa aku repot-repot menyusunnya? Setelah ramai begini, aku akan menjadi penonton yang baik dan biarkan netizen yang bekerja," kekeh Baekhyun. "Lagian aku nggak mau buang-buang energi. Ah, mereka pasti lagi malu banget."

"Sekarang mereka nggak bisa berlindung di balik agensi lagi, dan aku rasa mereka akan merencanakan sesuatu buat keluar dari masalah ini."

"Tenang aja, mereka berdua itu bodoh. Perpaduan yang sempurna." Baekhyun tertawa lagi. "Kalaupun mereka melakukan sesuatu buat nyerang balik, aku yakin punya semua solusinya karena nyatanya jelas-jelas mereka salah. Ingat, semua kartu bagus ada di tanganku. Akulah yang megang kendali sejak awal bahkan sampai sekarang."

"Seandainya mereka berusaha memutar keadaan ... aku juga nggak akan diam aja, kok."

"Nah itu. Apa lagi yang harus aku khawatirkan?" tanya Baekhyun. "Lagian si Ular sama Bendot itu mau lari kemana aja pasti ujung-unjungnya nabrak karena kita udah tutup semua jalur. Mereka berusaha playing victim sekalipun, aku nggak akan kehabisan akal."

"Aku percaya. Pacarku ini memang nggak bisa diragukan kemampuannya."

Baekhyun tersenyum. Setelahnya, ia kembali melihat beberapa Instagram akun gosip yang me-repost foto Luhan dan Sehun— tentunya dengan versi sensor, sedangkan Baekhyun tadi mengunggahnya sengaja tanpa sensor untuk mempermalukan dua pengkhianat itu sekaligus mengundang kehebohan berbagai pikak.

"Puas kamu sekarang?" tanya Chanyeol.

"Puas banget. Ini momen yang aku tunggu-tunggu sejak lama," jawab Baekhyun sambil melihat akun Sehun yang sudah ter-logut otomatis. "Masa aku harus upload ulang dulu baru kepikiran ganti password. Masih bodoh aja, kan?" kekehnya kemudian.

"Respons orang-orang juga cepat banget." Chanyeol pun turut membuka ponselnya. "Gempar banget ini, bahkan udah tersebar kemana-mana."

Sumpah demi apa pun, Chanyeol tidak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi pada Luhan dan Sehun, dua orang yang selama ini ia bangga-banggakan. Ini boleh dibilang sedikit hukuman pada dua pengkhianat yang tanpa dosa membohongi dan mempermainkan perasaannya dengan Baekhyun.

"Selama ini aku males banget kalau lihat komentar-komentar yang selalu positif buat Luhan dan Sehun. Sekarang, akhirnya aku bisa melihat sendiri bertebaran komentar buruk buat mereka," ucap Baekhyun. "Dan kamu tahu, barusan aku lihat ada yang coba-coba membela, mungkin fans fanatik. Langsung diserang dong. Aku suka ribut-ribut begini, perang dan baku hantam di kolom komentar," sambungnya seraya tertawa.

"Mampus kalian berdua!" kata Baekhyun lagi.

"Kai juga barusan chat, di sana aman terkendali," kata Chanyeol.

"Kai memang selalu bisa diandalkan, ya?"

"Aku baru ingat, satu kali dia gagal dalam pekerjaannya, yaitu saat pertama kali datang ke rumah kamu dan meminta kamu ikut buat menemuiku. Dia gagal karena kamu menolak mentah-mentah dan nggak bisa dilawan."

"Ah itu ... dan ternyata orang yang harus aku temui waktu itu, sekarang ada di hadapanku."

"Gimana rasanya berhadapan sama aku?" tanya Chanyeol kemudian.

"Enggak nyangka."

"Kenapa nggak nyangka?"

"Kamu lupa, boleh dibilang sebelumnya kita itu musuh. Kita bahkan selalu bertengkar kapan pun dan di mana pun," jawab Baekhyun. "Ah ... ralat, maksudnya kecuali di rumah Mama Park. Kita bisa berlibur berdebat."

Chanyeol lalu meletakkan ponselnya dan meraih jemari Baekhyun. "Maaf, ya ... aku pastikan perbuatan burukku ini yang terakhir. Jika suatu saat ada artisku yang bermasalah, aku akan membantu menyelesaikannya dengan cara yang baik. Bukan dengan uang apalagi cara curang dan licik yang aku lakuin ke kamu." Selama ini Chanyeol memang terbiasa menyelesaikan sesuatu menggunakan jalan damai dengan uang sebagai jembatan. Semenjak bertemu Baekhyun, untuk pertama kalinya ada yang berani mematahkan kebiasaannya ini.

Sebelum Baekhyun menjawab, Chanyeol kembali melanjutkan ucapannya, "Tapi di sisi lain aku merasa beruntung, semua kejadian yang kita lalui ini ... bikin kita bersatu dan saling mencintai seperti sekarang."

Baekhyun tersenyum. "Makanya aku bilang ini nggak terduga, hubungan kita bermula dengan cara yang aneh. Mungkin orang-orang benar, Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kita dengan cara yang tepat. Aku juga nggak nyangka, bisa-bisanya jatuh cinta sama kamu."

Mata Chanyeol terbelalak karena terkejut. Baekhyun memang sudah menerima ajakannya untuk berpacaran. Namun, untuk pertama kalinya wanita itu berkata secara gamblang tentang jatuh cinta.

"Ulangi, ulangi," pinta Chanyeol.

"I love you," balas Baekhyun pelan.

Apa-apaan ini? Kata-kata seperti itu saja sanggup membuat Chanyeol terkejut. Chanyeol bahkan merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Sangat cepat.

"Malah bengong deh," tambah Baekhyun. "Beneran jadi kambing baru tahu rasa."

Melihat Chanyeol yang masih bungkam, Baekhyun pun kembali berbicara, "Astaga. Kalau begitu mending kita makan. Makan sepuasnya, sedangkan dua pengkhianat itu bakalan susah makan." Baekhyun lalu meletakkan ponselnya dan memasukkan tangannya ke kobokan yang memang sudah tersedia bersamaan dengan makanan-makanan yang mereka pesan sedari tadi. Terlalu asyik mentertawakan penderitaan yang sekarang dialami Sehun dan Luhan, sampai-sampai mereka lupa kalau tujuan utama mereka adalah makan.

"Bahkan mungkin susah tidur," lanjut Baekhyun.

"Kalau susah tidur ... aku juga iya."

"Kenapa kamu susah tidur? Bukannya udah nggak ada masalah lagi?"

"Aku nggak bisa tidur karena ... mikirin kamu," jawab Chanyeol.

"Yee, kayak orang kurang kerjaan aja."

"Bukan begitu konsepnya, Baek. Kamu seharusnya baper."

Alih-alih menjawab, Baekhyun malah tertawa. Sungguh, ini merupakan salah satu hari terbaik baginya. Menjadi kekasih Chanyeol sekaligus membalaskan dendam bersama-sama. Tinggal menikmati buah dari kesabaran mereka yang sudah menahan diri untuk tidak langsung mengunggahnya.

Rasanya sangat puas sekaligus lega, seakan baru saja melepaskan tali yang membelenggu tubuh mereka. Boleh dibilang, sekarang mereka bisa lebih tenang dan bebas menikmati hari-hari selanjutnya.

Dendam terbalaskan, bonus mendapat pacar. Nikmat, bukan? Semoga tidak ada badai lagi ke depannya.

KALA CINTA MENGGODA / CHANBAEK GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang