IX : Bintang Kelas

529 84 5
                                    

12 September 2015

Sudah semester 2, sebentar lagi aku lulus. Pasti aku akan semakin sibuk. Aku harus menikmati waktu-waktu terakhir di SMP ini.

Kini kelas 9-1 sedang ada jadwal olahraga dan akan melakukan olahraga yang disukai oleh seluruh laki-laki di penjuru dunia. Sepak bola. Seluruh siswa laki-laki kelas 9-1 bergegas ke lapangan dengan antusias. Jaeyun dan beberapa temannya langsung mengambil bola dan membawanya ke lapangan. Setelahnya, mereka segera melakukan pemanasan agar tidak cidera saat bermain.

Siswa laki-laki dibagi menjadi 2 kelompok dengan 5 orang di masing-masing kelompok. Untuk membedakan mana kawan dan mana lawan, mereka sepakat bahwa Tim 1 ditandai dengan baju yang dimasukin ke dalam celana sedangan Tim 2 ditandai dengan baju yang berada di luar celana.

Jongseong berada di Tim 1 dan Jaeyun ada di Tim 2. Mereka bersiap di posisi masing-masing, Jaeyun sebagai penyerang dan Jongseong sebagai kiper. Suasana begitu menyenangkan siap untuk bersaing.

Peluit dari guru olahraga yang bertindak sebagai wasit telah berbunyi.

Permainan berlangsung begitu seru. Permainan dari Tim 2 begitu elok dan penuh strategi, membuat rasa kesal mulai timbul dari pihak Tim 1. Pasalnya Tim 2 berisi beberapa jebolan terbaik dari ekstrakurikuler futsal di sekolah, termasuk Jaeyun. Jaeyun begitu piawai menggiring bola dan mencetak gol karena Jongseong tidak dapat menahan bola dari Jaeyun.

"Skor 3-1. Permainan selesai!" Peluit terakhir dari wasit mengakhiri permainan mereka dengan Tim 2 sebagai pemenangnya.

Tim 2 melompat kegirangan dan membuat group hug yang setelahnya segera menyalami tim lawan.

Hari ini aku senang sekali! Aku sudah lama tidak bermain sepak bola!

Dengan napas yang masih terengah, Jaeyun duduk dengan kaki yang diluruskan dan mengambil botol minumnya untuk ia minum.

"Permainanmu hebat. Aku sampai kewalahan." Tanpa menoleh, ia tahu lelaki yang duduk di sampingnya adalah Jongseong, ia pun terkekeh.

"Itu hanya permainan biasa bukan sebuah pertandingan."

"Jika hanya bermain saja sudah sehebat ini, apalagi saat pertandingan ya? Tidak heran, sekolah kita sering menang kejuaraan. Mereka punya striker sehebat ini!"

"Oh, Jongseong. Berhentilah memujiku!" Jaeyun tidak perlu takut jika wajahnya terlihat merah karena malu, karena wajahnya sudah memerah sejak tadi sebab panasnya cuaca dan tubuhnya yang beraktivitas berat.

Tolong, Jongseong. Jangan seperti ini, aku sangat malu, huhuhu :(

"Kau rindu bermain sepak bola, ya?" tanya Jongseong sambil menatap Jaeyun,

"Ya, aku sangat rindu! Sudah setahun aku berhenti dari ekstrakurikuler futsal karena sudah kelas 9. Aku akan melanjutkan futsal lagi saat SMA, mungkin." Mata Jaeyun nampak berbinar, Jongseong tersenyum gemas melihatnya.

Jaeyun adalah salah satu anggota kebanggaan ekstrakurikuler futsal sekolahnya. Jaeyun juga dikenal anak yang baik dan berhati lembut. Tidak pernah mencemooh orang dan membuat keributan. Segudang prestasi disikat habis olehnya. Masuk peringkat 5 besar paralel 3 tahun berturut-turut, anggota kebanggaan futsal, juara pidato Bahasa Inggris dan juara olimpiade MIPA.

Tidak ada siswa yang tidak mengenal Jaeyun sebab prestasinya. Siapa yang tidak kagum dengan sosok Jaeyun yang nyaris sempurna. Tapi bagi Jongseong, Jaeyun adalah sosok paling sempurna yang pernah ia temui.

"Kau hebat sekali! Semester kemarin kau berhasil mendapat peringkat 1 di kelas dan peringkat 2 paralel! Belum lagi prestasimu selama ini, aku kagum padamu," Jongseong berdecak kagum melihat Jaeyun yang kini wajahnya disinari oleh teriknya matahari dan rambutnya yang lembut tertiup oleh angin.

"Tidak, Jongseong. Aku masih banyak kekurangan, masih harus berusaha keras." Jaeyun menolehkan wajahnya dan menatap Jongseong yang kini tengah menatapnya juga,

Seharusnya aku sadar, detak jantungku selalu berdegup kencang saat bersamamu, Jongseong.

"Kau memang sungguhan bintang kelas, Jaeyun." Ucap Jongseong tulus karena melihat kerendahan hati Jaeyun,

'dan bintang kehidupanku.' Ucap Jongseong dalam hati dan tak terlontar dari mulutnya.

-Bersambung-


Hai! Selamat datang di kelanjutan book words to say! Semoga suka, ya. Mohon ditunggu lanjutannya.


Love,
Asha.

words to say - jayke [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang