XIV : Semakin Besar

450 71 4
                                    

14 Januari 2017

Hari demi hari berlalu, orang-orang datang dan pergi silih berganti. Sialnya meskipun semuanya berubah, aku hanya terdiam di sini. Masih di sini dengan perasaan yang sama.

Jaeyun sudah kelas 10 sekarang, ia berhasil masuk ke SMA terbaik yang ada di Busan. Siapa sangka, ia dan keempat temannya yang lain berhasil lolos ke SMA tersebut. Jaeyun, Sunghoon dan Taehyun masuk ke jurusan IPA sedangkan Hueningkai dan Jisung ke jurusan IPS. Mereka sama-sama sudah memikirkan mau apa dan bagaimana cara meraihnya.

Jaeyun dan Sunghoon ternyata menjadi teman sekelas dan memutuskan untuk duduk sebangku karena sudah mengenal satu sama lain. Sepertinya mereka bisa dibilang akan awet berteman karena kelasnya permanen dari awal masuk hingga lulus nanti.

"Jaeyun, apa PR kimia-mu sudah selesai?" tanya Sunghoon sesaat setelah ia duduk di bangkunya.

"Sudah, apa kau belum mengerjakan? Kau gila? Guru kimia kita itu galak sekali!" tanya Jaeyun tidak habis pikir pada teman sebangkunya itu.

"Aku sudah mengerjakannya, cerewet. Aku tidak mengerti di nomor terakhir. Materi redoks ini sulit sekali."

"Bilang cerewet sekali lagi, aku tidak akan membantumu." Jaeyun tidak segan-segan memukul lengan Sunghoon keras-keras, terlampau kesal dibilang cerewet olehnya.

"Ah, itu sakit, Jaeyun. Baiklah, ayo bantu aku." Pinta Sunghoon baik-baik agar Jaeyun tidak marah lagi.

Dengan rengutan di wajahnya, Jaeyun mengambil buku tugas kimia milik Sunghoon dan mulai menjelaskan bagian yang tidak Sunghoon pahami.

Hubungan pertemanan SMP itu berjalan dengan baik. Jaeyun dan Sunghoon masih sering berbincang dengan yang lain. Termasuk dengan Jongseong.

Jongseong benar-benar meminta maaf karena tidak mengabari teman-temannya bahwa ia pindah ke Seoul. Teman-temannya pun sempat menggerutu padanya, namun akhirnya dimaafkan juga karena mereka semua maklum. Meskipun, sampai saat ini mereka tidak tahu hal apa yang sedang disembunyikan oleh Jongseong.

Toh, mereka tidak memaksakan Jongseong untuk menceritakan permasalahannya jika ia tidak berkenan. Mereka paham, bahwa tidak ada seorang pun yang nyaman didesak dalam hal apapun. Termasuk hal yang termasuk pribadi.

Pertemanan mereka berjalan dengan baik hingga saat ini. Tidak ada yang berubah, hubungan pertemanan masih hangat seperti dulu.

Tak ada yang berubah, sama seperti perasaan Jaeyun pada Jongseong. Semakin Jaeyun mengelak bahwa ia masih menyukai Jongseong semakin besar rasa sukanya.

Padahal ia sadar perasaannya ini hanya semu belaka, tapi mengapa semakin terasa dan semakin menyesakkan dadanya.

Ia ingin berhenti. Ia sudah menyimpan barang pemberian Jongseong jauh dari sisinya, ia tidak pernah membicarakan Jongseong di dalam buku diary-nya.

Nyatanya segala cara yang ia lakukan tidak berhasil. Perasaannya semakin besar dan setiap hari Jaeyun merindukannya meski tak dapat ia ucap dalam kata.

"Tidak kau balas pesannya?" tanya Sunghoon membuyarkan lamunannya.

"Apa?" tanya Jaeyun balik, ia linglung.

"Lihatlah, Jongseong bilang ia merindukanmu. Apa tidak akan kau balas?" Sunghoon menunjukkan gawai Jaeyun yang sedang memperlihatkan room chat group pertemanan mereka dengan dagunya.

Jaeyun terdiam, ia sangat merindukan Jongseong.

Sekarang aku bagai seorang pengecut. Hanya bisa diam tanpa kata. Terlalu takut dan naif. Aku merindukanmu, tapi aku tidak mau kau tahu hal itu.

"Apa-apaan? Kau hanya membalasnya dengan 'hehehe'?! Kau tidak merindukan Jongseong?" tanya Sunghoon amat bingung dengan teman sebangkunya itu. Ia kaget dengan jawaban Jaeyun untuk Jongseong di chat group-nya itu.

Jaeyun hanya mengangkat bahunya acuh dan memalingkan wajahnya enggan menatap Sunghoon. Setelahnya ia menghela napas berat, menyesal telah memperlakukan Jongseong seperti itu padahal ia tidak salah apa-apa.

Maafkan aku, Jongseong. Hanya itu yang bisa aku lakukan agar aku bisa berhenti menyukaimu.

-Bersambung-


Hai! Selamat datang di kelanjutan book words to say! Semoga suka, ya. Mohon ditunggu lanjutannya.

Love,
Asha.

words to say - jayke [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang