IV : Kantin Sekolah

841 100 0
                                    

26 Maret 2015

Aku tidak bisa tidur, padahal sebentar lagi sekolah. Aku terpikir soal Jongseong saat di kantin tadi. Aku mau menangis saja :(

Saat bel istirahat berbunyi, Jongseong langsung mengajak Jaeyun ke kantin meninggalkan teman-temannya yang lain. Jaeyun sedikit takut sebenarnya, tidak ada yang bisa menolongnya jika keadaannya mulai canggung.

"Kau ingin makan apa, Jaeyun?" yang ditanya menumpukan pipi kirinya ke jari telunjuk kirinya dan menimang, hal itu membuat Jongseong tidak tahan mencubit pipi Jaeyun karena gemas.

"Kau menggemaskan, aku sampai tidak tahan mencubit pipimu,"

"Jangan seperti itu, Jongseong. Aku malu."

Jaeyun hanya bisa menunduk sambil menggembungkan pipi dan menangkupnya karena malu, Jongseong sedikit meringis karena saat ini Jaeyun terlihat sangat menggemaskan.

"Hahaha, okay. Kau ingin pesan apa?" tanya Jongseong lagi,

"Hmm, Jjajangmyeon dan susu cokelat saja," Jongseong mengangguk dan menyuruh Jaeyun untuk mencari bangku yang kosong.

"Sekarang lebih baik kau cari bangku yang kosong untuk kita makan yaa?"

"Tidak usah, biar aku pesan makananku sendiri,"

"Jaeyun, nanti bagaimana jika bangkunya sudah penuh?" Jaeyun tampak termenung karena ucapan Jongseong ada benarnya,

"Em, apa tidak apa-apa?" tanyanya ragu,

"Tentu saja, makananmu biar kupesankan, yaa" Jaeyun mengangguk dan segera mencari bangku kosong untuknya dan Jongseong.

Mengapa tadi Jongseong mencubit pipiku, yaa? Aku jadi malu. Tapi, tangannya hangat, aku suka. Dia juga baik sekali, aku tidak enak jadi merepotkan dia.

Jongseong datang membawa pesanannya dan juga Jaeyun.

"Jjangmyeon dan susu coklat untuk Tuan Sim Jaeyun datang!" suara Jongseong menyapa telinga Jaeyun dengan nada yang menyenangkan.

"Maafkan aku ya, Jongseong. Aku jadi merepotkanmu." Jaeyun merasa tidak enak dan mulai murung,

"Tenanglah, Jaeyun. Santai saja denganku, aku juga tidak keberatan." Balas Jongseong dengan senyum berusaha menenangkan Jaeyun.

"Terima kasih, em, ini boleh kumakan?" tanya Jaeyun dengan polos yang dibalas tawa dari Jongseong,

"Tentu saja, Jaeyun. Makanlah,"

"Baiklah, selamat makan!" Jongseong hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya karena sikap Jaeyun.

Keduanya makan dengan tenang hingga makanan habis tak bersisa. Setelahnya, Jongseong bersiap untuk mengatakan sesuatu yang sudah ingin ia katakan sedari hari lalu.

"Jaeyun, sebenarnya aku ingin sekali berteman denganmu, kau sangat menyenangkan. Tapi, sepertinya kau terlihat canggung."

Bak disambar petir, Jaeyun tidak tahu harus menjawab apa. Seharusnya dia tidak menyangkal bahwa Jongseong pun akan merasakan kecanggungan di antara mereka berdua.

Ah, bagaimana ini? Jongseong menyadarinya, tapi aku tidak tahu harus bilang apa!

"Padahal kata Kai dan Sunghoon kau senang bertemu teman baru. Apa aku ada salah, Jaeyun?"

"Tidak, Jongseong. Sebenarnya aku juga senang bisa sekelas denganmu." Jaeyun menjawabnya sambil menundukkan kepalanya, malu,

Jongseong mengangkat sebelah alisnya bingung dan mencondongkan badannya ke depan agar lebih fokus pada Jaeyun.

"Aku sebenarnya malu disapa duluan oleh anak populer sepertimu. Aku tidak menyangka kau ramah seperti ini. Jadi, aku tidak tahu harus bersikap seperti apa." Jawab Jaeyun jujur dengan salah satu alasan mengapa ia merasa canggung jika bersama Jongseong.

"Ya ampun, Jaeyun. Aku memang seperti ini, maaf ya jika membuatmu tidak nyaman."

"Tidak, kok. Kau baik sekali padaku." Jongseong hanya tertawa dan bangkit dari kursinya,

"Ayo berteman denganku, kuharap kita tidak canggung lagi setelah ini." Ucap Jongseong dengan senyum yang lembut.

Jaeyun ikut bangkit dari kursinya dan menatap Jongseong.

"Baiklah, ayo berteman." Jawab Jaeyun dengan senyum yang amat manis membuat Jongseong melebarkan senyumnya.

Bel masuk pun menyadarkan keduanya yang masih saling melempar senyum.

"Sudah bel, ayo ke kelas." Ajak Jongseong sambil mengusak rambut Jaeyun.

Mama, sepertinya aku sudah gila.

-Bersambung-


Hai! Selamat datang di kelanjutan book words to say! Semoga suka, ya.

Dikarenakan aku bakal sibuk PBL dari kampus, mungkin book ini bakal lebih ga menentu jarak update-nya. Mohon maklum yaa.

Mohon ditunggu lanjutannya.

Love,
Asha.

words to say - jayke [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang