V : Halte Bis

646 94 0
                                    

20 April 2015

Hari ini hujan lebat, aku menunggu bis sedikit lebih lama.

Jaeyun sedang duduk manis di halte bis dekat sekolah menunggu bis dengan tujuan ke arah rumahnya. Hari ini sedang turun hujan lebat dan sepertinya bisnya akan sedikit terlambat. Jaeyun hanya menghela napas bosan.

"Duh, dinginnya. Aku ingin segera pulang." Keluh Jaeyun karena hawa dingin yang menyerang tubuh berbalut jas seragam itu.

Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru halte untuk mengatasi rasa bosannya. Hingga pandangannya terhenti pada pemuda yang sedang berdiri di ujung bis sambil melipat tangannya di depan dadanya. Pasti ia juga kedinginan.

"Jongseong?" Ah, itu terlihat seperti Jongseong.

Itu seperti Jongseong. Tapi mengapa ia tidak dijemput oleh supir pribadinya? Biasanya ia selalu pulang dengan mobil yang dikendarai oleh supir pribadinya.

Tak lama ada bis yang datang namun dengan tujuan yang berbeda dengan arah rumahnya. Kursi-kursi di sekitarnya mulai kosong. Membuat pemuda yang ia pikir Jongseong bergegas mencari tempat duduk dan mendudukkan dirinya di sebelah Jaeyun.

"Jongseong? Tumben sekali naik bis?" ternyata itu Jongseong.

Jongseong terlihat murung. Ada apa ya? Padahal hari ini hari ulang tahunnya.

"Jongseong, kau baik-baik saja?" Jaeyun mendapati wajah Jongseong yang semakin murung.

"Aku tidak apa-apa, Jaeyun." Jawab Jongseong sekenanya, menimbulkan kebingungan bagi Jaeyun.

Hening menyelimuti keduanya. Jujur saja Jaeyun tidak tahan dengan situasi ini. Sisi Jongseong yang tak biasanya menambah keheningan di antara keduanya.

"Jongseong, supirmu terjebak macet, ya?" tanya Jaeyun lagi mencoba membuka pembicaraan.

"Hm, tidak juga. Aku hanya ingin pulang naik bis." Wajah Jongseong terlihat sedih dan menahan tangis.

Jongseong jangan menangis. Aku juga ikut sedih jika kau bersedih seperti ini.

"Jongseong, ada apa?" tanya Jaeyun lembut sambil mengusap punggung Jongseong pelan.

"Jaeyun, aku ulang tahun." Jongseong menatap Jaeyun dengan mata yang berkaca-kaca.

Jaeyun kebingungan, pasalnya semua teman sekelasnya sudah mengucapkannya dan memberikan Jongseong kejutan kecil.

"Ah, tidak. Aku hanya terharu karena kejutan dari kalian." Jongseong yang sadar akan kebingungan Jaeyun lalu mencari alibi dan berusaha tersenyum.

Jaeyun semakin dibuat bingung, namun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Satu hal yang ia tahu, Jongseong tidak terlihat bahagia di hari ulang tahunnya.

Jongseong, mengapa kau berbohong? Aku tidak suka melihatmu berbohong dan menutupi kesedihanmu seperti ini. Aku... Aku juga merasa sakit.

"Jaeyun," yang dipanggil menoleh ke arahnya dan berdehem.

"Maukah kau menyanyikan lagu ulang tahun untukku?" permintaan Jongseong membuat Jaeyun mengerutkan dahinya,

"Boleh, aku akan menyanyikannya." Jaeyun menerima permintaan Jongseong dan mulai menyanyi dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya.

"Ah, maafkan aku. Suaraku tidak sebagus anak paduan suara." Jongseong terkekeh padahal suara Jaeyun bisa dibilang bagus dan tidak kalah dengan anak-anak paduan suara sekolahnya.

"Suaramu bagus, sungguh." Ujar Jongseong meyakinkan Jaeyun,

"Selamat ulang tahun, Jongseong. Terima kasih sudah mau bertahan hingga saat ini. Apapun yang terjadi, tetaplah bahagia, yaa" Jaeyun mengucapkan ucapan selamat ulang tahun yang membuat Jongseong berusaha menahan tangisnya lagi.

"Terima kasih, Jaeyun." Dengan susah payah Jongseong mengucapkan terima kasih dan tersenyum

Tak lama bis dengan tujuan ke arah rumah Jaeyun dan Jongseong tiba. Mereka lekas masuk ke dalam bis dan memulai perjalanan pulang.

Jongseong, jangan bersedih lagi. Kau pantas bahagia.

-Bersambung-


Hai! Selamat datang di kelanjutan book words to say! Semoga suka, ya. Mohon ditunggu lanjutannya.

Love,
Asha.

words to say - jayke [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang