VI : Kotak Bekal Kakak

612 91 0
                                    

06 Juni 2015

Aku dan Jongseong semakin dekat dan berteman baik juga dengan Kai, Sunghoon, Taehyun dan Jisung. Namun, Jongseong tidak pernah menjadi Jongseong yang sama lagi sejak hari ulang tahunnya kala itu.

Bel sudah berbunyi menandakan masuk jam istirahat. Para siswa berhamburan menuju kantin ingin mengisi perutnya setelah lelah belajar. Jaeyun sebenarnya membawa bekal, namun dia bingung tidak ada teman yang membawa bekal selain dirinya. Apa ia harus ke kantin dan memakan bekalnya di sana?

"Jaeyun, ayo ke kantin." Ajak Hueningkai pada Jaeyun. Ia lihat teman-temannya yang lain juga sudah mulai beranjak dan bangkunya.

"Hm, aku di kelas saja. Aku bawa bekal." Lagi pula tiba-tiba saja Jaeyun malas untuk pergi ke mana-mana.

"Padahal bisa dimakan di sana." Kali ini Taehyun yang berbicara,

"Tidak apa, aku juga sedang malas." Tolak Jaeyun sekali lagi,

"Ya sudah, kami duluan, Jaeyun." Pamit Jisung seraya menepuk pundak Jaeyun pelan.

"Hei, Jongseong. Ke kantin?" tanya Sunghoon yang hendak menyusul ketiga temannya, merasa tidak ada jawaban dari Jongseong, Sunghoon pun pamit dan setelahnya Jaeyun melihat Sunghoon saat ia menoleh ke arah Jaeyun.

"Kenapa?" tanya Jaeyun tanpa suara, Sunghoon hanya menggelengkan kepalanya dan mengangkat pundaknya tanda ia tak tahu apa-apa dan segera menyusul yang lain.

Jaeyun hanya menghela napas dan meraih kotak bekal dari dalam tasnya. Namun, ia menemukan kotak bekalnya yang berjumlah dua buah.

Astaga! Aku tidak sengaja membawa bekal kakak. Pasti saat ia sampai rumah dia akan bilang 'adik durhaka'.

Ia menoleh ke arah Jongseong yang sedang berpangku tangan, melamun. Apa Jongseong tidak lapar? Pelajaran pagi ini lumayan berat, ia pun bahkan sudah kelaparan sejak tadi.

Jongseong lapar tidak ya? Hm, apa aku berikan dia bekal kakakku saja ya?

Jaeyun menghampiri bangku Jongseong dan duduk di sebelahnya.

"Jongseong, kau tidak lapar?" tanya Jaeyun padanya,

"Tidak terlalu, aku sedang malas makan," jawab Jongseong seadanya,

"Kau yakin? Kau tahu pagi ini pelajarannya berat, perutku saja sudah meraung-raung minta diisi." Jaeyun mencoba menghibur Jongseong dan Jongseong hanya tertawa pelan,

"Makanlah, aku tahu kau lapar." Jaeyun menyodorkan bekal makan milik kakaknya sedangkan Jongseong menatapnya bingung,

Maafkan aku ya, Kak. Bekalmu dimakan oleh Jongseong. Besok kuganti, Kak.

"Ini bekal kakakku, terbawa olehku. Pasti aku dicap adik durhaka karena membuat kakaknya kelaparan." Jaeyun membuat lelucon sekali lagi dan Jongseong tertawa kecil karenanya,

"Apa tidak apa-apa?" tanya Jongseong memastikan,

"Tentu, makanlah. Anggaplah ini balasan traktiranmu untuk Jjangmyeon-ku." Ucap Jaeyun meyakinkannya,

"Ah, mengapa masih kau ingat saja, Jaeyun? Baiklah, aku makan yaa,"

Keduanya makan dalam keheningan hingga Jongseong yang sudah selesai duluan memulai pembicaraan,

"Ini enak, terima kasih." Jongseong tersenyum senang dan Jaeyun melirik pada kotak bekal yang sudah kosong itu,

"Kau bilang kau tidak lapar," goda Jaeyun pada Jongseong yang kini pipinya sudah memerah karena malu.

Jaeyun hanya terkikik gemas pada Jongseong yang terlihat salah tingkah.

"Sama-sama. Terima kasih juga, aku senang masakanku dibilang enak."

Hari ini Jaeyun memang sengaja memasak untuk bekalnya dan sang kakak. Tapi berujung kotak bekal kakaknya terbawa olehnya.

"Kapan-kapan buatkan aku makananmu lagi ya," ujar Jongseong meminta yang dibalas acungan jempol oleh Jaeyun.

Jongseong, jika kau ingin meminta makanan apapun dariku akan kubuatkan. Asalkan kau bisa tersenyum senang setelah memakannya seperti hari ini.

-Bersambung-


Hai! Selamat datang di kelanjutan book words to say! Semoga suka, ya. Mohon ditunggu lanjutannya.

Anyway, mungkin alurnya ini agak lambat yaa. Tapi semoga kalian bisa nikmatin cerita ini sampe akhir dan puas.

Love,
Asha.

words to say - jayke [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang