Chapter 4.0

340 60 16
                                    

Doyoung menyadari keberadaan pemuda tersebut. 

Setidaknya selama ia menghindari tinjuan dari monster ini, netranya dapat menangkap kehadiran seorang pemuda bersurai pirang yang tengah menyender pada batang pohon didekat mereka bertiga. Namun ia kembali teralihkan saat sesuatu yang terlihat seperti tangan setengah jadi melesat cepat kearahnya, menargetkan area perutnya. Beruntung Doyoung sempat menghindar, meski harus berakhir menabrak batang pohon didekatnya. 

Setelah beberapa kali melompat dan merunduk demi mengelak tinjuan marah Solus, Doyoung mendengar bentakan marah dari arah pemuda asing itu.

"HEH SIALAN! LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN!"

Untuk beberapa menit ia dan dua temannya mengalihkan fokus pada pemuda itu, yang kini sedang mencak-mencak penuh amarah sambil mengacungkan genggamannya. Terdapat beberapa helai rambut pirang pada tangannya, dan jika memperhatikan lebih, sisi kanan dan kiri rambut pemuda itu tidak lagi terlihat rata. 

Namun atensi mereka kembali pada monster-monster bayangan yang kini melancarkan serangan secara beruntun. 

Tindakan tersebut mengundang amarah dari pemuda itu. Dapat Doyoung rasakan perubahan aura sihir disekitar pemuda pirang itu, menjadi lebih berat dan pekat. Hal yang sama dirasakan oleh Jisoo, yang lebih dulu menumbangkan Solus yang menyerangnya. Menyadari situasi yang semakin gawat, tanpa pikir panjang ia membuat portal tepat di bawah kaki Hendery hingga pemuda bermarga Huang itu jatuh terjerembab didekat kaki Jisoo begitu ujung portal ia buka. Perempuan itu cukup yakin Hendery bahkan tidak menyadari kehadiran pemuda manis itu, sebab temannya yang satu ini sangat tidak peka pada sekitarnya ketika sudah terlarut dalam aksinya menyerang makhluk astral seperti Solus. Setelah memastikan satu temannya aman-meski tengah mengumpat-, perempuan segera membuka portal lain di dekat Doyoung yang kondisinya semakin terdesak oleh dua Solus sekaligus. 

Sambil mengapit lengan Hendery, Jisoo melompat masuk ke dalam portal, muncul diatas Doyoung dengan tangan terulur. Pemuda itu menerima ulurannya, lantas ikut melompat bersama kedua penyihir itu ke portal baru yang dibuat Jisoo di atas tanah tepat disamping kakinya berpijak, meninggalkan dua Solus tadi meninju udara kosong. Tak lama kemudian, ketiganya jatuh dari portal yang kini terbuka di dekat pohon oak besar, saling mengaduh begitu tubuh mereka bersinggungan dengan tanah. 

Sedangkan aura milik pemuda manis itu sudah berubah sepenuhnya, ditandai oleh sebagian surainya yang berada di puncak kepalanya berubah warna menjadi biru gelap. Jangan lupakan lengan kanannya yang kini dilingkupi cahaya biru menyala, menerangi sejauh lokasi ketiganya berdiri. Auranya memancar kuat, menarik perhatian para Solus yang memang haus akan berkas sihir.

Kini tiga sekawan itu sudah berkumpul, bersembunyi atas perintah Jisoo yang langsung mengenali tipe sihir si pemuda manis. Bukan sihir yang bagus jika mereka terkena percikan berkasnya. Posisi mereka mengintip dari dibelakang pohon, saling menindih untuk mengamati dengan penasaran apa yang akan dilakukan pemuda manis pada tiga Solus itu.

"Kau tahu, aku baru saja pergi ke Pusat Kota untuk melunturkan biru pada pucuk rambutku ini dan merapikan panjangnya,"

Tangannya mengepal, membuat cahaya biru itu berlomba-lomba turun membentuk siluet benda panjang pada kepalannya. Para Solus mulai mendekati pemuda itu, tertarik pada cahaya sihir yang bersinar terang.

"Dan kalian-" pemuda itu mendelik ke arah Timur Laut; tempat tiga orang sedang bersembunyi, "kalian dan Solus sialan ini merusaknya lagi!"

Tangannya yang bebas menunjuk kepalanya, kini biru mendominasi warna surainya. 

"Pada akhirnya aku hanya membuang waktu dan uangku lagi, terima kasih pada kalian semua," sakasnya dengan nada yang membuat tiga penyihir muda dibalik pohon menelan ludah dengan takut. 

Once Upon a Bunny [JaeDo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang