Empat'

34 29 9
                                    

Note: Jangan lupa komen ya huehhehee:)

Penjelasan•

🌼🌼🌼

Reihan beranjak dari sofa berjalan menuju dapur karena perutnya sangat lapar, sambil memakan roti Reihan mengotak ngatik handphone nya yang rame karena grub.

Ting..

"Ical ganteng"

Brian:
Anjir, Ical ganteng mata kau.

Ical:
Iri bilang bosssss.

Brian:
Apa sih jamet.

Erik:
Bacot...

Reihan:
(2)

Ical:
Eh ayang Reihan.

Brian:
Geli Anjirrr.

Erik:
Digrup sekolah ada yang rame tuh^_^.

Ical:
Eh iya anjir, udah gila Clara.

Brian:
Iya njirr, tapi ya kalo di lihat lihat ceweknya yang tadi bareng pak Saiful deh.

Ical:
(2)

Reihan melotot dengan apa yang  diomong Brian, karena yang tadi bersama pak Saiful adalah elena, tanpa basa basi dia melihat video yang di share di grub sekolah,dan Yap itu memang elena, dia menahan amarahnya dan mengeraskan rahangnya, karena masih tak percaya kalau Clara menampar wajah elena.

Elena keluar kamar dan turun menuju dapur, "kakkkkk," teriak elena sambil mencari keberadaan abangnya itu.

DIMANA CUNGUK SATU ITU GERUTU ELENA.

Elena menemukan abangnya di dapur tempat yang dia tuju, tapi elana masih bingung dengan raut muka abangnya itu, dia hendak menjahilinya tapi diurungkannya.

Dengan ragu Lena bertanya, "lu kenapa kak?"

Reihan tanpa basa basi meraih elena dan memeluknya, dia mengelus rambut elena dengan lembut dan menahan tangis.

Elena kaget, "eh cunguk Lo ngapain," ketus elena melepas pelukannya. saat melihat wajah abangnya, dia terlihat sangat sedih, dan bingung abangnya ini kenapa.

"Lo kenapa sih kak aneh banget," dumel elena.

"Gue udah tau semuanya," dingin Reihan sambil memeluk adiknya lagi.

"Emang tahu apa?" tanya Lena bingung.

"Lo tadi ditampar kan, Lo bukan nabrak tiang kan," jelas Reihan dengan wajahnya yang sedikit marah pada elena.

Elena tersontak kaget, "eh engg-"

"Gausah bohong lagi, gue udah tau semuanya," potong Reihan. "udah cerita aja, gue ga mau Lo kenapa napa," jelasnya lagi sambil menahan tangis.

"Eh iya iya, ga usah nangis kayak anak kecil aja," tutur elena dengan posisi dipeluk sama abangnya, dan mulai menjelaskan apa yang terjadi.

"Emang gaboleh aku nangisin lu," tanya Reihan dengan matanya mulai sayu.

Inner Voice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang