Empat belas'

1 1 0
                                    

•upacara!

"PERHATIAN, SELURUH SISWA HARAP BERKUMPUL DI LAPANG SAAT INI JUGA!!!!" perintah dari ketua osis.

"Ah ganggu aja tuh si anying!!" Gerutu Brian saat lagi asik Mabar dengan Erik.

"Dah lah, yuk ke lapangan." ajak Reihan.

"Hadeh." Keluh Brian. "Eh cal nape lu diem aja?"

"Kebelet boker gue, ijin kah ijin ya." Melasnya.

"Abis boker langsung ke lapangan tapi ya." Ujar Reihan tiba tiba.

"Iya deh iya, ijin telat kalo gitu udah ga tahan." Jawabnya sambil berlari menuju kamar mandi karena sudah tak kuat menahan rasa nikmat dari boker.

"Ada ada aja tuh anak," sahut Erik kemudian pergi menuju lapangan dengan Reihan dan Brian.

"gue pinjem topi nya dong." Sahut Reihan.

"Yang ngajak situ, ternyata ga bawa topi biar gue pinjemin gitu." Jawabnya.

"Hehehe,"

"Hee, dasar kadal."

"Sa ae lu kodok."

"Ga sekalian aja buka kebun binatang." Potong Erik.

"Diem lo nyet!" Brian dan Reihan bersamaan.

Erik pun kicep. "Ya Maap."

Mereka bertiga pun langsung menuju ke barisan kelasnya.

🌼🌼🌼🌼

Dikantor.....

"Permisi Pak Saiful." Panggil dari Bu Nike.

"Eh iya Bu, ada apa?"

"Pak tadi saya disuruh sama kepala sekolah, untuk ngasih tau kalau bapak sekarang yang amanat menggantikan pak kepala sekolah." Jelasnya.

"Oh iya Bu, makasih atas infonya." Ujarnya.

"Iya pak." Kemudian semua guru pun keluar menuju lapangan.

Elena dan satu kelasnya sudah berada dibarisan lengkap. Angga tadi sudah disusul sama Raka dkk, posisinya sekarang ini berada dibelakang karena dia termasuk urutan anak tinggi. 189 cm tinggi Angga, gimana ga tinggi coba.

Elena saat ini berada diposisi tengah barisan, karena dia tidak terlalu pendek tidak terlalu tinggi. Depan Elena ada Diana, sedangkan Sarah ada dibelakang Elena. Saat upacara dimulai mereka bertiga mulai hening mengikuti kegiatan upacara.

"Woi Angga lu ga bisa diem apa." Tegur raka pada Angga yang gerak dari tadi.

"Panas anjir gimana mau diem." Ketusnya.

"Woi ada cacing kepanasan nih," teriakan Raka membuat barisan sebelah dan barisan kelasnya menoleh kearah Raka.

Angga pun membekap mulutnya agar diam. "Diem anying." Gumamnya.

BIKIN MALU AJA NIH ANAK. BATINNYA.

kemudian Raka diam, saat ada guru yang sedang berjalan di belakang barisan untuk mencari anak yang tidak tertib.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Inner Voice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang