Sepuluh'

9 8 4
                                    

berakhir²

Clara yang dari tadi diam, ternyata dia merencanakan untuk berpura pura pingsan ditengah perjalanan agar bisa dipulangkan ke rumahnya, dan bisa terhindar dari masalahnya sendiri.

"Woi Clara pingsan," kaget satria yang tiba tiba melihat Clara pingsan di sampingnya.

"Apa!!" Kaget Ical, Brian, dan Erik.

"Wah bagus dong kita udah sampai di rumah sakit, sekalian diperiksa juga disini," Erik dengan kepintarannya mengerti kalau Clara hanya berpura pura pingsan.

"Oh iya juga, udah sampai ini," Ical pun juga mengerti yang dimaksud Erik.

"Tapi kita emang udah sampai," sahut Brian yang sedang melihat kearah luar mobil.

Clara yang mendengar itu pun mulai resah dan kemudian dia bangun dari dramanya tersebut.

"Eh udah bangun Tante," ledek Ical dan tersenyum miring kearah nya.

"Cih, diem Lo." Cicit Clara.

"Masih bisa ngomong Lo" dingin Erik dengan tatapan yang datar.

Clara langsung kicep ketika Erik sudah ikut campur.

"Yaudah ayo bawa mereka masuk, Reihan ada di kamar nomor 35." Suruh Erik terhadap Ical dan Brian.

"Tapi gue ga mau masuk, salah gue juga apa," satria yang tiba tiba berontak tidak mau masuk.

Erik tiba tiba mendekatkan wajahnya ke satria, "Mau tau salah Lo apa, ikut gue masuk biar tau," ujarnya sambil melotot kepadanya.

Satria hanya menelan ludah berat, dan kemudian mengikuti Erik yang sudah mencekal tangan nya dengan keras.

karena Reihan, bunda, dan papanya ada diluar mereka langsung melihat kedatangan teman teman Reihan dan pelaku dari semua ini.

"Rei kita udah bawa mereka," Ujar Erik dan menghampiri Reihan.

"Makasih bro, udah bantuin gue," jawab Reihan sambil bersalaman dengan Erik.

Kemudian Erik menerima salaman tersebut. "kayak sama siapa aja Lo, santai aja, terus Lo yang sabar," sahut Erik sambil menepuk pundak temannya itu.

Reihan hanya menjawab dengan senyuman kecut. "Iya gue sabar kok, ada kalian sama orang tua gue juga," Jelasnya.

"Terus mereka mau diapain njir," potong Brian yang menghampiri Reihan.

"Ga tau," acuh Reihan.

"Ohh serahin pala kepala suku nih ceritanya, asik dong," sahut Brian.

"Asik dari mana nya bego," dingin Reihan yang sudah pusing dari tadi. Kemudian Reihan bertanya dengan ragu kepada papa nya. "Pa itu mereka udah datang, tapi papa kok diam aja dari tadi." Tanya nya.

Tiba tiba papa Reihan berdiri dari duduknya dan berjalan menuju Clara dan satria. "Kalian semua saya keluarkan dari sekolah." Singkat dari papa Reihan dan kemudian kembali duduk ditempatnya tadi.

Clara dan gengnya satria langsung lemas saat mendengar pernyataan tersebut, papa Reihan tak banyak omong akan tetapi langsung pada intinya, mereka hanya diam dan tak ada satu pun yang membantah. Teman teman Reihan pun kaget dengan pernyataan papa nya Reihan.

"Wah gila papa Lo keren banget," sahut Ical dengan kagumnya melihat papa Reihan.

"Namanya juga kepala sekolah bego," cicit Brian.

"Woi diem anjir," tegur Erik yang terusik dengan mereka berdua.

"Eh eh bundanya Reihan ngapain tuh," Ical yang melihat bundanya Reihan menuju kearah Clara.

Inner Voice'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang