•musimbaru•
Sudah hampir setengah tahun Elena menjalani terapi untuk trauma nya, ia sudah bisa lebih tenang untuk menghadapi trauma nya tersebut. bahkan papanya memberikan program belajar dirumah untuk Elena agar fokus pada terapi. untuk Reihan saat ini, dia sedang sibuk untuk ujian kelas 12, dia berencana mencari tempat kuliah yang dekat dengan rumahnya agar bisa menjaga Elena saat ia benar benar pulih.
"Bundaaaaaaaaaaa." Teriak dari seorang cowok tinggi dan tampan dari kamar dilantai atas.
Elena pun menggerutu saat mendengar kakaknya mulai lagi, kemudian dia keluar dari kamarnya untuk menghampiri kakak tercintanya, "woi cunguk, bisa diem ga Lo, kalo ga gua banting tuh komputer!!! biar ga bisa main game lagi lo!!" Ancamnya.
Reihan yang tadi duduk didepan komputer sekarang berjalan kearah Elena, tak peduli dengan Omelan dari adiknya, kemudian dia melewati Elena begitu saja seperti tak melihat keberadaan adiknya yang sedang marah. "Banting aja tuh banting, gue bisa beli lagi," jawab Reihan sambil mengejek adiknya.
Elena yang tak mau kalah dia mengejar kakaknya itu, kemudian meraih kepalanya dan menjambak rambut Reihan yang tertata rapi. "Dasar kakak sialannnnnn!! gue juga pengen hidup tenang, tapi ga bisa!!! gara gara Lo bego, tau ga gue ga bisa tenang nonton Drakor cuma gara gara Lo teriak teriak saat Lo kalah, udah tau ga jago main game masih aja maksa!!" Cicit Elena yang sudah kehabisan sabar.
"Aaahkkkk!!! Sakitt woi sakit lepas anjir lepas!!! nih anak kenapa lagi dah, ampun hei aduh lepasin anjir!!!" Teriak Reihan yang kesakitan karena rambutnya ditarik oleh adiknya.
"Bidi imit bigi!!!" Dumelan Elena membuat Reihan semakin kesal.
"Iya iya, ga gue ulangin beneran, sekarang lepas jambakannya!!!" Mohon Reihan yang sudah kesakitan.
"Janji!!"
"Iya janji gue!!"
"Ya udah gue lepasin, tapi awas Lo bohong ya!!" Ancamnya.
"Iya bawel nih anak!!" Sahut Reihan.
Kemudian Elena melepas jambakannya, "ya udah disuruh turun sama bunda tuh," ucapnya tiba tiba.
"Siapa?"
"Tuyul, ya elu cunguk!!" Gerutunya.
"Ga sopan ya sama kakak," ga terima Reihan.
"Salah siapa berisik!!" Jawab Elena kemudian berlari masuk kedalam kamar.
Reihan yang sudah selesai melihat adiknya mengomel, sekarang ini turun menemui bunda. "Bun, bundaaa," panggil Reihan.
Saat hendak menemui bunda Reihan mendapatkan telpon dari Ical, dia hendak tak mengangkatnya akan tetapi dia berfikir mungkin saja penting jadi Reihan pun mengangkat telpon tersebut.
"Hmmm apaaa?"
"Ga ada gue gabut, ga ada temen anjir," jawabnya sambil bernada melas.
Reihan pun menghela nafas panjang, dan tanpa basa basi dia langsung menutup telpon dari Ical.
"Dasar!!! kayak gaada kerjaan lain aja," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inner Voice'
Teen FictionSeorang remaja SMA yang mendapat trauma karena pembullyan dari kakak kelas. Akibat dari trauma tersebut dia membenci seorang yang sok tau dengan kehidupannya, dia bahkan membenci seorang cowok. Dia hanya dekat dengan kakaknya dan papa nya. Akan teta...