6. Rumor

90 23 2
                                    

Javier sudah bersiap di depan rumah Yasmina setelah kemarin tidak masuk sekolah karena harus dirawat di rumah sakit, hari ini Javier akan berangkat bersama Yasmina lagi. Cowok itu menunggu seraya bermain ponselnya, membalas chat dari grup chatnya bersama teman-temannya.

Bukan Dilan

Yudanta: motor gua ngambek, kuy jemput gua

Kevin: sama Cakra gue, anaknya lagi boker lama bat dah

Vasco: Javier noh, searah ama lu kan

Kagak bisa gue, lagi nunggu Yasmina
Naik gojek aja sih

Lian: lo pada lupa kalo temen lo satu itu udah punya langganan sekarang?

Sonny: bahasa lu Yan, langganan
Lu kira Javier cowok apaan?

Danu: bilang aja gebetan si, jadi ambigu bahasa lo Yan

Berisik lo pada
Buruan pada berangkat sana!
Telat mampus lo jam pertama pelajarannya pak Simon

Yudanta: ini nasip gua gimana woy

Danu: gua jemput, kek anak perawan aja manja

Yudanta: emang cuma Danu sih yg paling ngerti gua

Javier memasukkan ponselnya ke dalam saku hoddienya, tidak akan ada habisnya kalau meladeni teman-temannya itu. Tak lama berselang, Yasmina keluar bersama Liliana. Cewek itu sedikit pucat, sebenarnya Javier sudah melarangnya untuk sekolah dulu tapi Yasmina tidak mau. Dia sudah banyak absen dalam bulan ini.

"Jangan dipaksain ya, Sayang! Kalo emang udah merasa nggak enak, izin ke guru buat ke UKS!" Liliana merapikan anak rambut Yasmina kebelakang telinga, rambutnya dia biarkan terurai kali ini.

"Bunda, Yasmin nggak pa-pa! Ada Cindy sama Silvia!" Yasmina tersenyum, cewek itu sangat tahu kalau bundanya itu sangat khawatir padanya.

"Kalo aja kalian satu sekolah, bunda nggak akan sekhawatir ini!"

"Yasmin bisa jaga diri, Bunda! Bunda nggak usah khawatir, Yasmin akan baik-baik aja!" Yasmina memeluk Liliana.

"Pamit dulu, Tante!" Javier pamit pada Liliana setelah Yasmina melepaskan pelukannya, cowok itu mencium tangan Liliana.

"Yasmin berangkat, Bunda!" giliran Yasmina yang mencium tangan sang bunda.

"Iya, hati-hati ya!" Liliana ikut mendekat ke arah motor Javier yang terparkir di depan garasi.

Javier tidak membawa motor sportnya, cowok itu membawa motor matic berwarna hitam. Mereka segera berangkat setelah memakai helm masing-masing. Yasmina bisa naik ke atas jok motor Javier tanpa harus dibantu oleh cowok itu.

"Motor lo kenapa?" tanya Yasmina saat motor Javier sudah keluar dari halaman rumah Yasmina.

"Nggak kenapa-napa! Kenapa emangnya?" Javier sedikit menolehkan kepalanya agar Yasmina bisa mendengar suaranya.

Ataksia 《Selesai》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang