19. Kembali Sekolah

65 21 5
                                    

Yasmina sedang belajar di kamarnya saat Johan datang menghampirinya setelah sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu. Yasmina harus terbiasa dengan kursi roda sekarang, Johan sengaja membelikan kursi roda elektrik agar Yasmina bisa leluasa bergerak tanpa harus melibatkan orang lain karena Johan tahu putri bungsunya itu paling benci jika harus merepotkan orang lain. Kalau untuk berpindah dari kursi roda ke tempat lain Yasmina masih bisa asalkan jaraknya tidak terlalu jauh, tangannya masih cukup kuat untuk menopang berat tubuhnya.

"Anak ayah lagi apa?" Johan membelai lembut kepala Yasmina.

"Lagi belajar, Yah! Yasmin ketinggalan pelajaran jauh," Yasmina menoleh sekilas pada Johan yang berdiri di samping kirinya.

"Jangan dipaksain, Sayang! Kalo capek istirahat ya, kesehatan kamu lebih penting!" Ucap Johan lembut. Johan tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk menjadi dokter sepertinya, bahkan Johan juga tidak menuntut Ayu dan Yasmina untuk mendapat nilai sempurna di sekolah. Johan sadar karena dia dulu juga tidak dituntut ini itu oleh kedua orang tuanya.

"Iya, Ayah! Sebentar lagi, nanti jam sembilan Yasmin tidur!" Yasmina melirik jam yang ada di meja belajarnya dan masih menunjukkan pukul delapan lebih dua puluh menit.

"Ayah pengen nemenin kamu sampe kamu tidur padahal," bujuk Johan agar anaknya itu mau menyudahi belajarnya dan istirahat karena Yasmina sejak sore tadi sudah duduk di depan meja belajarnya. Yasmina hanya meninggalkan meja belajarnya saat mandi, sholat dan makan saja.

"Ya udah deh, ayo kalo gitu! Yasmina juga udah capek kayaknya," Yasmina mengalah. Dia tahu ayahnya itu sedang membujuknya karena barusan Liliana datang untuk membujuknya namun tidak berhasil.

"Nah, gitu dong! Itu baru anak ayah!" Johan mengacak pelan rambut Yasmina sebelum mendorong kursi roda Yasmina menuju tempat tidurnya.

Johan mengangkat tubuh Yasmina memindahkannya ke atas tempat tidur, "uh! Anak ayah udah besar ternyata!"

"Berat ya, Yah?"

"Nggak, Sayang! Kamu nggak berat kok!" Johan tersenyum sebelum memindahkan kursi roda ke dekat meja rias di samping tempat tidur Yasmina.

"Maaf ya, Yah! Yasmin ngerepotin ayah sama bunda!" Sesal Yasmina. Entah sudah keberapa kali Yasmina meminta maaf pada Johan dan Liliana.

"Nggak ada orang tua yang merasa direpotin sama anak, Sayang! Sudah jadi tugas orang tua untuk menjaga dan merawat anaknya!" Johan duduk di tepi tempat tidur Yasmina dan membelai lembut kepala putri bungsunya itu.

"Yah, kursi rodanya jangan jauh-jauh! Besok Yasmin nggak bisa ambil," Yasmina mencoba mengalihkan pembicaraan sebelum ayahnya berbicara hal yang membuatnya semakin sedih.

"Iya nanti ayah deketin kalo kamu udah tidur! Mau ayah bacain dongeng nggak?" Tawar Johan.

"Yah, Yasmin bukan anak kecil lagi lho!" Yasmina kesal setiap Johan menganggapnya anak kecil.

"Iya ayah lupa, kan udah berani pacaran sekarang!" Goda Johan.

"Ih, ayah mah sama nyebelinnya kayak bunda!"

Johan tertawa mendengar rengekan manja putrinya itu.

"Om Yusuf sama tante Sekar dari dulu itu pengen banget ayah sama bunda jadi besannya, sayangnya kak Ayu sama kak Titan udah punya pasangan masing-masing. Jadi pas tau kamu sama Javier jadian, mereka seneng banget. Bunda pasti udah cerita ya kalo tante Sekar pengen punya menantu kamu?"

Yasmina yang sudah berbaring dengan posisi sudah berselimut sampai dada mendengus sebal mendengar ucapan sang ayah, "ayah tuh sama bunda sama aja, yang dibahas besanan terus! Yah, Yasmin sama Javier itu masih kecil, masih SMA, masih lama nikahnya!"

Ataksia 《Selesai》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang