36. Sergapan paksa

13.1K 1.6K 111
                                    

°√°

Li Xian termenung di dalam kediamannya, tangannya tak henti mengetuk pada meja, pikirannya tengah melayang ke beberapa kejadian, banyak sekali yang dia pikirkan.

Untuk beberapa hari ke depan Liu Xing Sheng tidak ada di istana karena tengah melaksanakan tugas penting yang diperintahkan Kaisar, sehingga dia tidak ada kegiatan yang dilakukan. Tiba-tiba dia teringat satu hal. "Linda, sebenarnya apa yang terjadi dengan Selir Yenn i? Aku tidak melihatnya mengikuti perjamuan malam itu?" tanyanya. "Sial, gara-gara Liu Xing Sheng menghamili Shi Zhu aku melupakan hal penting ini," gerutunya pelan.

"Putri, sebenarnya, ketika saya mengatakan Yang Mulia Putra Mahkota dari kamar Selir Yenn i itu karena Yang Mulia mengkuhum Selir Yenn i. Nenurut informasi Selir Yenn i telah membohongi Yang Mulia juga istana mengenai keluarganya, Putri. Sebab itu Yang Mulia Putra Mahkota memberikan hukuman tidak mengizinkannya keluar istana. Dan sepertinya kepergian Yang Mulia Putra Mahkota berkaitan dengan Selir Yenn i, Putri," terang Linda seraya tangannya memijit kaki Li Xian.

Punggung Li Xian menegak. "Kenapa kau tidak memberitahukan hal penting ini padaku, Linda?" protesnya.

"Ampun, Putri. Saat itu saya sudah berusaha menjelaskan dengan anda, tapi, karena waktu itu anda tengah kesal dengan Yang Mulia Putra Mahkota, anda menolak mendengar penjelasan dari saya," balas Linda meralat.

Li Xian memainkan bibirnya. "Benarkah seperti itu?" tanyanya memastikan dan Linda mengangguk cepat.

Li Xian menghembuskan nafas pelan. "Itu artinya, Liu Xing Sheng tidak mengabaikan ucapanku bahwa Selir Yenn i masih mempunyai saudara, tapi, apa yang hendak dia lakukan?" gumamnya.

Brak!

"Kenapa dia tidak menceritakan padaku," hentak Li Xian memukul meja.

"Linda, apa benar bahwa Selir Shi Zhu hamil?" tanya Li Xian sesaat keadaan kembali hening.

"Sepertinya berita itu benar, Putri, sudah ada tabib yang memeriksanya."

Li Xian kembali menghembuskan nafas panjang. "Semua pria memang tidak ada bedanya, entah itu di jaman batu atau jaman modern. Sudah ada ikan emas di rumah, tapi masih serakah dengan memakan duri ikan di jalanan," gerutunya.

Sedangkan Linda tampak tak mengerti akan apa yang Li Xian ucapkan. "Apa maksudnya, Putri?" tanyanya penasaran.

Li Xian menggeleng. "Sulit menjelaskan."

Tiba-tiba pintu kediamannya terbuka membuat keduanya menoleh.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" selidik Li Xian tak terima melihat kedatangan Shi Zhu secara paksa ke dalam kediamannya.

Shi Zhu melenggang pergi melewati Li Xian, membuka pintu penghubung yang mengarah pada taman kecilnya.

"Apa yang kau lakukan, Selir Shi?" tanya Li Xian lagi.

"Pelayan, petik beberapa bunga itu untukku, dan juga ayunan itu, aku menginginkannya ada di kamarku," perintah Shi Zhu mengabaikan protesan Li Xian.

Kedua bola mata Li Xian membulat, dia membalik tubuh Shi Zhu kuat. "Apa maksudmu? Tidak ada yang bisa menyentuh milikku?" peringatnya.

Shi Zhu tersenyum sinis. "Oh, ya? Apa kau tidak tahu bahwa Kaisar memberikan titah agar apapun yang bayiku inginkan bisa aku dapatkan," ujarnya pongah seraya mengelus perutnya.

Mata Li Xian menyalak tajam. "Bayimu masih belum mempunyai nyawa, mana mungkin itu semua keinginan bayimu. Kau pasti merencanakan semua ini untuk mengambil apa yang ada di sini, apa yang menjadi milikku, bukan?" hardiknya keras.

Li Xian EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang