28. Awal Pembalasan

21.6K 2.4K 43
                                    

"Bagaimana kau tahu, Xian'er?"

Deg!

"Oh, i- sepertinya saat aku tertidur mendengar kau mengucapkan kalimat itu, Yang Mulia," ralat Li Xian gugup.

Raut wajah Liu Xingsheng berubah datar, menatap wajah Li Xian lekat.

"Ashh.. sepertinya kepalanya sedikit pusing," ringis Li Xian menyentuh kepalanya, sesekali melirik Liu Xingsheng yang menatapnya datar.

"Berbaringlah, tabib akan memeriksa keadaanmu," ujar Liu Xingsheng membantu Li Xian untuk berbaring.

Li Xian mengembuskan nafas panjang, semoga Liu Xingsheng tidak curiga darimana dia mengetahui ucapan Liu Xingsheng saat dirinya tengah berpura-pura pingsan kala itu.

***

Berita sang Permaisuri yang sudah siuman menyebar di penjuru istana, hal itu membuat Ibu Suri dan Kaisar merasa lega.

Namun tidak dengan ketiga Selir Pangeran, mereka tampak khawatir, khawatir akan Li Xian yang akan membongkar semua tindakan buruk yang telah mereka lakukan terhadap Li Xian pada Pangeran.

Terlebih Shizhu yang tampak diam saja saat kedua selir, Nuwa dan Yenny terus berdebat, dia sedang memikirkan tentang apa yang Li Xian katakan padanya, bagaimana kalau Li Xian akan membongkar semuanya di depan Pangeran, terlebih Kaisar, kehidupannya di istana pasti tidak akan bertahan lama, tentu saja dia sudah tahu konsekuensi hukuman baginya yang sudah berencana membunuh istri pertama (Permaisuri) dari Pangeran.

"Selir Shi, apa kau punya rencana?"

Pertanyaan Selir Nuwa mengembalikan kesadaran Selir Shizhu.

Kepalanya menggeleng pelan. "Belum, tapi kita harus segera memikirkan rencana, aku tidak ingin mati sia-sia karena Li Xian."

"Aku setuju denganmu, selir Shi," balas selir Yenny. "Bagaimana kalau kita membayar pembunuh bayaran lagi, dengan keadaan Li Xian yang lemah, dia tidak akan bisa melawan," sambungnya.

Selir Shizhu kembali menggeleng. "Bukan untuk saat ini, karena Pangeran memperketat penjagaannya terhadap Li Xian. Jika kita menyewa orang lain tentu mereka akan sulit menembus pertahanan Pangeran."

"Lalu, bagaimana sebaiknya, Selir Shi?"

Selir Shizhu memainkan kipas di tangannya, tiba-tiba kedua ujung bibirnya terangkat. "Masih ada harapan, tunggu saja sampai racun dalam tubuh Li Xian bereaksi. Dia akan mati dengan sendirinya, dia tidak akan bisa selamat kali ini," ucapnya menyeringai.

Selir Nuwa dan Yenny saling tatap, kemudian beralih menatap Selir Shizhu, keduanya tersenyum senang.

***

Cukup waktu untuk merasakan bagaimana lelahnya berbaring, Li Xian memutuskan untuk keluar dari kediaman Liu Xingsheng dan bermaksud untuk jalan-jalan sekitar istana.

Beberapa waktu setelah berita dirinya siuman, Ibu Suri datang berkunjung untuk menjenguknya, begitu pula ketiga selir yang tentu saja menampilkan wajah lega kepura-puraannya.

Li Xian tersenyum senang bisa merasakan aroma udara yang nampak sejuk dan segar, beruntung sang maha kuasa masih memberikan dirinya kesempatan untuk hidup yang kedua kalinya.

Sepertinya dia tidak bisa main-main lagi dengan nyawa, mungkin benar apa yang dikatakan Liu Xingsheng, bahwa dirinya harus menjauh saat ada bahaya. Tapi, apa dia bisa berdiam diri saat orang-orang yang dia sayangi tersakiti?

Tengah sibuk berkelana dengan pikirannya, Selir Shizhu datang menghampirinya.

"Bagaimana kabarmu, Li Xian?" ucap Shizhu tersenyum sinis.

Li Xian EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang