40. Selidik

10.4K 1.5K 111
                                    

Keluar dari kediaman Selir Shi, Liu Xing Sheng yang tengah berjalan terhenti ketika Ming Hao menghampirinya.

"Salam, Yang Mulia."

"Bagaimana dengan Putri Mahkota?"

"Yang Mulia memberikan hukuman penjara untuk Putri Mahkota, Yang Mulia," jawab Ming Hao.

Liu Xing Sheng mengangguk pelan, sejujurnya dia sudah bisa menebak apa yang akan Kaisar berikan kepada Li Xian sebagai hukuman. "Dia pasti sedih karena pelayan pribadinya –"

"Yang Mulia, pelayan pribadi Putri Mahkota masih berada di penjara bawah tanah," sela Ming Hao.

Sebelah alis Liu Xing Sheng terangkat.

Belum sempat Ming Hao menjelaskan, seorang kasim menghampiri keduanya.

"Salam Yang Mulia, Yang Mulia Kaisar meminta anda datang ke aula kekaisaran."

Liu Xing Sheng dan Ming Hao saling tatap, kemudian mengangguk.

*

"Sheng'er, aku memberikan perintah untukmu menyelidiki masalah yang terjadi dengan Selir Shi, cari kebenaran siapa sebenarnya yang sudah berani meracuninya," ucap Kaisar ketika Liu Xing Sheng hadir.

Liu Xing Sheng mendongak menatap Kaisar di singgasananya. "Yang Mulia, bukankah sudah jelas siapa pelakunya?"

Kaisar mendesah berat, kemudian menggeleng pelan. "Tidak ada bukti akurat bahwa wanita itu yang meracuni, Putri Mahkota menolak hukuman untuk pelayannya," terangnya.

Liu Xing Sheng terdiam beberapa detik, kemudian menunduk tanda dia mengikuti perintah. "Saya akan melaksanakan perintah anda, Yang Mulia."

°°°

Sementara di tempat lain, tepatnya di ruangan sempit yang minim penerangan juga ventilasi udara, Li Xian duduk terpekur menikmati hari yang entah sudah masuk pada jam siang entah malam.

Dia tengah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, pertanyaan bagaimana-bagaimana lainnya yang menyebabkan Shi Zhu kehilangan bayi dalam kandungannya.

Hingga seorang pelayan yang membawakan makanan datang entah sudah yang ke berapa kalinya, dia tidak ingat dan sama sekali tidak menyentuh makanan itu.

"Yang Mulia, anda harus memakan makanannya," ucap sang pelayan.

"Bagaimana kondisi Linda?" alih-alih menjawab, justru Li Xian memberikan pertanyaan pada sang pelayan.

Pelayan itu menggeleng dan menunduk. "Mereka terus menyiksanya karena dia tidak kunjung mengaku, Yang Mulia," cicitnya, nada suaranya terdengar bergetar.

Li Xian tertegun, sebelah tangannya terkepal kuat juga giginya yang bergemeletuk. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu, Linda," gumamnya nampak gusar.

Li Xian beranjak, berjalan menghampiri penjaga yang berdiri di sisi selnya. "Sampai kapan aku akan di kurung di sini? Bisakah aku keluar sebentar saja, aku pasti akan kembali setelah itu, ada yang harus aku urus," pintanya.

"Maafkan saya, Yang Mulia," sesal penjaga itu menunduk.

Li Xian menghembuskan nafas kasar. "Siapa yang akan menyelidikinya jika kau masih mengurungku di tempat biadab seperti ini?!" pekiknya marah.  "Sialan!!" hentaknya lagi menendang jeruji besi di hadapannya.

"Yang Mulia, ada yang ingin saya sampaikan," ucap pelayan hati-hati, dia nampak terkejut melihat Li Xian yang marah.

Li Xian bersungut-sungut. "Katakan," tanggapnya seraya mengambil duduk di kursi, sang pelayan segera menghampirinya.

Li Xian EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang