Revan datang ke kamar Sherly melihatnya termenung kemudian memukul-mukul kepalanya sendiri sambil mengumpat bodoh. Revan mendekati putrinya itu kemudian duduk di hadapannya.
"Tidak ada yang perlu disesali. Kamu yang menginginkan ini terjadi kan?"
"Apa Kak Prilly keguguran karena aku? Andai aja aku tahu dia sedang hamil aku nggak akan ngelakuin hal itu. Bayi itu adalah buah cinta mereka, bukti bahwa mereka saling mencintai. Kak Prilly nggak mungkin selingkuh kan? Kenapa papa nggak bilang sama aku sebelumnya?"
"Sejak hubungan papa dengan Prilly tidak baik, dia selalu berusaha memberitahu papa kalau dia sedang hamil. Saat itu dia ingin sekali tahu bagaimana reaksi papa," jelas Revan.
"Papa bahkan nggak datang menemui dia. Papa masih marah hanya karena dia melukis lagi."
"Sebenarnya papa sudah memaafkan dia setelah kejadian itu."
"Sekarang bagaimana keadaan Kak Prilly? Apa dia baik-baik aja?"
"Papa dapat kabar dia merasa terpukul karena kehilangan bayinya ditambah lagi dengan fakta yang kamu jabarkan di hadapannya saat itu. Papa juga dapat kabar kalau Ali mengalami kecelakaan, dan dia mengalami amnesia. Bayangkan bagaimana menderitanya kakak kamu sekarang?"
Sherly menatap Revan berkaca-kaca.
"Papa sudah melarang kamu untuk jangan gegabah, kita tidak tahu bagaimana kondisi seseorang. Sakit yang dirasakan kakak kamu bertubi-tubi. Papa sungguh kecewa sama kamu."
"Aku minta maaf, Pa."
"Kamu seharusnya meminta maaf sama Kakak kamu."
"Setelah semua yang terjadi apa kakak mau ketemu sama aku?"
"Apakah dia punya alasan untuk menolak?"
"Aku takut dia marah."
"Papa yakin sekali dia tidak akan marah. Dia mirip sekali dengan ibunya."
"Sebenarnya dia atau aku yang mirip mama? Papa pernah bilang aku mirip dengan mama."
Revan terdiam menatapnya.
"Aku ingin sekali menanyakan sesuatu pada papa. Dari dulu aku merasa ada yang janggal." Sherly menatap papanya lekat-lekat. "Saat aku menemani papa di rumah sakit, seseorang membutuhkan beberapa kantung darah dan kebetulan aku memiliki golongan darah yang sama. Saat itu aku sadar kalau golongan darah aku sama papa ternyata berbeda, bahkan berbeda juga dengan mama." Mata Sherly kembali memanas, "Apa aku juga bukan anak kandung papa?"
Revan membulatkan matanya.
"Kenapa papa kaget seperti itu? Jangan bilang aku juga bukan anak kandung papa?"
"Sherly-"
"Bagaimana mama bisa melahirkan aku dalam kondisi depresi?"
Revan memalingkan wajahnya.
"Jadi, benar aku bukan anak kandung papa?"
"Hentikan Sherly!"
"Kenapa papa diam aja?! Jawab aku pa! Aku anak kandung papa atau bukan? Apakah aku juga alasan papa begitu pemarah? Karena papa tidak memiliki putri kandung dari istri yang papa cintai?"
Revan tahu Sherly sangat cerdas sejak kecil. Dia tidak menyangka Sherly menghubungkan hal itu dengannya. Dan mengetahui fakta yang sebenarnya mengenai dirinya. Ya, dia dan Prilly bukanlah putri kandungnya.
"Selama ini aku nggak percaya soal golongan darah itu, aku yakin aku anak kandung papa. Tapi sekarang melihat papa diam seperti ini membuat aku yakin kalau aku juga bukanlah anak kandung papa. Lantas aku anak siapa pah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With Boss 3
Fanfiction[AliPrilly Fanfiction] Segala hal dalam cerita ini adalah fiksi, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata nama tokoh yang digunakan. Harap menjadi pembaca yang bijak! Nggak pake sinopsis biar penasaran :p Jangan lupa tambahkan ke library/reading...