Dua bayi kembar itu tertidur pulas di keranjang tidur mereka yang luas. Sang ayah tampaknya tidak ingin melepaskan pandangannya dari pemandangan paginya yang sangat indah. Pipi kedua bayinya tampak gembil dan ada sisa ASI di sudut bibir salah satunya membuat sang ayah menyekanya dengan hati-hati agar tidak mengganggu tidur sang buah hati.
"Kalau sampai Nael dan Leia bangun kali ini aku yang nangis," ucap Prilly yang tak tahan melihat suaminya terus berada di dekat bayi mereka yang baru saja tertidur itu.
Ali akhirnya mengalihkan pandangannya menatap Prilly yang bersandar di kepala ranjang. Istrinya itu akhir-akhir ini kesulitan untuk tidur. Bayi mereka sangat rewel dan selalu terbangun tengah malam. Dan pagi ini Prilly akhirnya bisa beristirahat setelah memandikan dan menyusui keduanya. Meskipun dibantu oleh Mba Pia tetap saja Prilly merasa kesulitan mengurus keduanya karena dia masih harus banyak belajar agar lebih terampil dalam mengurus bayi.
"Kalau kamu yang nangis aku yang akan berusaha nenangin kamu," ucap Ali setengah berbisik sambil menjauh dari ranjang bayinya menghampiri Prilly. Lelaki itu menunduk mengecup kening istrinya. "Capek, Sayang?"
"Capek, tapi aku bahagia."
"Sekarang kamu tidur ya, sudah beberapa hari ini kamu tidurnya cuma sebentar. Aku nggak mau kamu sakit."
"Iya, suamiku sayang. Kamu nggak pergi ke kantor hari ini?"
"Suami kamu ini bisa kapan saja datang ke kantor."
"Oh ya? Sebelum-sebelumnya sibuk banget? Kantor udah kayak rumah kedua bagi kamu."
"Aku cuma punya satu rumah. Dan rumahku adalah kamu, Sayang."
Prilly tersenyum meraih tangan Ali kemudian menciumnya. "Terima kasih suami aku."
"Kamu tidur ya biar aku saja yang menjaga Nael dan Leia." Prilly hanya mengangguk membaringkan tubuhnya. Ali kembali mengecup kening Prilly lalu duduk di dekat ranjang dua bayinya.
**
"Nael, Leia, main yuk!!"
Suara yang terdengar dari lantai bawah membuat Ali bergegas meninggalkan kamarnya. Lelaki itu menuruni tangga sambil menaruh telunjuk di bibir melihat Leo yang ingin berteriak lagi.
"Anak-anak gue mana? Bobo ya?" tanya Leo yang akhirnya menurunkan volume suaranya.
"Mereka baru saja tidur. Mau apa kamu ke sini?"
"Main lah sama mereka. Boleh gue bangunin?"
"Mau aku suruh pulang kamu?"
"Galak banget bapak-bapak." Leo terlihat mencibir sambil mengulurkan tangannya yang membawa sesuatu. "Nih, buat Nael sama Leia."
"Apa ini?"
"Baju hasil nyopet."
"Leo."
Leo terkekeh. "Bercanda. Kemarin gue mampir ke toko pakaian bayi terus beliin baju deh buat si kembar."
"Terima kasih."
"Sama-sama. Si cantik ke mana?"
"Siapa?"
"Prilly, istri lo."
"Sekali lagi memuji istri orang cantik aku usir kamu!"
"Iya iya."
"Halo, Kak Ali." Suara itu datang tiba-tiba. Ali dan Leo menoleh ke arah pintu melihat Sherly.
"Sherly?"
"Aku ke sini mau jenguk si kembar. Boleh, kan?" Sherly menunjukkan paper bag di tangannya berisi hadiah untuk dua keponakannya.
"Boleh. Kamu hanya sendiri? Papa tidak ikut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With Boss 3
Fanfiction[AliPrilly Fanfiction] Segala hal dalam cerita ini adalah fiksi, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata nama tokoh yang digunakan. Harap menjadi pembaca yang bijak! Nggak pake sinopsis biar penasaran :p Jangan lupa tambahkan ke library/reading...