~MENINGGALKAN? MAYBE~

165 18 0
                                    

Banyak sekali yang dipikirkan Samuel setelah kejadian semalam, dia yakin bahwa Leo akan terus mencari cara agar bisa mendapatkan Bella dan membawanya pergi. Tidak mungkin jika El hanya diam dan membiarkan semua itu terjadi.

Mungkin banyak yang menganggap bahwa El berlebihan  dalam bersikap kepada ayahnya (Leo) akan tetapi itu semua El lakukan agar Bella tidak hidup dengan orang yang sudah menghabisi nyawa ibunya eendiri dengan cara yang begitu tragis

Bahkan setelah melihat kejadian itu, jiwa ingin membunuh untuk meringankan pikiran El mulai tumbuh. Ia tau bahwa itu menyakiti orang lain, tapi hal tersebut ia lakukan karena ayahnya sendiri yang memberikan contoh secara tidak langsung.
Karena seiring berjalannya waktu El manyadari bahwa membunuh seseorang agar bisa menenangkan diri adalah hal yang salah, maka El berusaha sebisa mungkin mengurangi kebiasaan tersebut, mungkin jika harus menghilangkan selamanya, El tidak bisa. Setidaknya untuk saat ini El bisa mengendalikan dirinya.

Tepat pukul 09.00
Hari ini El dan Bella tidak masuk sekolah. Dan El sama sekali tidak memberi kabar pada Resha, karena El berfikir agar Resha bisa terbiasa tanpa kehadiran El, yang mungkin akan ada hal yang tidak terduga terjadi dalam hubungan mereka.

"Bell, mulai sekarang apapun yang kamu lakuin, abang harus tau. Kamu mau pergi? Harus abang yang anter, sekolah juga abang yang anter. Abang nggak terima bantahan! Ini juga buat kebaikan kamu"

"Tapi kan abang punya Kak Resha, gimana dong sama Kak Resha nya? Yakali abang biarin dia pergi sendiri"

AUTHOR POV

Fyi, Bella tau kalo El punya kekasih, tapi Resha gatau kalo El punya adik. Ada alasan tersendiri El tidak mengenalkan Resha pada Bella

AUTHOR POV END

"Gapapa kalo cuma masalah Resha, ntar abang yang urusin. Yang penting kamu aman dari cowo brengsek itu" dan Bella hanya menatap sayu pada raut muka El yang tampak kelelahan

_________________________________

Dilain sisi Resha cemas sekali dengan keadaan El. Karena beberapa hari tidak ada kabar dan sekarang pun ia tidak masuk sekolah.

Hari ini di SMA ADITAMA kedatangan siswa baru.
Siswa tersebut terkenal karena ketampanannya, meskipun lebih tampan El. Gavin dan Revan khawatir bagaimana keadaan El akhir akhir ini, mereka mencoba menelfon beberapa kali dan tidak ada yang tersambung. Dirumah El juga tampak sepi, mereka berdua berfikir bahwa rumah itu kosong, dan tidak ada El saat itu.

"Woii Vin, El kemana anjr. Uda berapa hari dia kagak sekolah, kita kerumahnya kali ya ntar'

"Nah gua juga mikirin itu, jarang jarang banget dia kagak sekolah, gak ada kabar lagi. Sabi lah kita ntar kerumahnya"

Pelajaran pertama dimulai di SMA ADITAMA.

"Baik anak anak kita kedatangan siswa baru dari Bandung. Silahkan perkenalkan dirimu" tunjuk guru kepada siswa baru tersebut.

"Kenalin gue Ferdi pindahan dari Bandung, Salken buat semuanya" dan Ferdi langsung mencari tempat duduk kosong.

Seisi kelas membicarakan tentang Ferdi, karena memang ia tampan dan tidak dingin seperti El.

Pelajaran berlangsung seperti biasanya, dan bel pulang pun bunyi.

"Ehh lu Resha kan? Pulang sendiri? Pulang bareng gue aja, lagian cuacanya juga agak mendung, bentar lagi hujan. Bahaya kalo pulang sendiri" cerocos Ferdi pada Resha

"Emm....gausa deh gapapa kok gua bisa pesen taxi online. Biasanya supir gue yang jemput, tapi dia lagi pulkam, ortunya sakit. Makasii uda ditawarin pulang bareng, tapi gua pulang sendiri aja" jawab Resha, karena ia mencoba jaga hati untuk El meskipun saat ini El tidak peduli dengannya.

"Yaampun gausa grogi gitu dong ngomongnya, santai aja kali. Gua anter lu sekarang. Siapa tau bisa jadian, ye kan ahahah"

Akhirnya Resha pun menerima ajakan Ferdi untuk pulang berdua.

Gavin dan Revan menghampiri rumah El, berharap mereka mendapat informasi tentang El, akan tetapi hasilnya nihil. Karena rumah El sepi, seperti tidak ada orang didalamnya.
Beberapa menit kemudian, Gavin dan Revan melihat El keluar dari rumah mewah itu, dan mereka langsung menghampiri El.

"Oyy El kemana aja lu, uda males sekolah? Kebelet kawin lu? Ditelfon kagak dijawab lagi" Gavin bertanya dengan antusias

"Enak aja lu bilang gue kebelet kawin, yang pikirannya paling kotor kan bukan gue. Ponsel gue ganti nomer. Masuk dulu gih, ntar gue jelasin"

El membiarkan mereka masuk kedalam rumah, dan menceritakan masalah nya dengan Gavin dan Revan.

Setelah berjam jam ngobrol akhirnya El mengambil keputusan untuk meninggalkan sekolah dan tempat tinggalnya sekarang.

"Kayaknya kalo gue tetep disini, si cowok brengsek itu bakalan dateng lagi deh. Jadi rencananya gue mau pindah ke London sama Bella, gak ada siapa siapa sih disana, tapi gue juga ada rencana bakal kuliah disana. Gimana menurut kalian? Ada satu problem yang gabisa gua pikirin sekarang, tentang Resha. Atau gue putusin ya? Karena gue belum siap cerita ini ke dia, takutnya malah jadi beban"

"Seriusan lu mau ke London? Tapi btw, tadi gue lihat Resha dianter sama Ferdi, cowo baru di SMA ADITAMA, dia juga sekelas sama kita"

"Yauda bagus deh, kalo ada cowok baru. Mereka juga kayaknya bakalan deket. Jadi masalah gue tentang Resha uda agak ringan. Gue tau ini bakal nyakitin dia, tapi gimana lagi. Gue harus jagain Bella dari cowok itu"

"Biarin Resha berpikir kalo gue tuh jahat, sebisa mungkin buat Resha benci sama gue. Karena gue belum bisa bahagia in dia, gue harus bahagia in Bella dulu. Karena gimanapun prioritas utama gue saat ini cuma Bella, bukan yang lain"

"Kalo itu emang uda keputusan lu, yauda kita sebagai sahabat lu cuma bisa support aja sih. Tapi lu harus tetep contac an sama kita. Awas sampe lu lost contac sama kita"

"Yoi santai kalo masalah itu mah. Yauda gue mau prepare buat ke London, mungkin 3 hari lagi. Gue cek cek dulu apart disana, kalo uda dapet, gue kabarin kalian berdua"

"Okayy, kita bantu cariin. Dan kalo Resha nanyain tentang lo, kita bakal buat seolah olah lo itu gak tulus sama dia. Itukan sesuai rencana lo?"

"Haha thanks, buat Resha benci sebenci bencinya sama gue, biar gue lebih ringan mau ninggalin dia"

"Gue sayang sama Resha, tapi untuk sekarang Bella yang paling utama"

"Yoii yoii semangat El, kita yakin lu bisa lewatin ini semua. Kita bakal terus dukung lu. Kita pamit balik duluan ya"

"Okayy okayy"

Keputusan diambil oleh El untuk meninggalkan Resha dan tempat tinggalnya saat ini. Pilihan yang berat buat El, tapi dia harus tegas dalam mengambil keputusan demi Bella.

Dalam keheningan isi rumah, El meneteskan air mata saat melihat Bella tertidur pulas. Siapa yang berpikir bahwa cowok sekuat El bisa menangis? Mungkin kali ini El bener benar-benar lelah sama semua yang terjadi. Dan satu satunya keputusan, yaitu memulai hidup baru dengan Bella, dan memastikan bahwa Bella aman dalam genggamannya.

Pihak sekolah sudah mempertimbangkan semua keputusan El untuk pindah. Tapi El meminta agar mereka tutup mulut atas rencana perpindahannya.

Mungkin 3 hari lagi atau bahkan lebih cepat El akan meninggalkan kota ini.

_________________________________

Tinggalin jejak, dengan cara klik gambar bintang dibawah sebelah kiri.

Thanks for your support....

(END) Pshycopath SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang