sekitar pukul 04.37
Mereka ber empat bergegas menuju bandara.
Beberapa menit diperjalan, dan akhirnya sampai pada bandara."Kurang 20 menit lagi gue berangkat, thanks uda mau support gue. Sampe kalian cabut sekolah HAHAHAH tetep jadi orang yang gue kenal. Gue titip Resha sama kalian berdua, okayy?" Dengan senyum sedikit terpaksa, dan mata yang tidak bisa membohongi kesedihannya.
"Buset gue mau nangis bangsad HAHAHA, jaga kesehatan El, Bell. Masalah Resha biar kita berdua yang jaga" jawab Vin dan Van bersautan.
"Makasii bang Revan, bang Gavin" dengan senyum tipis dari bibir indah Bella.
"Sama sama Bell, jangan lupa hubungin kita kalo kangen HAHAHAH"
Mereka berdua pun (El dan Bella) mulai bersiap untuk masuk pesawat.
_________________________________
Di dalam pesawat El hanya menatap jendela dan merenungi semua keputusan yang ia ambil. Bella yang sudah tertidur, mungkin dia masih lelah.
"Gue berharap ini keputusan yang bener, buat lo Res. Sorry banget belum bisa jadi cowok yang lo harapin. Gue yakin lo bisa bahagia sama Ferdi, gak masalah lo sekarang benci sama gue"
"Yang penting lo bisa lupain gue. Satu impian gue, kita bisa ketemu lagi. Ntah pada saat itu lo udah ada cowok lain atau lo masih sendiri. Sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir" dan El tak bisa menahan air mata yang ada diujung matanya. Diselingi dengan senyum tipis.
Tidak terhitung berapa lama ia didalam pesawat, dan mereka berdua sampai pada tempat yang akan mereka tempati mulai sekarang (LONDON).
El dan Bella langsung mencari alamat apart dengan supir. Saat bertemu dengan apart tersebut, mereka merebahkan tubuh dan membereskan semua barang barang.
Sebenarnya El ada rumah di London, milik ibunya dulu. Akan tetapi ia belum siap mengingat kenangan tersebut.
Hari pertama di London mereka habiskan untuk beristirahat. El melanjutkan sekolah nya begitu juga Bella. Semua sudah diurus dari awal mereka berangkat.
Hanya tersisa 2 bulan menunggu kelulusan El.
_________________________________
Hari demi hari mereka berdua lewati untuk melakukan aktivitas seperti di Jakarta. Tidak ada yang beda, hanya lingkungan dan orang yang mereka kenal.
Disatu sisi Resha sudah benar benar tidak perduli dengan El dan ia berkomitmen dengan Ferdi.
Gavin dan Revan yang mengerti semuanya hanya bisa untuk tersenyum. Mengingat betapa kuatnya El saat mengikhlaskan Resha bersama orang lain, sampai ketulusan El tetap menjaga Resha tanpa ada hubungan apapun.Setiap harinya El mendapat kabar dari sahabatnya tentang keadaan Resha, yang semakin hari semakin dekat dengan Ferdi karena mereka sudah berkomitmen.
El yang mendengar semua kabar Resha hanya sanggup tersenyum dan sesekali meneteskan air mata."El gimana disana? Aman kan? Mantep dong pastinya, ceweknya pada bening bening AHAHAH" ucap Revan dan Gavin saat video call dengan El
"Aman aman HAHAHAH kagak ada yang julid orangnya, sabi lah gue lama lama disini AHHAHAH, ehh btw gimana Resha?
"Oh Resha? Dia uda jadian sama Ferdi, sejauh ini gua belum lihat dia nangis sih"
"Bagus deh kalo gitu, yauda gua matiin dulu yaa, gue mau jalan sama Bella HAHAHAH"
"Okayy"
Sambungan pun terputus.
Dan El mengajak Bella jalan jalan menikmati indahnya London. Meskipun masih ada kesedihan dalam diri El. Tapi ia berusaha menetralkan kondisinya. Sisi kejam yang dulu ada pada El perlahan menghilang karena kondisi yang mengharuskan El melupakan itu. Yang paling susah yaitu menahan agar Al tidak menggantikan posisinya, karena itu akan memberatkan dirinya.Beberapa jam mengelilingi sekitar apart, Bella dan El kembali ke apartemen untuk beristirahat.
"Bell kamu mandi dulu gih, abang mau nyari film. Ntar kita nobar"
"Okayy bang" Bella menuju kamar mandi dan El mencoba mencari film yang menurutnya bisa membuat dirinya lebih tenang.
Selang 7 menit Bella keluar dari kamar mandi dan berganti El menuju kamar mandi.
El selesai dan mendapati Bella sedang di dapur......"Kamu ngapain Bell?"
"Emhh abang uda selesai? Ini Bella buat nasi goreng, kita makan sambil nonton AHAHHAAH"
"Tumben banget, yauda buruan abang tunggu dikamar abang"
Mereka berdua asik menonton film action, sampai sekitar 1 jam telah berlalu. Mereka berdua tidur dan saat jam menunjukkan pukul 17.00
Bella yang bangun lebih dulu dibanding El. Ia membereskan seisi apartemen, dan duduk disamping El sambil mengelus rambut abangnya itu.
"Bella ngerti nggak mudah buat abang ngambil keputusan sebesar ini. Bella bangga punya abang" dengan senyum tipis dan mencium kening El.
"Bangg, bangun woyy uda jam berapa nohh liat hp lu"
"Hmm? Uda jam setengah 6?"
"Heem, bangun buruan. Kebo banget"
"Yauda buruan mandi, jam 7 kita keluar jalan jalan cari makan malem"
"Siappp"
Tepat pukul 18.00
Mereka keluar apartemen dan jalan jalan mengelilingi London untuk dinner.
Selesai semua, El dan Bella balik ke apart dan tidur._________________________________
"Bell bangun, uda jam 07.00 buruan mandi. Sekolah woyyy, nohh uda ditungguin Rendra"
AUTHOR POV
Rendra kekasih Bella baru baru ini, El mengenal baik bagaimana Rendra. Rendra sama seperti mereka, pindahan dari Jakarta.
AUTHOR POV END
"Hmm? Iya iya Bella bangun"
"Woyy Ren uda sarapan belum lo? Ada pizza tuh di meja makan, ambil aja kalo mau" teriak El dari kamarnya.
"Iya bang gue uda makan, gue bawa aja deh AHHAAHAH"
"Dasarr" Bella pun sudah siap berangkat sekolah begitu juga dengan El.
Mereka berangkat naik mobil bersama, El dengan mobilnya sendiri. Dan Bella dengan mobil Rendra.
_________________________________
Disekolah banyak sekali cewek cewek yang menggoda El, dalam artian ingin lebih dekat dengan El, akan tetapi El selalu mengingat Resha, meskipun sudah tidak ada hubungan apapun.
Tepat pukul 14.00
El pulang, begitu juga dengan Bella yang diantar oleh Rendra.Bella langsung tidur dan El video call dengan sahabatnya di Jakarta....
"Woyyy El gimana kabar lo? Kita berdua mau telfon takut lo sibuk, jadi kita nunggu lo aja yang telfon"
"Sok banget lo berdua, biasanya juga lo pada yang ganggu. Gimana Resha?"
"Aman El tenang aja.... Btw kurang 1 minggu lagi kita lulus, lu gak ada rencana balik gitu?"
"Gue belum tau mau balik kapan, mungkin waktu lulus gue balik bentar, terus gue ke London lagi. Gue pengennya kuliah disini sih"
"Ohh, gimana? Uda dapet cewek? Atau belum bisa lupain Resha?"
"Gak, gue gak ada cewek disini. Gue selalu inget sama Resha AHAHA" dengan suara tertawa renyah. Beberapa menit kemudian, El memutuskan sambungan telfon.
______________________________Thanks for your support....
Vote

KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Pshycopath Samuel
Genç Kurgumeskipun uda END tetep vote yaa, buat ngehargain author :) °°°follow dulu sabi kali°°° "Lo punya gue! lo nolak? sahabat lo dalam bahaya" "Lo ganggu orang yang gue sayang, hari ini terakhir lo hidup" tegas Samuel dengan seringai yang mengerikan ok ka...