Ketika dua hati bertemu maka jadilah cinta, kata kata itu sering terlontar dari semua orang yang pernah merasakannya. di banding dengan perasaan semua orang yang menginginkan kisah manis antara dua manusia yang bersatu.
seperti saat ini Aidan duduk dengan wajah tenang di atas pelaminan bersama Vina yang tampak tersenyum manis pada beberapa orang yang memberikan ucapan selamat.
"Gue nggak tau sejak kapan? tapi yang pasti sekarang gue sadar ternyata cinta itu nyata." Ucapan lembut membuat Vina menoleh, ia mengerutkan keningnya saat mendengar suara Aidan yang tampak berbeda dari biasanya.
"Kok? emm, kamu udah nggak mau pakai aku kamu lagi?" Vina bertanya pelan, ia sesekali melirik Aidan yang juga sibuk menyambut uluran tangan dari tamu undangan.
"Emang nya kenapa?" Aidan bertanya balik, ia tak tersenyum sama sekali saat melihat ada seseorang yang kini melangkah mendekat pada keduanya.
"Halo Vina?"
"eh?" Vina langsung tersadar, ia dengan cepat melihat ke depan dan mengerjap kan matanya dengan polos
" Revan? kamu datang? sama siapa? sendiri?" sambung Vina lagi, ia celingukan mencari tau apakah Revan datang bersama orang lain."Gue sendiri, Gue cuma mau ucapin selamat sama lo aja." Revan tersenyum, ia mendekat berniat untuk memeluk Vina namun belum sampai tangannya meraih tubuh Vina ia langsung di tarik ke samping.
"peluk gue aja! jangan peluk istri gue!" Aidan terlihat kesal, Vina terkekeh geli melihatnya. Revan menggeleng dengan wajah ikut kesal pada Aidan. Revan dengan gesit memeluk Aidan hingga yang di peluk tersentak kaget.
"Malu-maluin gue Lo bego!" Aidan mengumpat kesal, ia benci saat melihat beberapa pasang mata kini tengah menatap mereka dengan sorot kepo.
"Minggir! tamu mau lewat! jangan ganggu pernikahan gue!" Aidan berucap sombong membuat Revan mencibir dengan tangan memukul perut Aidan kuat.
"Awas aja lo! sebagai sahabat Vina gue berhak di sini!" Revan mengulum senyum kemenangan, Aidan membuang muka karena tak mau berurusan lagi dengan orang yang tak penting itu.
"ayo foto." Revan merangkul Vina erat, ia berniat untuk selfie berdua namun lagi, Dengan cekatan Aidan menggapai ponsel itu lalu memotret mereka bertiga.
"Puas lo! sekarang turun!" Revan mendengus, ia dengan cepat merebut ponselnya lalu beranjak turun.
_______
"Ah." Vina mendongak dengan cepat, ia sangat lelah saat ini. acaranya sudah selesai dengan meriah. keduanya kini duduk di kamar hotel yang katanya di pesan khusus oleh Aidan sendiri.
"Harusnya kita bawa anak- anak?" Vina merasa bosan karena ia juga merindukan Anak- anak. sambil melepaskan sepatu hak tinggi yang di pakainya ia memperhatikan Aidan yang juga melepaskan jasnya.
Vina berdiri, ia duduk di sofa dekat Aidan yang kini tangah asik merebahkan tubuhnya dengan santai.
"Gue senang! akhirnya gue bisa sama lo lagi." Aidan bergumam pelan saat sadar bahwa Vina duduk di dekatnya.
"Aku juga seneng." Vina mengusap puncak kepala Aidan dengan sayang, ia tersenyum simpul saat melihat Aidan mendongak padanya.
"Gue cemburu!"
"eh? sama siapa?" Vina bertanya bingung, ia terus mengusap rambut Aidan sampai tangan Aidan menghentikannya.
"Sama Revan! gue nggak suka dia ada di dekat lo! nggak suka pokoknya gue!" Aidan terus menggeleng, Vina mengangguk mengiyakan.
"cium gue!" Aidan berucap tegas, Vina menghela nafas dengan wajah geli sendiri mendengarnya.
Vina menunduk, ia mencium kening Aidan dengan sayang, hanya sekilas karena setelah itu Aidan menarik wajah Vina untuk mendekat pada bibirnya.
"ciumnya di sini?"gumaman itu terdengar lirih, Vina hanya diam sambil mengecup bibir Aidan sekilas. lalu setelahnya menjauh.
"kamu ingat nggak?"
"Nggak tuh." Aidan menjawab malas.
"waktu pesta yang di adain sama sama itu aku datang loh?"
"kapan? Gue nggak tau?" Aidan menjawab bingung dengan pertanyaan dari Vina.
"Aku juga lupa kapan? yang pastinya aku datang ke sana sebagai cewek cupu supaya kamu ingat sama kamu? Tapi kenyataannya aku malah mau di perkosa sama Kamu Aidan!" Vina memukul lengan Aidan dengan tegas, ia kesal saat itu. niatnya hanya ingin datang melihat namun malah hampir di perkosa oleh Aidan. Itu sangat memalukan.
"Kok gue nggak tau?"
"Ya! tentu saja kamu nggak tau! kamu pikir kamu masih waras kalo lagi mabuk! Aidan! kamu udah gila!"
"oke! Kalo gitu gue minta maaf? pantes aja bangun bangun gue udah di kamar sendirian?" Vina menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Lo benci sama gue?"
"enggak! aku sayang kamu!"
"Gue lebih sayang sama lo!"
Bagi Aidan kini kebahagian nya sudah tercapai, Walau pun harus berkorban dengan kehilangan ayahnya, ia juga tak bisa egois dengan meminta semuanya menjadi sempurna. Mungkin inilah kebahagian terakhir yang ia inginkan dan bisa selamanya membuat hatinya tenang.
"Keluarga hangat dan penuh kasih sayang." Gumaman itu membuat Vina menunduk lalu tersenyum lembut pada Aidan. Ia mengusap kening Aidan dengan sayang sambil terus mengecup keningnya bergantian.
"Walaupun sulit ternyata takdir tetap berpihak sama kita? Aku hampir putus asa pas lihat kamu sama perempuan lain Aidan? Aku rasanya mau menyerah." Vina berucap pelan. Matanya berkaca- kaca syarat akan kesedihan yang membuat Aidan terharu lalu mengambil posisi duduk di depannya.
"Udah! Semuanya sudah berkahir, Kehidupan kita akan di mulai dengan menjalani hari - hari bersama." Aidan tersenyum simpul, Vina mengangguk pelan.
Aidan mendekat, ia memegang dagu Vina dengan lembut hingga membuatnya mendongak. keduanya bertatap mata membuat kedua bibir itu tersenyum manis.
Vina memejamkan matanya kala Aidan perlahan mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibirnya lembut. Tak ada lagi nafsu yang hanya rada rindu yang selama ini tak pernah tersalurkan dengan baik. Baik Aidan maupun Vina menikmati perasaan mereka masing masing dengan mata terpejam.
"Manis banget sih." Aidan terkekeh melihatnya, ia mencubit pipi Vina lalu mengecupnya berulang kali.
"Gue terlalu sayang sama lo!"
"Aku juga sayang kamu Aidan! Kamu semangat ku selamanya kamu semangat ku." Vina menunduk dalam, bibirnya bergetar hebat menahan desakan air mata yang tiba tiba berniat keluar begitu saja.
"Tolong jangan tinggalkan aku lagi! Aku sayang kamu! aku sayang kamu Aidan." Aidan tersenyum tipis, tangannya bergerak lalu memeluk Vina sangat hati hati. Ia mendongak dengan mata yang juga sangat memanas. selama ini ia sangat merindukan Vina. mencintainya dan menginginkannya. Ia sangat menyayanginya dengan setulus hati.
"Aku Sayang kamu!"
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident ( Selesai.)
ChickLit( FOLLOW DULU SEBELUM BACA. ) Makasih. 17+ _____ Karena sebuah kesalahan di malam itu, Vina seorang anak SMA jadi menanggung sebuah tanggung jawab besar. Awalnya berniat untuk pergi Aidan tak bisa, sebab ini mungkin juga kesalahannya. "Gue salah ni...