Mungkin acara sekolah adalah salah satu dari banyak nya keramaian dari masa masa muda.
Saat ini sekolah mengadakan acara yang di tujukan pada seluruh siswa yang ada di sekolah nya.
Semua sibuk menyiapkan persiapan dari acara tersebut kecuali vina yang tak peduli.toh dia mungkin tak akan berangkat ke sana karena pekerjaannya dan juga dia tak berniat untuk mengikutinya.
Vina selalu duduk di belakang taman sekolah mungkin hari ini dia tak akan di bully karena anak anak sibuk. Vina tersenyum kala buku yang di baca menampilkan bacaan yang lucu.
Dan mungkin hari ini tidak akan ke kantin karena ia tak membawa uang untuk membeli makanan. Bibir nya tersenyum manis, ia menunduk sambil sesekali membalikkan lembaran buku yang di pegang nya. Senyumannya lagi lagi terbit begitu tulus. Buku ini sangat lucu dan juga memberikan rasa yang sangat nyaman untuk di baca oleh nya.
"Aku suka buku ini." Ucap vina sambil tersenyum, bibir nya berkembang seolah kebahagiaan hanya sebatas membaca buku yang dia pinjam di perpus itu, ayolah Vina juga remaja dia butuh teman untuk berbicara tentang keluh kesah nya.
Yah tapi mungkin ia akan menyangkal nya, hanya buku yang membuat nya tersenyum."Wow!bagus ya orang pada sibuk malah baca buku di sini!sini Lo ikut gue!" ucap Laura sambil menarik rambut panjang Vina. Vina terkejut dan menatap Laura dengan wajah sendu. Ia tak tau kenapa selalu dirinya yang di bully.
"Ahhh! jangan sakit! Lepasin tolong, Lepasin!"ucap vina seraya mencoba melepaskan rambutnya. Vina meringis pelan, mencoba untuk melepaskan rambutnya yang kini tengah di tarik kuat oleh laura.
"Lo kira gue siapa yang bisa perintah seenaknya!ikut gue lo! " Vina terus meringis kala rambut nya di tarik kuat oleh laura,inilah keseharian Vina di sekolahnya selalu di bully dan di cemooh oleh orang kaya. Sebenarnya apa yang membuatnya di benci dari kondisi yang buruk ini. Bahkan kehidupannya terlalu miris untuk di lihat orang lain.
Dirinya di tarik entah kemana, Vina hanya mengikutinya dengan cepat. Bibir nya memucat saat dirinya sampai di taman belakang sekolah. Ia di dorong kuat dan Vina mendongak menatap Laura bingung.
"Siram!" Teriak Laura hingga kini tubuh Vina basah,Bajunya penuh dengan air cucian bakso panas,baunya menusuk penciuman, vina menangis kenapa dirinya selalu mendapat hinaan dan Bullyan.
Padahal selama ini dirinya hanya diam dan tak pernah mencoba membuat masalah untuk orang lain tapi kenapa malah dirinya yang di perlakukan dengan kejam begini. Vina ingin menangis rasanya. Bajunya bau padahal ini adalah satu-satunya baju yang di miliki nya. Sekarang harus bagaimana ia memberitahukan kepada ibunya, bagaimana ibunya bertanya dan ia tak bisa menjawab."Aku salah apa?"
"Aku salah apa?Aku salah apa?" Vina bergumam lirih, Laura menatapnya tak puas bibirnya menyunggingkan kan senyum sinis. Melihat kearah teman teman nya ia menggerakkan tangan nya dan di mengerti.
Cukup lama terdiam Vina masih duduk di tanah hingga bajunya bertambah kotor, wajahnya memucat bahkan bibir nya kini memutih tampak tak seperti orang memiliki darah. Ia menunduk dan mencengkram erat kedua tangannya. Menangis tertahan Vina kembali mendongak saat yang Laura mencengkeram dagunya kuat. Ia tersenyum meremehkan.
"Sini!" Laura menggerakkan tangannya dan di mengerti, Vina menatap kentara. Ia mendongak dan saat itu matanya membulat kaget.
"Jangan! Aku nggak mau!" Vina berkata lirih, ia bahkan sudah memohon di kaki Laura namun yang ada hanya tawa yang terlihat senang. Bibir nya bergetar hebat. Ia menutup matanya rapat. Air mata nya kini luruh berjatuhan di tanah. Namun tak ada yang kasihan padanya tak ada yang kasihan padanya. Apa yang sudah dia perbuat hingga mendapatkan sebuah perlakuan yang pantas. Apa yang harus ia lakukan agar dirinya dapat di terima setidaknya jangan di ganggu.
"Makan!"
"Nggak mau!"
"Makan bego!" Vina meringis pelan, ia tak ingin membuka mulutnya sama sekali. Ia tak mau melakukan hal ini.
"Makan! Gue bilang makan!"
"Nggak mau!"
Plak..
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya, Vina mengerang kesakitan dan menyentuh pipinya pelan. Bibir nya berdarah dan robek karena pukulan itu terlalu kuat.
"Aku nggak mau." Vina menangis pelan, lagi ada tawa di sela tangisannya tawa bahagia dari temannya Laura.
"Makan!" Laura menggerakkan teluk dadar gulung yang ada di depan wajah Vina, sekali lagi Vina menggeleng dan lagi ia mendapat tamparan di sebelah pipinya. Tak ada lagi erangan Vina, ia hanya diam sambil menunduk. Teman teman Laura menatap dengan wajah kaget, mungkin saja mereka akan di tuntut jika sampai Vina meninggal di sini.
"Udah Ra! Kita cabut! Sebelum di mati!" Laura mengangguk dan melemparkannya telur itu kuat, Vina tetap menunduk tak terusik sedikit pun. Setelah semua nya pergi Vina mendongak ke atas menatap langit lalu tersenyum miris.
"Aku salah apa?"
"Aku salah apa?"
"Aku salah apa?"
_____Mungkin benar yang di kata kan oleh ibunya dulu, uang itu Adalah benda terkuat yang bisa membungkam orang lain. Vina sadar akan hal itu. Ia bahkan sudah berjuang mati-matian mencari uang untuk bisa tertahan hidup namun melihat tak ada yang mengerti, ia tau sekarang. Seharusnya ia tak bersikeras untuk mengikuti beasiswa yang ada di sekolah elit ini. Harusnya ia tak melakukan hal apapun yang mampu menarik perhatian orang lain. Harusnya ia berlari dan kabur tanpa harus bertahan dengan semua kesakitan nya.
"Hiks..aku salah apa?" Vina sampai tak sadar bahwa sejak tadi ia terus aja bergumam dengan kalimat yang sama. Gumaman lirih itu terus berlanjut.
"Apa aku harus mati dulu biar bisa tenang?" Vina bertanya, ia tak lagi mampu membendung air matanya, bibirnya berdarah, ia merasakan pipi nya berdenyut sakit karena tamparan keras tadi. Sekarang ia harus apa? Apa yang akan ia ucapkan agar ibunya percaya bahwa diri nya baik-baik saja. Agar ibunya tak khawatir dengan keadaan nya di sekolah.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident ( Selesai.)
ChickLit( FOLLOW DULU SEBELUM BACA. ) Makasih. 17+ _____ Karena sebuah kesalahan di malam itu, Vina seorang anak SMA jadi menanggung sebuah tanggung jawab besar. Awalnya berniat untuk pergi Aidan tak bisa, sebab ini mungkin juga kesalahannya. "Gue salah ni...