Prolog : 人生

193 31 4
                                    

Joan Lee memandangi Kota New Batavia yang sudah seperti kota mati. Banyak mobil terparkir sembarangan di sepanjang jalan dan lebih parahnya lagi, lautan manusia yang tergeletak tidak berdaya membuatnya terkesiap. Padahal baru satu jam sejak dijatuhkannya gas berbahaya dari atas langit melalui pesawat jet misterius. Pelakunya sampai sekarang masih belum diketahui siapa, pokoknya Joan sangat ingin mengutuk orang itu.

"Jo, daripada lo bengong kayak di pantai mending lo fokus evakuasi warga, dah," omel Lingga tanpa menengok sama sekali. Ia sedang sibuk mengecek kondisi warga yang bergelimpangan di jalanan, berharap salah satu dari mereka masih hidup.

"Percuma, detector gue nunjukin kalau di sini itu zona merah. Mereka semua udah jadi mayat." Joan lalu berjalan meninggalkan Lingga yang diam mematung di belakangnya.

"Terus gimana?" Lingga mengubah posisi duduknya menjadi posisi berdiri. Kakinya berlari menyusul Joan. "Apa gak ada satu pun yang selamat?"

Joan menggelengkan kepala, "Entahlah. Harusnya sih, Tim Gagak bisa ngatasin semuanya tanpa masalah."

"Mana earpiece gue gak berfungsi lagi, gimana mau ngehubungin Eugene dkk coba."

Mereka berdua kembali berjalan menyusuri jalanan kota. Lagi-lagi dengan harapan yang sama,

Menemukan warga yang masih hidup.

***

•[Restart]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang