8 tahun kemudian ....
Sebuah keluar kecil mendiami salah satu unit apartment mewah di kota Seoul. Keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki. Ketiganya hidup bahagia, walau terkadang ada perdebatan yang terjadi, tapi mereka berhasil menyelesaikannya.
Hari ini, keluarga kecil bahagia itu memutuskan untuk pergi ke taman hiburan. Hitung-hitung mencari hiburan di luar rutinitas mereka yang padat, terutama untuk kepala keluarga.
Tapi sebelum itu, mereka memutuskan untuk makan siang lebih dulu di rumah.
"Sung Chan, waktunya makan siang," panggil si ibu.
Putranya masih asyik bermain game di ruang keluarga bersama suami tercintanya. Berhubung ayah dan anak itu jarang menghabiskan waktu bersama, maka jika ada kesempatan Sung Chan akan langsung mengajak ayahnya bermain game bersama. Dan Min Ho menyanggupi ajakan anaknya, dia tidak ingin sampai Sung Chan tumbuh besar dengan kehadiran sosok ayah yang semu dalam hidupnya.
"Sebentar, Ma."
Yoo Jin menghela napas melihat kelakuan putranya yang semakin sulit diatur. Sung Chan tengah berada di usia yang mulai suka melawan, hal ini juga yang terkadang membuat Yoo Jin kewalahan menghadapi bocah berusia 7 tahun itu.
"Min Ho,"
"Sebentar, sebentar, eh— Sung Chan, apa itu tadi? Bagaimana kamu bisa melesat dengan cepat?"
"Bisa dong, Papa lama sih," ejek Sung Chan.
Yoo Jin memijat pelipisnya. Kenapa laki-laki di sekitarnya tidak ada yang waras, terutama yang kini telah menyandang status menjadi suaminya.
"Aku masak kesukaan kalian, lho."
Tidak perlu Yoo Jin membuka mulut dua kali sampai dua laki-laki itu mematikan game mereka dan berlari menuju meja makan. Ternyata benar kata orang, ketika sudah menikah maka suami pun akan bertingkah layaknya anak kecil.
"Aku tidak ingat melahirkan anak dua kali."
Min Ho mengerutkan dahinya, "Anak kita kan cuman Sung Chan."
"Aku tidak yakin, karena semakin hari aku melihatmu seperti teman sebaya Sung Chan." Yoo Jin berucap santai sambil menaruh semangkuk bibimbap di depan anak dan suaminya.
"Makasih, Ma." Sung Chan menerimanya dengan senang hati.
"Sama-sama, jagoan kecil mama."
"Terima kasih, Sayang." Min Ho tersenyum manja ke arah istrinya.
"Iya, sama-sama." Yoo Jin menjawab Min Ho dingin. Dia sengaja mengerjai ayah satu anak itu, penasaran akan reaksinya.
Bukannya marah-marah, pria itu hanya menatapnya tajam dan memasukkan sesendok bibimbap ke dalam mulutnya. Yoo Jin sedikit kecewa melihat reaksi sang suami yang menurutnya tidak seru.
"Kita jadi liburan ke taman hiburan hari ini, kan?" tanya Sung Chan antusias.
"Jadi, tenang saja." Min Ho mengusap kepala putranya.
Yoo Jin tersenyum melihat interaksi antara suami dengan putra semata wayangnya. Betapa Yoo Jin sangat bersyukur terhadap interaksi-interaksi kecil seperti ini, karena ia tahu ketika semuanya berlalu, hal-hal kecil seperti itu hanya tinggal kenangan nantinya.
"Mama kok melamun?"
Wanita bergaun putih itu sedikit tersentak. "Ah, iya, tadi mama sedang memikirkan ramuan cinta yang mama beri pada om Jae Hyun dan tante Rose."
Min Ho menatap istrinya lelah. "Masih saja dengan segala fantasimu tentang dunia sihir. Aku daftarin kamu masuk Hogwarts saja lama-lama."
"Ide bagus, aku ingin berkenalan dengan Severus Snape secara langsung, sepertinya dia akan menjadi guru yang menyenangkan untukku," timpal sang istri dengan wajah jahilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phobia {SUDAH TERBIT}
Fanfic{COMPLETED} "Maukah kamu menyelamatkanku dari jurang rasa takut ini?" -Lee Min Ho • "Aku benci perempuan ...." Begitu kata Minho sesaat setelah Yoojin menyentuh pundaknya. Menceritakan lika-liku kisah cinta pertama Minho yang rumit karena trauma yan...