Bau obat-obatan yang menyengat merasuk ke dalam penciuman seorang wanita yang terbaring lemah di bangsal. Matanya beberapa kali mengerjap sebelum penglihatannya kembali normal, tubuhnya masih terasa lemas dan tenggorokannya terasa kering.
"Yoo Jin," panggil sebuah suara.
Wanita yang dipanggil Yoo Jin itu menoleh lemah ke arah sumber suara yang lebih dulu menghampirinya. Ternyata itu adalah Min Ho yang memanggilnya. Rasa bersalah dan bersyukur bercampur aduk di dalam hatinya ketika ia mendengar pria yang menyelamatkannya itu memanggil namanya.
"Dokter, pasien sudah bangun!" seru Min Ho pada seseorang di balik tirai.
Seorang dokter menyibak tirai yang semula menutupi sekitar dan mulai mengecek keadaan Yoo Jin. "Tidak ada apa-apa yang serius, dia hanya mengalami shock tadi. Setelah ini dia sudah boleh pulang."
"Terima kasih, Dokter," ucap Min Ho.
"Iya, sama-sama," jawab dokter dan kembali menghilang di balik tirai hijau.
Min Ho membukakan sebotol air mineral dan membantu Yoo Jin untuk meminumnya.
"Terima kasih," lirih Yoo Jin dengan suaranya yang parau.
Min Ho mengangguk singkat dan kembali menutup botol itu sebelum meletakkannya kembali ke atas meja.
"Yoo Jin ... lain kali, jangan pernah menolak tawaranku untuk mengantarmu pulang," Min Ho menghela napas berat, "aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi. Aku tidak mau sampai hal itu terjadi."
Yoo Jin menunduk; dia terlalu malu untuk menatap Min Ho. Pemuda itu tetap menolongnya bahkan setelah lontaran kata-kata jahat yang ia keluarkan.
Gejolak emosi yang belum stabil membuat Yoo Jin menjadi lebih sensitif dan emosional, titik-titik air mata mulai berjatuhan membasahi selimutnya.
"Maaf, aku sudah bersikap kasar padamu seharian ini. Aku tidak tahu nasibku seperti apa jika kamu tidak kembali." Yoo Jin terisak. Gadis itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, betapa dia merasa begitu tidak tahu diri setelah menyakiti Min Ho dan sempat berharap pemuda itu akan kembali menyelamatkannya. Walau nyatanya Min Ho kembali.
"Sudah, sudah, jangan menangis lagi. Pria itu sudah ditahan sekarang, polisi mungkin akan menghubungi beberapa hari lagi." Min Ho menarik Yoo Jin ke dalam dekapannya dan membelai surai wanita itu untuk menenangkannya.
Setelah sekian lama, Yoo Jin berhasil mendapatkan kehangatan yang didambakan. Ia tidak pernah mengira berada di dekapan Min Ho bisa terasa begitu aman dan ... nyaman.
Karena sejujurnya ia merindukan pemuda itu setengah mati. Sejujurnya ia terus menanti pemuda itu untuk kembali hadir ke dalam hidupnya. Entah berapa ratus kali ia menyebut nama pemuda itu setiap malam, bertanya-tanya soal kabarnya, bertanya-tanya kapan mereka akan bertemu kembali. Bertanya-tanya tentang takdir mereka, apakah semesta merestui mereka? Atau semua itu hanyalah sekedar kenangan yang menumpang lewat dan pertemuan mereka hari itu benar sebuah kesalahan?
Namun rasa kecewa itu tetap ada, dia masih belum bisa meninggalkan Yoo Jin dengan damai. Perasaan bahagia dan takut itu bercampur menjadi satu ketika ia kembali bertemu dengan wajah itu, wajah yang pernah mengangkatnya tinggi hingga ke angkasa dan menariknya ke dasar laut terdalam dalam satu tarikan.
Ada perasaan khawatir yang ia rasakan ketika ia kembali dipertemukan dengan cinta pertamanya. Takut kejadian di masa lalu akan terulang.
Min Ho melepaskan tautan mereka, ditatapnya Yoo Jin tepat di kedua netranya; tatapannya begitu dalam, namun lembut dan rapuh di waktu bersamaan.
"Jangan menangis, aku sakit melihatnya."
Yoo Jin mengusap derai air mata yang membasahi pipinya. Melihat Min Ho yang terlihat menderita juga menyayat hati Yoo Jin. Perasaan memang tidak bisa dibohongi, dia masih mencintai pria itu bahkan setelah belasan tahun berlalu dan setelah semua yang terjadi, rasa itu masih di sana dan tidak akan berubah hingga kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phobia {SUDAH TERBIT}
Fiksi Penggemar{COMPLETED} "Maukah kamu menyelamatkanku dari jurang rasa takut ini?" -Lee Min Ho • "Aku benci perempuan ...." Begitu kata Minho sesaat setelah Yoojin menyentuh pundaknya. Menceritakan lika-liku kisah cinta pertama Minho yang rumit karena trauma yan...