Seventeen - Kimchi

1.2K 191 29
                                    

"Kimchi? Kalau bukan orang yang suka, apa mungkin orang yang gak suka?"

Semuanya lantas menoleh menatap Jungkook. Ada benarnya juga. Bisa saja yang dimaksud adalah orang yang tidak suka makan kimchi.

"Tapi ... emangnya di antara kita ada yang gak suka sama kimchi?" Yuna balik bertanya.

Detik berikutnya, semua orang menggeleng dengan kompak. Tidak ada yang tidak menyukai kimchi di antara mereka. Semuanya suka.

Ruang tamu lenggang. Tidak ada yang bicara lagi setelahnya. Seharusnya petunjuk ini mudah untuk mereka tebak. Tapi entah kenapa rasanya jadi sulit.

"Bener deh ini kita harus buat kimchi," sahut Mingyu. "Terus nanti kayak Lisa, korban selanjutnya bakal meninggal setelah makan kimchinya. Mungkin aja kayak gitu, 'kan?"

Entah bagaimana Mingyu bisa berpikir sejauh itu. Tetapi jika dipikir-pikir, ucapannya Mingyu sangat masuk akal.

"Gimana, Nu?" tanya Jaehyun, "Apa kita beneran harus bikin dan makan kimchi? Atau ada pemahaman lain?"

Eunwoo menggeleng, "Dari pemikiran gue sih cuma antara orang yang suka atau gak suka kimchi. Kalau soal yang Mingyu bilang ... masuk akal, sih. Tapi kayaknya jangan dulu, deh. Kita tunggu sampai besok, kalau aman-aman aja—”

"Kalau aman-aman aja berarti kita gak usah ngapa-ngapain," selak Seokmin.

"Ya ... ya udahlah, ya? Kita diem aja, gak usah ngapa-ngapain. Kalau memang kita harus mati, ya ... apapun caranya, pasti kita bakal mati. Sesuai sama apa yang pelaku itu mau," ujar Younghoon.

Sekarang mereka jadi tidak tahu harus berbuat apa. Mina jelas tidak jadi menonton televisi, lebih tepatnya tidak bisa. Lainnya pun bingung mau melakukan hal apa.

"Min," panggil Yuna, "gue pinjem novel-novel lo, ya. Bosen banget ini gak ngapa-ngapain jadi gue mau baca."

Mina mengangguk, "Ya udah baca aja."

"Eh, Mina. Kemarin pas baca berdua sama Chaeyeon, Yuna napsu banget balik halamannya sampai ada yang sobek," cerocos Eunha tiba-tiba.

Yuna refleks melotot, "Apa-apaan? Mana ada! Gue balik halamannya udah kayak lagi nepok pantat bayi, pelan banget gitu. Gak usah kompor, ya, Na."

Eunha tercengir seraya menunjukkan kedua jarinya yang membentuk huruf V pada Yuna. Mina ikut terkekeh pelan.

"Kalau beneran juga gak papa, Yun. Santai aja," balas Mina.

Detik berikutnya, Yuna dan Eunha menatap takjub punggung Mina yang melenggang pergi ke halaman belakang.

"Bener, ya, kata Seokmin. Habis seminggu disekap, Mina jadi rada-rada," gumam Eunha.

Yuna mengerjap, "Ini novel kalau gue robek beneran halamannya, Mina marah apa kagak, ya?"

"Coba aja," Eunha menyahut dengan cepat. "Tadi, 'kan, Mina bilang gak papa. Santai aja. Ya udah sobek aja."

"Gak mau."

📝📝📝

Sepanjang hari ini Jihyo terus sama melamun. Dia duduk di pinggir kolam renang dengan kedua kakinya yang ia celupkan ke airnya.

Seharian ini Jihyo menghabiskan waktu untuk melamun. Memikirkan semua perkataan Seokmin yang menyebut Mina 'aneh' dan segala perubahan pada diri temannya itu.

Memang terlihat jelas jika Mina berubah di beberapa hal, tapi menurut Jihyo hal itu normal-normal saja. Mungkin karena gadis itu terlalu lelah.

Escape | 97L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang