Eighteen - What the Last?

1.3K 205 39
                                    

Uhuk.

Sontak saja semua kepala yang ada di sana menoleh menatap ke arah Mina yang baru saja terbatuk-batuk.

Usai menandaskan setengah isi gelas, Mina menatap bingung pada teman-temannya yang menatapnya dengan tatapan horor.

"Kenapa lo pada ngelihatin gue kayak gitu?" Mina mengernyitkan kening.

"Lo gak papa, Min?" tanya Mingyu.

Mina menggeleng, "Gak papa. Tadi tiba-tiba kesedak, but it's okay."

"Sumpah, ya ... gue jadi parno banget ini," celetuk Jihyo. "Jangankan batuk, lo pada berdeham aja rasanya jantung gue udah mau copot."

"Kedengeran lebay tapi iya bener. Gue setuju sama Jihyo. Batuk dikit aja bikin panik. Gue auto keinget sama kejadian Lisa, sumpah," sahut Yuna.

"Apalagi gue!" Mingyu meninggikan suara—nyaris memekik, "Gue yang bikin sarapan soalnya. Udah mah panik, udahannya gue ngerasa bersalah."

Sampai akhirnya mereka selesai sarapan, tidak ada satupun di antara mereka yang kenapa-kenapa. Semuanya masih aman, entah sampai kapan.

Mereka kembali ke ruang tamu. Duduk diam seakan mereka hidup hari ini hanya untuk menunggu siapa yang akan keracunan dari sarapan buatan Mingyu.

"Gak ada apa-apa nih? Kalau iya, gue mau sujud syukur, dah. Puji Tuhan Haleluya banget ini mah," ujar Mingyu.

Winwin menggeleng, "Gak tahu, Gyu. Semoga beneran gak ada apa-apa, ye. Biar lo bisa sujud syukur beneran."

Tapi pada kenyataannya, harapan Mingyu dan juga semua teman-temannya sirna. Detik berikutnya, semuanya berubah dalam sekejap.

Ketenangan mereka langsung digantikan dengan ketegangan. Jungkook tiba-tiba saja terbatuk kencang tanpa henti sampai akhirnya cairan merah kental keluar, mengotori telapak tangannya.

"Apa hubungannya kimchi sama Jungkook!?" Mingyu tiba-tiba saja berteriak frustasi.

Pria itu menjambak rambutnya sendiri sanking tak pahamnya perihal kolerasi antara kimchi dan Jungkook.

"Oh, God! Gue mau bantuin tapi gak bisa ...," Yuna merengek kesal.

Meratapi nasibnya yang hanya bisa melihat satu per satu dari teman-temannya pergi begitu saja tanpa ia bisa membantu.

Bahkan, bisa dibilang mereka sendiri yang menyebabkan kematian teman-teman mereka. Choi Yuna benci ketika mengingat hal itu adalah kenyataan yang harus mereka hadapi.

"Jek, maapin gue ...," ujar Mingyu yang kini berlutut di samping Jungkook.

Jungkook menggeleng dengan lemah. Itu bukan salah Mingyu. Semuanya juga tahu kalau Mingyu sama sekali tidak salah. Takdir Jungkook saja yang kurang beruntung.

"Gue berdoa dan berharap semua ini cepet selesai dan lo semua bisa balik ke dunia asli," ujar Jungkook.

Detik berikutnya Jungkook kalah. Untuk yang kesekian kalinya, mereka harus kehilangan salah satu teman yang berjuang bersama mereka di sini.

Lagi-lagi mereka harus merasakan duka. Delapan kali. Sudah delapan teman mereka yang pergi. Ada delapan teman mereka yang kehidupannya dirampas begitu saja oleh orang yang bahkan mereka tidak yakin dia adalah orang—manusia.

📝📝📝

Mereka terdiam, melamum pada posisi masing-masing karena lagi-lagi tidak tahu harus melakukan hal apa. Belum ada petunjuk baru yang muncul.

Tes.

Eunwoo merasa ada sesuatu yang jatuh di kepalanya. Detik berikutnya, beberapa dari teman-temannya juga merasakan hal yang sama.

Escape | 97L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang