Sixteen - Odd

1.2K 185 34
                                    

"Gue udah bilang, 'kan? Feeling gue setelah ini korbannya yang cowok. Bener, 'kan? Itu gue."

Jihyo menggeleng, "Jangan ngomong begitu, Hao. Belum tentu lo yang jadi korban selanjutnya."

"Gue yakin banget itu gue yang dimaksud, Hyo," balas Minghao.

Suasana hening. Semuanya terdiam. Tidak tahun harus bereaksi apa atas ucapan Minghao barusan.

Di dalam hati, sebenarnya mereka tahu siapa sosok yang dimaksud oleh petunjuk itu. Jawabannya bener Minghao. Hanya saja mereka tidak ingin menerima kenyataan itu.

Entah apa yang akan terjadi pada Minghao sebelum pria itu benar-benar pergi, mereka tidak sanggup memikirkannya. Tidak mau dan tidak siap untuk melihatnya.

"Ayo, Guys ... kita balik ke rumah June," Eunwoo mengulang lagi ajakkannya.

Mereka berlimabelas kembali ke rumah June dengan keheningan. Tidak ada yang bicara karena mereka semua asyik dengan pikiran masing-masing. Berusaha mengusir pikiran dan perasaan negatif mereka.

Di satu sisi, mereka senang karena akhirnya Mina berhasil ditemukan. Di sisi lain, mereka sedih karena setelah satu temannya datang, satu lainnya akan pergi. Entah harus berapa orang lagi yang harus mereka relakan untuk pergi.

"Argh!"

Belum juga masuk ke rumah June, bahkan Younghoon yang berdiri paling depan pun belum sempat membuka pintu rumah, tetapi sebuah teriakan lolos dari bibir Minghao.

Sebuah panah yang berbentuk seperti kuas cat menancap bebas di tengkuk pria bermarga Xu itu. Sukses membuat tubuh Minghao perlahan tapi pasti, mulai membiru.

Choi Yuna menangis. Besar perasaannya ingin menolong Minghao untuk mengeluarkan entah racun apa dari tubuh pria itu. Tapi tidak bisa. Selain karena Yuna tidak tahu cara dan obatnya, Minghao memang sudah jelas tidak selamat. Apapun usaha mereka untuk menyelamatnya, pria itu tetap tidak akan selamat.

Mingyu memapah Minghao untuk dibawa masuk ke rumah. Ia dudukkan tubuh lemah yang nyaris membiru sempurna itu di sofa.

"Minghao ... lo hebat karena udah berjuang sejauh ini," ujar Eunwoo dengan suara yang amat pelan.

Cha Eunwoo berujar dengan amat lirih. Bahkan bola matanya ia larikan ke arah lain. Tidak berani untuk menatap langsung Minghao. Eunwoo tidak tega, sekaligus tidak sanggup.

Minghao berusaha tersenyum di saat seluruh tubuh dan wajahnya amat kaku untuk digerakkan.

"Lo semua harus pulang," ujar Minghao dengan terbata-bata. "Habis ini, jangan ada korban lagi. Gue yang terakhir."

Setelah itu, Minghao tidak lagi bicara. Matanya terpejam dan pria itu sudah kalah.

Semuanya pun mengharapkan hal yang sama. Ini yang terakhir. Tidak ada lagi korban selanjutnya. Tapi mereka pun tahu hal itu tidak mungkin. Mereka tahu pasti jika masih ada yang akan pergi.

📝📝📝

Eunwoo memutuskan agar mereka semua beristirahat total hari ini, bahkan mungkin sampai beberapa hari ke depan.

Mereka sudah tidak harus pergi memeriksa rumah Minnie yang menjadi rumah terakhir yang belum mereka periksa karena Mina sudah ketemu. Pun belum ada petunjuk baru lagi setelah kematian Minghao tadi pagi.

Mina yang seharusnya beristirahat atas perintah Eunwoo, nampaknya tidak bisa menuruti sang ketua kelompok. Para gadis menghampirinya yang diberikan tempat istirahat khusus—kamar tamu rumah June. Mereka datang untuk bertanya banyak pada Mina.

Escape | 97L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang