Nineteen - Last Step

1.3K 182 32
                                    

"Enu ...."

Si pemilik nama menoleh, mendapati Cho Miyeon berjalan menghampirinya dengan langkah ragu, dan kepala yang tertunduk takut-takut.

Eunwoo tersenyum, "Iya, kenapa, Yeon?"

"Ada yang mau aku bicarain, Nu. Berdua aja sama kamu," balas Miyeon.

"Boleh, soal apa?" Eunwoo mengernyit heran karena nampaknya Miyeon terlihat sangat serius.

Sebelum mulai bicara, Miyeon menoleh ke kiri dan kanan, memastikan jika tidak ada teman-temannya yang akan mencuri dengar obrolannya dengan Eunwoo.

Untuk hal yang satu ini, Miyeon hanya ingin Eunwoo yang tahu. Setidaknya, jika memang ada orang lain yang dengar, Eunwoo sudah tahu lebih dulu.

"Soal petunjuk itu," ujar Miyeon pelan. "Setelah aku pikir-pikir, kayaknya bukan siapa yang paling muda di antara kita, tapi siapa yang paling terakhir muncul di antara kita."

"Mina maksudnya?"

Miyeon mengendikkan bahu, "Mungkin. Tapi bisa jadi juga aku. Di kelompok ini, 'kan, aku yang paling terakhir gabung."

Eunwoo terdiam. Meresapi baik-baik dugaan kedua Miyeon setelah dugaan mengenai siapa yang lahir terakhir di antara mereka dan mengarahkan petunjuk itu pada Yugyeom.

Sekarang dugaan baru muncul dengan mengarahkan Mina dan Miyeon sebagai jawabannya. Tapi dalam hati Eunwoo, pria itu merasa bukan ketiganya yang dimaksud petunjuk itu.

"Aku cuma berani ngomongin ini sama kamu karena kamu ketuanya. Temen-temen lain seneng banget karena Mina udah ketemu. Aku gak mau aja rusak kebahagiaan mereka karena dugaan aku," Miyeon menghela napas.

"Iya, gak papa," Eunwoo mengangguk. "Gue menghargai pendapat lo kok, Yeon. Dari awal lo banyak bantu kita buat mecahin petunjuk sebelum-sebelumnya. Tapi ... entah kenapa gue merasa petunjuk ini bukan ngarah ke kita—orang, tapi sesuatu—benda."

Kali ini gantian Miyeon yang terdiam, "Bener juga, Nu. Bisa jadi itu. Tapi di sini banyak banget ben—oh! Mungkin arti petunjuknya barang terakhir yang kita bawa? Hasil meriksa rumah?"

"Itu juga bisa jadi. Nanti kita ngumpul, deh, biar bisa bahas bareng-bareng. Lo tenang aja. Temen-temen yang lain gak akan nyalahin lo karena dugaan itu kok. Ambil contoh aja dari dugaan Mingyu. Gak ada yang nyalahin dia," ujar Eunwoo.

Miyeon mengangguk, "Iya, Nu. Thanks."

📝📝📝

Seperti apa yang Eunwoo katakan, mereka tengah berkumpul di ruang tamu sekarang ini. Membahas pembicaraan Eunwoo dan Miyeon beberapa menit sebelumnya.

"Jadi makin luas dong pengartiannya?" Winwin menghela napas, "Makin gak bisa ketebak kalau begini caranya."

Mingyu mengangguk, "Tapi masalahnya, semua dugaan itu masuk akal, Win. Jadi, ya ... kita harus coba semuanya?"

"Hal terakhir yang kita datangin? Rumah Miyeon?" Jaehyun berujar seraya mengernyit, tak yakin dengan ucapannya sendiri.

"Terus maksudnya kita harus bakar rumah Miyeon gitu?" sahut Rose.

Sebagai sosok yang tengah dibicarakan, Miyeon hanya bisa mendengar seraya tersenyum tipis menanggapi obrolan teman-temannya. Dirinya juga tidak tahu harus memberikan reaksi apa.

Prang!

Tiba-tiba saja guci besar di samping pintu rumah terjatuh dan pecah sendiri. Sontak saja membuat mereka semua terkejut bukan main.

Escape | 97L [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang