TIGA

7.4K 459 28
                                    

Psikopat tampan

Bau darah memenuhi ruangan bernuansa hitam, seulet lelaki terlihat tengah mengeksekusi korban nya diatas ranjang berwarna merah.

Ralat lebih tepat nya pelacur yang ia sewa tadi malam di club.

"Hikss.. Dewa sakit" lirih gadis itu dengan derai air mata.

"Sstt tadi kata tante mau ajarin Dewa ngegambar gimana si" rengek Dewa seraya mengerucutkan bibir nya lucu

Pelacur yang diketahui bernama Raya itu menggeleng. Ia menyesal menyetujui ajakan lelaki ini untuk menyewa nya, ia juga tidak menyangka bahwa lelaki bermata keabuan adalah seorang psikopat.

"Menurut tante gambar apa ya yang bagus?" Tanya Dewa, Raya menggeleng ia sudah tidak kuat.

Dewa merajuk. "Ihh gak asik! Dewa ngambek ni ya!"

"Saya mohon.. Lepaskan saya" mohon Raya ketika mata nya melihat pisau yang berlumuran darah milik nya. Sensasi dingin menyentuh perut nya, entah apa lagi yang tengah di gambar oleh Dewa

"Arghhh" Perut nya perih, bukan hanya perut nya tapi tangan kaki dan leher nya pun tak luput dari tangan psikopat tampan ini.

"Ahah! Dewa punya ide, gimana kalo kita gambar bunga mawar aja? Atau bunga matahari?" Tanya Dewa dengan mengetukan jari nya di dagu.

Mata tajam Dewa melihat tubuh Raya yang sudah tidak lengkap. Kedua kuping teriris, sebelah bola mata yang dicungkil. Dan beberapa gambar yang dia lukiskan di bagian lengan dan juga leher

Menancapkan lebih dalam mata pisau kesayangan nya di betis perempuan itu, kemudian menarik nya ke atas hingga ke bagian dada.

Membentuk pola abstrak di perut datar Raya, tubuh Raya bergetar hebat. Mata nya membola merasakan sakit dan juga cairan berbau anyer menyeruak di indra penciuman nya. Membuat ia mual.

Raya sudah tidak bisa merasakan apapun lagi, Sakit sangat sakit lebih baik ia mati dari pada menahan sakit.

"Arghhhhh sa-sakit. Ampun hiks sakit" lirih Raya dengan suara lemah.

"Tante berisik tau! Dewa lagi fokus ni ngegambar nya" kesal Dewa, ketika kegiatan nya menggambar kelopak bunga di perut rata milik Raya terhenti.

Mata Raya sudah hampir tertutup, tidak kuat menahan sakit di tubuh nya. "Eng-engga saya mohon sakit.. Lebih baik kamu bunuh saya sekarang. Hiks"

Raya sudah pasrah dibawah kukungan Dewa, ia tidak kuat menanggung sakit lebih jauh. Bahkan ia merasakan tubuh nya mati rasa.

Dewa memiringkan kepala nya. "Engga ah! Dewa lagi main tau. Tante massa gak mau temenin Dewa main si!" Keluh Dewa

"Bunuh saya Dewa..."

"Engga ya!"

"BUNUH SAYA!"

jleb

Dewa mengunuskan pisau nya tepat ka arah jantung Raya.

"Huh gak asik!" Dewa ngambek, niat hati mau main sampai pagi ia urungkan melihat korban nya sudah mati lebih dulu.

Nyawa Raya mati, menghembuskan nafas terakhir nya di genggaman psikopat tampan. Ruangan itu menjadi saksi betapa kejam nya seorang Sadewa.

Drtt drtt

Getaran di saku celana nya membuat Dewa mengeryit, menaruh kembali pisau kesayangan nya yang sudah berlumuran darah ke lantai.

"Apa si ganggu aja lo!" Ngegas aja ni anak kerjaan nya.

"Yeeee ucapin salam apa ge! Yang sopan ama bapa lo Dewa!" Ucap Rakha kesal, kenapa anak nya sangat suka ngegas?

Dewa berdecih ingin rasanya ia melempar senapan ke kepala pak tua yang menjabat sebagai bapa nya. Tokoh utama yang buat dia ada didunia. Sperma sialan emang!

Our Of SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang