DUA BELAS

2.7K 184 16
                                    

•hargai selagi ada, karena kita tidak pernah tau kapan perpisahaan itu tiba.•


Happy reading💙

Bunyi monitor pendeteksi terdengar begitu nyaring di ruangan serba putih itu, di brangkar terlihat gadis cantik sedang terlelap.

Mata lentik nya yang memberikan binar kebahagiaan kini redup, digantikan wajah pucat pasi dihiasi goresan di kedua pipi nya. Tapi ia tetap cantik.

Lelaki bernetra keabuan itu memandang sendu ke arah wajah cantik gadis yang menjadi kekasih nya. Rasa bersalah terus memenuhi pikiran nya

Jika saja ia bisa tepat waktu menemukan titik terang di mana kekasih nya berada, mungkin kekasih nya tidak berada di sini sekarang.

"Bangun Ze, maafin aku. Maafin aku yang gagal jagain kamu, aku mohon buka mata kamu. Kamu liat deh hehe ak-aku bego kan jagain kamu aja engga bisa. Bangun Ze" lirih Dewa dengan menggenggam jemari lentik milik Zea.

Pintu ruangan terbuka, disana kondisi El tidak jauh berbeda dengan Dewa. Rasa bersalah nya teramat besar, karena ia adalah satu-satunya keluarga yang Zea miliki.

El menepuk pelan bahu kokoh Dewa, membuat Dewa menoleh dengan lelehan air mata di pipi nya "El. Kapan Zea bangun?"

"Lo pulang ya wa, bersihin baju lo dulu sekalian makan. Dari kemarin lo belum makan" ucap El seraya menghela nafas melihat keadaan Dewa yang begitu kacau

Sejak Zea di bawa kerumah sakit kemarin malam, Dewa belum mengganti pakaian nya yang dipenuhi bercak darah.

Dewa menggeleng "Kalo gue pulang, Zea bangun gimana? Engga gue engga mau pulang El"

"Kalo Zea bangun, gue bakal kabarin lo sekarang lo pulang dulu. Lo mau emang pas Zea sadar abang ganteng nya malah kaya gembel?" Lawak El supaya mencairkan suasana.

Dewa bergeming tangan nya tidak pernah lepas dari jemari Zea.

"Kata dokter apa El?" Tanya Dewa, ia kemarin tidak sanggup untuk mendengar penuturan dokter yang memeriksa kondisi Zea. Ia terlalu takut.

El memandang iba ke arah Dewa, tatapan mata pria itu kosong dan juga di sekitar nya menggeluarkan aura dingin.

"Kata dokter kemarin..

Flashback on

"Elang?" Panggil dokter yang menangani jalan operasi Zea

El bangkit dari tempat duduk nya dan menghampiri dokter di pintu ruang operasi

"Dokter Anton bagaimana kondisi Zea?"

Dokter berjas putih itu menghela nafas gusar "Sebelum kita membahas luka-luka Zea. Saya ingin bertanya, apa Zea mengalami kejadian seperti dulu lagi?"

Jantung El berdetak kencang, ia kira penyakit itu sudah sembuh, karena Zea yang selalu terlihat ceria. Sial! Ia lengah lagi.

"Saya pikir Zea sudah sembuh dok, Zea udah engga ketakutan lagi dia juga ceria ko." Jelas El mencoba berpikir positif.

Dokter Anton sudah tau bahwa Zea membohongi El. Abang nya sendiri "Zea sudah membohongi kamu, selama ini penyakit nya tidak pernah sembuh. Dan setiap hari ia selalu ketakutan, karena saya melihat di punggung nya ada goresan yang cukup panjang akibat benda tumpul"

Our Of SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang