Event pertukaran pelajar Kyoto pun akan segera dimulai. Kau duduk disebelah Utahime yang sedang berdebat dengan Gojo Satoru, hal tidak penting sebenarnya tapi kau tidak mengerti mengapa kedua pasangan senior dan junior itu adu mulut hingga Utahime melempar teh hijaunya pada Gojo. Namun belum sampai mengenai tubuh pria itu, gelasnya sudah terpental kebawah. Kau tidak peduli dan menatap layar yang menampilkan para siswa Tokyo dan Kyoto yang sudah berada diposisi nya.
"Baiklah, mari kita dengarkan dulu ucapan syukur dan kata penyemangat dari Utahime sensei." Gojo berbicara menggunakan alat pengeras suara.
Utahime terkejut dan menjadi kelabakan, "Ba-baiklah... Ah luka kecil memang tak bisa dihindari dalam acara ini namun kedepannya kalian akan saling tolong menolong dalam--"
"Waktunya habis." Kau terkekeh mendengar Gojo yang menyela perkataan Utahime, kau menggeleng pelan sambil menutup mulutmu.
"[Name] sensei, apakah kau mempunyai satu dua kata sebelum memulai acara ini?"
Kau menegakkan tubuhmu, "Jangan curang dan jadilah yang terbaik. Aku mempunyai sesuatu yang bagus untuk kelompok yang akan menang nanti." Kau tersenyum senang sambil mengembalikan alat pengeras suara pada Gojo.
"Nampaknya [Name] sensei mempunyai hadiah yang menarik. Baiklah tanpa basa-basi lagi, acara pertukaran pelajar Kyoto, dimulai!"
Semua murid langsung berlari memburu roh terkutuk yang tersebar dibeberapa wilayah. Kau melihat dengan serius layar televisi yang menampakkan kegiatan setiap murid. Semua orang yang ada di ruangan moderator tidak ada niatan untuk membuka suara, Gojo dan Utahime pun juga berhenti berdebat.
*****
"Jadi Toji sudah terbunuh?" Kau melihat pemandangan diluar jendela, suasana malam kota Tokyo memang bagus jika dilihat dari atas gedung. Lampu-lampu dan orang berlalu lalang pun terlihat menyenangkan.
"Ya, Zenin-sama. Menurut mata-mata kami, yang sudah berhasil membunuh Toji-sama adalah shaman dari klan Gojo. Pewaris six eyes, yang eksistensinya hanya bisa ditemui seratus tahun sekali." Ujar pelayan itu, kau mengalihkan pandanganmu pada sebuah buku sejarah yang berisi mengenai kebenaran tentang kumpulan klan-klan shaman di Jepang.
"Lalu, bagaimana dengan anaknya, Megumi? Dia hampir menjual anaknya sendiri."
"Toji menyerahkan urusan Megumi kepada Gojo Satoru, sekarang anak itu tinggal bersama kakak perempuannya. Anak dari istrinya yang sekarang."
Kau mengangguk paham dan menyuruh pelayanan itu untuk segera pergi dari ruangan mu. Toji adalah sepupumu, walaupun umur kalian terpaut jauh. Kau sedikit iba pada Toji yang terpaksa hengkang dari klan karena tidak punya energi terkutuk seperti shaman lain. Walaupun kau juga lebih banyak membencinya karena pria itu benar-benar brengsek, memeras uang para wanita untuk foya-foya dan berjudi.
Diumurmu yang ketujuh belas tahun ini, kau sudah dipersiapkan untuk menikah. Kau tidak tahu-menahu tentang siapa calon suamimu nanti dan kau juga tidak peduli. Kepalamu terasa pusing, kau lebih memilih untuk mengasingkan diri daripada tinggal di rumah utama klan Zenin.
Pikiranmu kembali melayang pada Gojo Satoru, siswa sekolah jujutsu tahun kedua yang berhasil membunuh sepupumu. Kau sangat yakin bahwa umur kalian seangkatan, walaupun dirimu tidak mengenyam pendidikan seperti lainnya. Klan Zenin lebih memilih untuk mengisolasi mu dari dunia luar, mereka membatasi setiap gerak-gerik mu, memberikan mu pelatihan extra untuk mengendalikan teknik kutukan mu secara sembunyi-sembunyi. Kau tidak tahu mengapa mereka melakukan itu, yang kau tahu, kau hanya harus menuruti semua perintah dari para tetua. Ya, setidaknya hingga kau mengerti setelah dewasa nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes [Gojo x Reader] ✓
FanfictionFINISHED [Full Name] adalah penyihir wanita terkuat dari klan Zenin yang memutuskan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Suatu hari, ia mengikuti rapat petinggi penyihir Jujutsu dan bertemu dengan pemilik sepasang mata biru langit yang membuat ia m...